Chapter 28 Musim Semi

251 46 7
                                    

Sakura melambaikan tangan pada Hanabi yang mengantarnya ke cafe tempat Ino dan yang lain menunggu. Saat dirinya berjalan mendekat, Kiba tiba - tiba saja berdiri sambil mengangkat teleponnya. Sebelum menjauh Kiba menunjuk kursi yang ada tas olahraganya.

Sakura menggeser tas olahraga Kiba ke kursi kosong di sampingnya. Dia bisa melihat macaroon, choco mousse cake, fusilli carbonara, lychee tea, es kopi dan beef panini yang sudah tergigit. Seperti telah melintasi mesin waktu, semua makanan yang tersebar di hadapannya mengingatkan dirinya pada kenangannya bersama Kiba.

"Emm .. Ino, ini makanan siapa?"

"Punyamu" Hinata yang duduk di sebelah kanan Sakura menjawab sambil tersenyum.

"Yap, tadi dia pesan katanya untukmu, makan saja, masih hangat, baru datang" Ino menunjuk Kiba yang mengangkat telepon di luar cafe.

"Oh, terima kasih" 

"Katakan padanya, jadi, bagaimana kabarmu?" Tanya Ino.

"Biasa saja, aku sedang mencari tempat intern"

"Lulus?" Shino yang melihat Kiba kembali segera bertanya penasaran, memotong pembicaraan Ino dan Sakura.

"Sepertinya, masih ada tes kesehatan semacam itulah" Kiba menurunkan tas olahraganya ke lantai  dan duduk di kursi kosong di samping Sakura. Dia melanjutkan mengunyah panini daging miliknya sambil mengecek ponsel.

"Jadi mana yang kamu ambil?" Shino melanjutkan pertanyaannya.

"Hmm, kemungkinan seperti rencana awal Golden Sand"

"Golden sand?" Sakura yang menyimak pembicaraan Shino dan Kiba bertanya karena mendengar nama yang familiar.

"Uh.uh.. Golden Sand, aku dapat panggilan tes di Golden Sand, begitulah, makan" Kiba menunjuk pasta yang ada di hadapan Sakura. Kiba merentangkan tangan kirinya dan meletakkannya di sandaran kursi Sakura, nyaris menyentuh bahu Sakura.

"Ng? Shino kalau kamu?" Sakura memalingkan wajahnya ke arah Shino.

"Belum pasti, tapi aku baru tes di Konoha Jetz saja"

"Ooooh begitu"

Pembicaraan tentang tes masuk klub pun terhenti karena Ino mulai sebal dan bosan menyimaknya. Dia mulai mengutarakan maksudnya mengumpulkan Konoha 13. Dia ingin berlibur bersama ke villa musim panasnya.

"Dan kamu Sakura, aku tahu dari dia kamu libur musim panas ini, jangan banyak alasan" Ino menunjuk Shikamaru yang menguap lebar.

"Uurrggh .. Ino, berapa lama? Aku kan harus menyebar formulir internku dan aku benci musim panas"

"Duh, 4 hari"

"Haaaah, kapan?"

"6 Juli"

"Hah? 3 Juli, Sasori Senpai mengajakku pergi, kalau aku ikut kamu artinya aku harus ikut dengannya juga, Naruto kamu juga bodoh" Sakura melempar tissue ke arah Naruto yang tidak menyimak perkataan Ino.

"Kemana?"

"Tidak jauh dari villamu sepertinya"

"Yasudah tidak ada alasan, ikut keduanya"

"Ooh, benar aku lupa, acara tahunan Golden Sand, Yasudah, kita bisa susul mereka bareng Sakura-chan" Naruto yang sudah lulus, saat ini dalam masa percobaan sebagai PR tim volley Golden Sand.

🌸🐶🌸🐶🌸

"Kamu mau langsung pulang?"

"Hemm iya" Sakura menatap Kiba yang berjalan di sampingnya. Kiba yang seharian mengecek ponselnya.

"Kenapa tidak menginap?"

"Menginap dimana? Aku tidak mau mengganggu Ino dan Sai" Ino dan Sai sudah satu tahun tinggal bersama. Keduanya pindah ke apartemen dua kamar yang besar. Saat upacara kematian ibunya, Sakura sempat menginap di apartemen itu.

"Tempatku, ah bukan rumahku maksudku, Hana-nee dan Ibuku tidak akan keberatan, dibanding pulang malam begini, Shikamaru juga tidak pulang kan?"

"Aku pulang saja, kamu tidak perlu mengantarku, aku akan naik taksi, itu apartemenmu sudah terlihat"

"Oh, aku menyewakan apartemenku, aku tinggal di rumah lagi, nih aku dari tadi mengecek pembayaran penyewa" Kiba menunjukan ponselnya.

"Kalau aku ke rumahmu, kamu kemana?"

"Hah? Aku dan kamu ke rumahku, ada yang salah dengan itu?"

"Sebenarnya aku tidak bawa ponselku, aku belum mencetak tiket, aku sudah beli tiket baru untuk besok siang, aku mau menginap di hotel dekat stasiun"

"Tidak perlu buang - buang uang, menginap saja di rumahku" Kiba menarik tangan Sakura dalam genggamannya dan mulai berjalan menuju rumahnya.

🌸🐶🌸🐶🌸

Sakura berbaring miring di sofa sedang Kiba duduk di lantai dan bersandar. Keduanya menonton film yang di sewa Kiba dalam perjalanan pulang. Film drama komedi, Kiba terus tertawa terbahak - bahak sendirian sedangkan Sakura merasa asing di tempat yang familiar itu.

Sakura sempat bertemu Tsume dan Hana sebelum keduanya pergi. Tsume masih bertambah sibuk karena sudah menjadi kepala detektif di kantor polisi sedangkan Hana sibuk di rumah sakit hewan. Setelah keduany pergi tersisa Sakura, Kiba, dan Akamaru.

"Tidak suka film ini?"

"Oh, aku tidak tahu, sepertinya sudah lama aku tidak menonton film"

"Oh? Lalu apa yang kamu lakukan saat libur?"

"Hmm.. tidur..."

"Hahaha.. bodoh, benar - benar tidak berubah sedikit pun" Kiba menyandarkan kepala di bagian perut Sakura, dia kembali berkonsentrasi pada filmnya. Lagi - lagi Sakura seperti masuk ke dalam lorong kenangannya bersama Kiba. Bahkan saat ini Kiba dengan santai mengulang kegiatan favorit mereka. Kiba sangat menyukai film, dia secara rutin menyewa film dan memaksa Sakura menonton bersamanya.

Televisi, sound system, pemutar film semunya Kiba beli menggunakan uang jajannya saat sekolah dulu. Kiba sempat bercerita pada Sakura, ibunya mengamuk saat Kiba menyeting ruang TV menjadi arena bagi hobinya itu. Hana bahkan sempat kesulitan membuat Kiba meninggalkan rumah karena Kiba terpaku pada televisi. Untungnya saat masuk Akademi Konoha, Kiba memiliki latihan basket rutin.

"Oh? Telepon Shino, Hinata, di rumahku tidak ada orang, aku membawa Sakura menginap di rumahku" Kiba mengangkat ponselnya yang berdering.

"Kenapa?" Tanya Sakura setelah Kiba menutup panggilan teleponnya.

"Hah, Hinata mengikuti Naruto dan yang lain minum - minum, Naruto mabuk dan pergi dengan Shion"

"Kamu tidak menjemputnya?"

"Oh, biar Shino atau Neji saja, wah tamat.. ayo pergi tidur"

"Kenapa tidak menjemput Hinata?"

"Kalau aku pergi, kamu pergi kan?"

"Tidak akan, pergi kemana? Aku tidur di sini, jemput saja dulu"

"Eh? Tidur di kamarku"

"Tidak mau"

"Dengar, aku tidak semesu.." deringan ponsel Kiba kembali terdengar, nada dering sama, nada dering khusus Hinata.

Sakura duduk di ruang tamu yang gelap gulita. Dia enggan naik dan tidur di kamar Kiba tapi dia juga tidak bisa berubah pikiran untuk pergi. Kiba pada akhirnya pergi menjemput Hinata. Keesokan harinya Sakura hanya pergi tanpa sempat berbicara dengan Kiba.

Chance - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang