Jangan lupa like ya..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Author PoV
.
.
.
.
.
.
.Suasana dingin malam hari menyelimuti membuat siapapun yang merasakannya ingin segera meringkuk di atas kasur untuk segera tidurndan beristirahat, tetapi nampaknya tidak dengan Marsha yang duduk sendirian di depan api unggun kecil yang sengaja dibuat untuk menghangatkan tubuh, dengan tatapan kosong serta pikiran yang kalut membuat Marsha kesal pada dirinya sendiri.
"Hei..", Aldo baru saja menghampiri Marsha
"Hei..", balas Marsha tersenyum canggung
"Boleh gue duduk?", tanya Aldo
"Duduk aja", jawab Marsha singkat tanpa menoleh kepada Aldo
"Kenapa belum tidur?"
"Belum ngantuk", jawab Marsha singkat, Aldo mengangguk-nganggukkan kepalanya paham
"Lo sendiri kenapa", tanya Marsha balik
"Gue jadwal jaga malam hari ini", jawab Aldo menatap Marsha di sampingnya
"Sendirian doang?"
"Bareng anak-anak yang lain juga kok..", gantian Marsha yang mengangguk
"Gue tau lo banyak pikiran.. dan gue juga ngerti kalau lo shock sama tempat ini", ucap Aldo menatap Marsha
"Gue cuma ga ngerti aja.. gue kaget, gue takut tapi gue juga pasrah.. gue ga ngerti gimana jelasinnya..", ucap Marsha tampak frustasi
"Ya i know.. but, sekarang lo di sini yang mau ga mau lo harus adaptasi..ga mudah, pasti. Siapa yang mau ngejalanin tugas kotor kayak gini? Ga ada..!", ucap Aldo menunduk
"Kalau gue boleh tau, lo kenapa bisa gabung dan ada di sini?", tanya Marsha hati-hati..Aldo seketika menatapnya.
"Kalau lo ga mau cerita, gpp kok", ucap Marsha buru-buru.
"Gue berasal dari keluarga sederhana Sha.. bokap gue cuma pekerja kantoran biasa sedangkan ibu gue juga cuma guru honorer..", Aldo meneguk minuman alkohol yang ia bawa sebelum melanjutkan ceritanya.
"Ada suatu ketika di mana gue udah semester akhir waktu itu, bokap gue di jebak sama teman kantor nya karena kasus korupsi.. gue dan nyokap shock waktu itu ya karena kita tau bokap ga mungkin ngelakuin hal kotor gitu", Aldo tersenyum licik mengingat kejadian itu.
"Gue tau bokap gue di jebak, dan gue mutusin buat cari tau dalang dari ini semua untuk minta pertanggung jawaban mereka atas bokap gue.. tapi mereka mengelak.. gue frustasi, gue ga tau musti ngapain sedangkan nyokap guewakti itu yang kesehatannya tiba-tiba menurun drastis bahkan sampai harus di rawat di rumah sakit", Aldo menarik nafas dalam..
"Gak lama dari itu takdir berkata lain.. nyokap gue meninggal karena tubuhnya terlalu lemah.. gue marah karena keadaan gue sendiri, gue ga bisa ngelakuin apa-apa karena gue ga berdaya, gue ga punya uang untuk dapat keadilan apa-apa..!", Marsha memberanikan diri untuk mengelus pelan punggung bahu Aldo untuk menenangkan pria itu
"Bokap gue kasih gue alamat dari teman lamanya.. gue juga ga ngerti kenapa dia kasih alamat itu dan untuk apa gue ke sana, gue ga tau.. gue datengin alamat itu dan gue melihat hal yang ga bisa gue bayangin saat itu di pikiran gue.. ", ucap Aldo terhenti
"Jangan bilang maksud lo tempat ini", duga Marsha memotong Aldo
Aldo mengangguk mantap atas pertanyaan Marsha
"Kenapa? Ga nyangka kalau orang yang justru bawa gue ke sini adalah bokap gue sendiri?", tanya Aldo dan tentu saja Marsha mengangguk
"Gue juga ga kalah kaget Sha.. jujur gue shock karena semua ini adalah hal yang ga pernah terbayangkan di pikiran gue.. tapi lo tau apa.? Gerakan bokap gue tercium oleh lawannya.. ga lama dari gue nemuin tempat ini, bokap gue meninggal di penjara. Beritanya bokap gue bunuh diri.. tapi gue ga percaya.. mereka takut bokap gur buka suara tentang perbuatan kotor temannya itu jadi gue yakin waktu itu adalah ulah mereka semua", ucap Aldo tertawa pelan membuat Marsha justru bergidik ngeri.
"Lalu apa yang lo lakuin setelah itu", tanya Marsha tegang
"Saat itu yang ada di pikiran gue, apapun yang harus gue lakuin untuk buat mereka semua mati, bakal gue lakuin", Aldo menatap Marsha datar
"Dan teman lama bokap gue ngebantu gue.. gue habisin mereka dengan cara terkejam yang bisa gue lakuin sampai ga tersisa..", ucap Aldo dengan seringai kejamnya membuat Marsha sedikit menjauhkan dirinya.
"Sorry sorry gue ke bawa perasaan lalu gue sampai cerita banyak ke lo.. lo pasti sekarang takut sama gue kan?", ucap Aldo namun seketika keningnya berkerut mendengar jawaban Marsha
"Engga.. gue ga takut sama lo", ucap Marsha jujur
"Kenapa?", tanya Aldo tersenyum lembut menatap Marsha
"Ya karena ini.. karena tampang lo ga ada seram dan ga ada kejam-kejamnya Do", ucap Marsha membuat Aldo tertawa pelan
"Oh ya? Masa? Padahal gue di kenal di sini jadi orang yang lumayan kejam loh", ucap Aldo meyakinkan Marsha
"Tapi bagi gue semua itu ga terlihat kok.. justru yang gue lihat sebaliknya", ucap Marsha
"Maksudnya", tanya Aldo bingung
"Ya semua yang lo ceritain tentang diri lo yang kejam itu.. gue ga liat itu sama sekali setidaknya bagi gue.. maksud gue kejam di kehidupan lo di dala di sini bukan saat lo lagi ngerjain tugas lo.. buktinya lo mau duduk sama bawahan lo sekarang.. ", terang Marsha yang akhirnya Aldo mengerti
"Ya karena bagi gue kita semua sama.. sama-sama sebenarnya ada di tempat ini, ngelakuin hal kotor gini.. cuma karena keadaan kita yang lemah buat kita harus ngelakuin ini semua", ucap Aldo memaksakan senyumnya membuat hati Marsha sedikit tersentuh
"Ya walaupun hal yang kita kerjain kotor, secara ga langsung kita juga melakukan hal kriminal, bahkan kita membantu para pernjahat kelas kakap untuk melaksanakan aksinya.. but sometimes i think we are cool.. gue tau ini aneh tapi ya emang kadang gur ngerasa keren aja kalau berhasil nangkep orang atau sejenisnya", ucap Aldo lalu mereka berpandangan kemudian tertawa bersama
"Ga lucu tapi kenapa gue katawa ya", ucap Marsha
"Karena gue memang lucu kali", ucap Aldo
"Dih pede", ucap Marsha membuang mukanya malas
"Tapi serius Sha.. gue harap lo bisa secepatnya adaptasi di sini.. gue tau ga masuk akal omongan gue tapi gue mau lo nikmatin pekerjaan lo sekarang terlepas apapun itu.. ", ucap Aldo serius
"Thank you.. semoga gue bisa", tidak dipungkiri Marsha merasa sedikit tenang setelah Aldo berbicara padanya, ia merasa ada sosok lain yang bisa menjadi teman setidaknya bagi dirinya di sini.
"Lo pasti bisa", Aldo menyentuh bahu Marsha sambil menatapnya tersenyum lembut.
"Gue tau gue ganteng, jangan liatin gue gitu dong", goda Aldo pada Marsha yang sedari tadi menatapnya.
"Dih apaan, engga ya..", elak Marsha
Aldo tertawa melihat Marsha yang salah tingkah..
"Iya, kenapa lo ganteng sih?? Kenapa lo juga baik sama gue? Ga, ga, ga boleh Sha.. lo ga boleh jatuhin hati lo sama siapa pun yang ada di sini", batin Marsha sambil diam-diam menatap Aldo yang sedang tertawa lalu ia tersenyum dalam diam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.- To Be Continue -
.
.
.- Thank you -
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAN HELL
Mystery / ThrillerMengisahkan tentang kehidupan segelintir orang yang bergabung untuk menjadi bagian dari sebuah komunitas ilegal dimana sama sekali tidak ada hukum yang berlaku ataupun polisi berwenang yang bisa mengontrol tempat itu. Habitat sekelompok penjahat bua...