"Ya!" Mingyu diam-diam mendekati Minghao yang berada agak jauh di belakang saudari-saudarinya, kemudian berdiri di sebelahnya.
Minghao melirik sebentar ke arah Mingyu lalu kembali menghadap ke depan, lanjut menyimak percakapan saudari-saudarinya dan para pangeran.
"Kau tampak sangat cantik dengan gaun itu."
"Terima kasih."
Minghao sedikit menjaga sikapnya agar tetap terlihat normal. Ia sepakat untuk memilih diam dan pura-pura tidak tahu akan apa yang diucapkan Lisa tempo hari.
"Kakak-kakak mu ternyata seksi juga ya- Argh!"
Minghao menyikut perut Mingyu. "Mau ku colok matamu?"
"Tapi aku serius, Hao." Mingyu berkacak pinggang. "Aku sudah ikhlas menerima perjodohan ini. Tidak ada salahnya kalau aku menikahi salah satu putri adomind. Soalnya mereka cantik-cantik."
"Kau pikir mereka mau sama pria mata keranjang seperti mu?"
"Ya! Setidaknya aku ini orang yang setia, Hao. Berapa pun banyaknya perempuan cantik di luar sana. Kalau aku bilang mereka cantik atau seksi, itu hanya sekedar bercanda, mereka hanya sebatas pencuci mata. Beda halnya ketika aku sudah menyukai seorang wanita. Aku hanya akan setia sama dia. Bahkan sampai aku mati."
"Kau membual lagi." Meski berkata seperti itu, Minghao nyatanya sedikit tersinggung dengan perkataan Mingyu. Ia pun mencuri pandang ke arah Mingyu yang tengah memasang wajah yang sangat serius.
"Ya! Coba lihat Vernon!" Minghao sedikit terkejut lantaran Mingyu langsung menoleh ke arahnya. Membuat mata mereka sempat terkunci sepersekian. lalu dengan spontan mereka menoleh ke arah telunjuk Mingyu.
"Dia sepertinya sedang mendekati saudari mu. Bukan kah itu adikmu? Wah... Sepertinya dia sudah terpincut oleh adikmu. Vernon, semangat!"
Minghao melipat kedua tangannya. "Hmm... Ternyata adikmu boleh juga."
"Dia belajar dari ahlinya."
Minghao memutar bola matanya. "Dasar mata keranjang."
"O-o-ooh... Adikmu menarik Vernon? Wah... Apa mereka sudah saling kenal sejak lama? Ada hubungan apa mereka dibelakang ku?"
"Hah?"
***
"Apa kau melupakan ku?..."
Pria itu diam sejenak, menunggu reaksi Seungkwan yang sepertinya tak kunjung mendapatkan petunjuk atas pertanyaannya tadi. "Boo?"
Mata Seungkwan terbelalak. "Astaga!" Seungkwan terperanjat kebelakang. Ia spontan menutup mulutnya saking terkejutnya.
Tiba-tiba saja kaki Seungkwan tersandung karena menginjak rok belakangnya sendiri. Pria itu dengan sigap menangkap bahu seungkwan lalu menariknya agar ia kembali berdiri dengan stabil. "Hey, hati-hati!"
"Tidak mungkin... Han... Sol. Kau Hansol kan?"
Vernon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ahaha... Hai. Lama tidak bertemu."
Seungkwan langsung menarik Vernon agar sedikit menjauh dari saudari-saudarinya.
"Kau seorang pangeran? Mustahil." Ucap Seungkwan yang masih menutup mulutnya.
"Kau juga seorang putri? Aku pikir... Kau..."
"Banyak hal yang terjadi. Mungkin akan ku ceritakan lain kali. Tapi, tunggu sebentar. Aku benar-benar terkejut saat ini. Ternyata kau Pangeran Vernon? Anak kecil yang dulu mengaku juragan sawah dan yang dulu aku dorong ke sungai itu ternyata seorang pangeran? Jadi selama ini kau menipu ku?"
"Tidak, tidak. Aku tidak bermaksud menipumu. Saat itu aku hanya tidak bisa mengungkap identitas asli ku."
"Pantas saja wajahmu sedikit familiar. Lagi pula... Kalau dilihat-lihat... kau sangat berubah sejak terakhir kita ketemu. Kau bahkan berpuluh-puluh lebih tinggi dariku sekarang. Padahal dulu kau pendek sekali."
"Wajar saja, kan aku laki-laki. Oh iya, bagaimana kabar ibumu?"
"Masih sama. Bahkan tokonya makin besar. Dia pasti sangat sibuk sekarang." Seungkwan sedikit murung karena merindukan sang ibu.
"Oh, maafkan aku."
"Tidak apa-apa. Aku sudah mulai terbiasa." Seungkwan membalas dengan sedikit senyum.
Ada sedikit rasa penyesalan di hati Vernon karena tiba-tiba ia menanyakan pertanyaan itu. Ia pun sepertinya mulai sedikit paham dengan apa yang terjadi pada Seungkwan. Hal seperti itu memang sering terjadi di dunia kerajaan.
"RAJA DAN RATU MEMASUKI RUANGAN!"
Semua tamu undangan, para pangeran, dan para putri, menengok ke arah pintu masuk.
Musik mulai dimainkan dengan sangat megah. 12 penjaga dengan sigap berjejer rapi di dekat pintu masuk. Mereka menghunuskan pedangnya ke atas membentuk gerbang sebagai bentuk penghormatan tatkala Raja dan Ratu dari Adomind dan Tarca memasuki ruangan.
Para putri dan para pangeran pun sudah berbaris rapi di depan singgasana untuk menyambut kedua Raja dan Ratu tersebut.
Semua orang menunduk dengan hormat tatkala kedua pasangan tersebut berjalan di tengah aula.
Sesampainya mereka di atas singgasana, musik pun dihentikan. Raja Leeteuk memulai penyambutan.
"Selamat datang kepada seluruh tamu undangan yang saya hormati dan saya banggakan. Kami sangat senang kalian datang di hari yang sangat spesial ini. Ada 2 hal yang akan aku umumkan hari ini. Yang pertama, tentu karena kehamilan permaisuri. Aku sangat berterima kasih kepada permaisuri karena bisa membesarkan putri putri-putri ku yang sangat luar biasa. Dan dengan ini aku ingin menyambut penerus ketiga kami dengan meriah. Dan pengumuman yang kedua, di hari ini, Saya, Raja Leeteuk dari kerajaan Adomind... bersama Raja Siwon dari Kerajaan Tarca... mengadakan pesta ini dengan bertujuan untuk mengumumkan... Bahwa Putri kami, Putri Jeonghan dari Kerajaan Adomind dan Putra Mahkota Pangeran Seungcheol dari kerajaan Tarca... Secara resmi telah bertunangan, dan akan segera menikah... Segera setelah kelahiran bayi yang ada di kandungan permaisuri."
'Apa-apaan ini?'
Jeonghan mengepalkan tangannya dengan sangat keras. Ia tidak tahu sama sekali, lebih tepatnya para putri tidak ada yang tahu, kalau pesta ini bertujuan untuk mengumumkan pertunangan Seungcheol dan Jeonghan. Mereka hanya tahu kalau pesta ini hanya untuk merayakan kehamilan sang ratu dan menjadi ajang pendekatan para putri dan pangeran.
Jihoon dan Jisoo yang berada di samping Jeonghan ikut terkejut dan merasakan amarah yang dipendam oleh Jeonghan saat ini. Jihoon lalu menyembunyikan tangan Jeonghan agar tidak terlihat oleh siapapun.
"Ayah sungguh keterlaluan saat ini." Gumam Minghao yang berada di dekat Wonwoo.
"Minghao, ingat! Kita masih di dalam pesta." Tegur Wonwoo dengan sedikit berbisik. Tangan minghao digenggam erat oleh Wonwoo, takut Minghao akan menentang ayahnya di depan publik.
"Jeonghan, Seungcheol. Silahkan maju ke depan. Kalian berdua akan bertukar cincin sebagai bentuk peresmian perjodohan kalian." Ucap Raja Leeteuk sambil tersenyum.
****_*****_****
SEE YOU LAGI ENTAH KAPAN :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Six (svt gs)
FanficKeenam gadis bersaudara dengan latar belakang yang berbeda-beda dikumpulkan dalam satu istana oleh seorang Raja yang mereka sebut Ayah. "Kalian berenam, akan aku jodohkan kalian dengan para pangeran dari negeri Tarca. Jadi, PERSIAPKAN DIRI KALIAN!"...