74. PENYIAPAN

1.5K 244 37
                                    

Ngantuk banget, capek banget. Tanganku sakit banget juga. 😭
Jadi, tolong banget kasih aku semangat melalui vote serta komentar dari kalian, ya. Trims. ❤️

Minta doanya juga supaya aku dapat pembeli PDF LANANG hari ini buat biaya berobat bocilku yang lagi sakit. 🥺 Begadang ngerjain bab ini karena gak bisa tidur sambil ngelonin bocil. Huhuhu.

Jaga kesehatan ya, semuanya~

HAPPY READING!

__
____
_____

"HAH?" Gue cuma mampu memekikkan respons itu sesudah menyimak saran yang Kak Armet utarakan.

Woi, bentar, bentar? Apa gue nggak salah denger, nih? Kak Armet pasti nggak serius, 'kan?

Namun kakak cewek gue ini malah mengangguk-angguk penuh antusiasme seolah ide yang tadi dikatakannya sebuah gagasan paling brilian. "Iya, Feryan! Kakak saranin kamu bikinin aja Saga kue sebagai kejutan ulang tahun untuk dia," ulangnya mengutarakan.

Jelas aja gue makin tercengang. Anjir, rupanya gue nggak salah denger! Nggak habis pikir gue bisa-bisanya Kak Armet ngasih saran yang bahkan lebih ngawur dari usulan BDSM Zyas.

"Tapi Kak Armet tau sendiri Fery nggak bisa masak apalagi bikin kue, 'kan? Boro-boro bikin kue, Kak, Fery masak telor ceplok aja masih suka jejeritan," balas gue lalu menyambungkan dengan gumaman. "Apalagi kalo minyaknya kebanyakan. Itu telur udah macam petasan."

Nggak diduga, Kak Armet memutar bola mata menanggapi pernyataan gue tadi. "Duh, of course kakak tahu kamu nggak bisa bikin kue atau masak. So, let me explain detil rencana ini. Jadi, maksud kakak itu adalah ... kamu bikinin Saga kue--no, no, no, lebih tepatnya kakak bantuin kamu bikin kue untuk Saga and then, kamu sendiri yang akan menghias kue itu untuk Saga."

"Menghias, ya?"

"Iya. Itu lebih gampang ketimbang harus bikinin dia kue, 'kan? Kamu tuang krim ke atas kue itu nanti, dikasih tulisan, atau apapun lah yang mau kamu taruh di kuenya."

Kepala gue manggut-manggut memahami penjelasan yang disampaikan Kak Armet dengan binar penuh semangat.

Kemudian meneruskan, "Nah, menurut kakak, kejutan dari kamu itu akan jadi istimewa untuk Saga di hari ulang tahunnya. Apalagi kalo kamu ngasih kue tepat pada jam 00:00 ketika Saga genap berusia 19 tahun." Tangannya bertepuk-tepuk senang. "Gimana? Keren 'kan ide kakak barusan? Keren 'kan? Keren, dong! Masa, nggak!" sahutnya dengan ekspresi berseri-seri yang bikin gue terkekeh geli.

Cuma kalo dipikir-pikir, ide dari Kak Armet lumayan juga, sih.

"Fery sama sekali nggak ada kepikiran buat ngasih kejutan kayak gitu, Kak," aku gue.

Dia menghela napas. "Tapi Feryan mau nyoba, 'kan?"

Gue menatap pada piring mungil berisikan kue yang Kak Armet hidangkan untuk gue. Di sebelahnya, ada segelas susu dingin yang udah habis setengah. Mengingatkan gue pada pagi hari setelah perayaan ulang tahun gue. Di rumah Saga waktu itu.

Di momen ultah gue tahun ini, Saga menyiapkan begitu banyak kejutan untuk gue. Dari mulai panggung, makanan, kehadiran sahabat kami, bahkan kado juga.

Gelang perak yang ada di tangan kiri gue perhatikan serta kalung cincin yang nggak pernah ketinggalan gue kenakan. Sebelum akhirnya menatap kembali pada Kak Armet, siap memberinya jawaban.

"Oke deh, Kak! Ayo, kita coba!"

Senyum semringah Kak Armet terbit dibarengi anggukkan kuat. "Yeeey! Ayo, kita mulai latihan!"

Awalnya gue pikir, perkara menghias kue pasti bukan sesuatu yang ribet ketimbang harus membuat adonan kue apalagi mencetaknya. Tapi rupanya gue salah.

Udah berkali-kali gue nyoba, sekadar bikin tulisan HBD pakai krim aja hasilnya acak-acakan, anjir. Beneran gak guna banget gue punya tangan. Nulis di buku jelek, nulis di kue hasilnya lebih ancur lebur lagi. Setan.

Si Bangsat Kesayangannya Bego (SBKB#2) [BL Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang