Chapter 18 Rahasia (3)

313 49 3
                                    

Naruto dan Ino terperangah setelah mendengar pengakuan dari Kiba. Setelah beberapa menit ruang tamu keluarga Inuzuka diisi oleh kesunyian, Ino yang mulai tersadar dari keterkejutannya berdiri dan lalu berteriak.

"Ino, berhenti berisik" Kiba menatap gadis pirang yang masih berusaha menguasai dirinya. Naruto menarik kaus basket yang dipakai Kiba.

"Sakura-chan? Kamu?"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Itu bohong kan?"

"Maaf ya rubah sialan, kalau Sakura menolakmu, bukan artinya dia akan menolakku juga"

"Sakura-chan? Sakura-chan?

Naruto mulai mengeluarkan bunyi - bunyian tidak jelas. Dia tidak bisa menerima pengakuan Kiba.

"Sebentar, kalian kenapa tidak terkejut?" Ino menunjuk Lee, Tenten, Shino, Sai, dan Hinata yang terlihat tidak terkejut.

"Aku? Aku, Lee, Shino jelas sudah tahu, sepertinya hubungan mereka di jurusanku bukan rahasia" Tenten mengangkat bahunya. Salah satu modifikasi yang diminta oleh Kiba adalah tidak perlu bersikap tidak punya hubungan saat di gedung jurusannya. Kiba meyakinkan Sakura kalau mahasiswa jurusannya tidak suka bergosip.

"Neji dan Chouji juga tahu, yah sepertinya seluruh anggota tim volly tahu sih, Kiba setiap latihan malam selalu menjemput Sakura" Lee menambahkan perkataan Tenten.

"Mm, anu, kalau aku .. terakhir kita ke bar sebelum Sasuke pergi, Kiba-kun meninggalkan Tamaki di rumahku, dan menjemput Sakura-chan di perayaan tim volly, jadi kupikir Kiba-kun pasti suka sekali pada Sakura-chan" Kiba mengangguk - angguk antusias mendengar pertanyaan Hinata, dia benar - benar menyukai Sakura.

"Sai? Sayang? Kamu tahu?" Ino melotot ke arah Sai yang masih tersenyum diam.

"Dari Sasuke, ngg aku mendengar jelek dan Sasuke bicara berdua, hmm anjing itu juga selalu gelisah setiap Sakura ikut pertandingan volly, dia uring - uringan di ruang klub" Sai menunjuk Ino dan Naruto "menurutku hanya kalian berdua yang tidak sadar, Shikamaru juga pasti tahu"

"Apa yang aku tahu?" Pintu yang terbuka secara tiba - tiba membuat Ino melompat terkejut.

"Shikamaru! Kamu tahu Kiba dan Sakura pacaran?"

"Mereka? Putus?" Mendengar kata putus, Kiba melempar bantal sofa berukuran kecil, tepat mengenai wajah Shikamaru.

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Kiba dan Sakura? Terkadang rambut Sakura berbau sama dengan dia, lagipula Sakura beberapa kali menggunakan kemeja Kiba untuk kuliah kan? Kali ini apa yang kamu kacaukan Ino? mendokusai"

Naruto mengambil ponselnya untuk menghubungi Sasuke.

"Kamu tahu di sini malam hari kan?"

"Tidak tahu, Sasuke, kamu tahu Kiba dan Sakura-chan pacaran?"

"Sudah putus?"

"Bangsat, tutup mulutmu Uchiha" Teriak Kiba.

"Oh, belum" Sasuke menutup sambungan telepon.

"Sai, harusnya kamu menghentikanku soal Tamaki, bagaimana ini? Kiba maafkan aku, aku benar - benar tidak tahu"

"Maaf, aku kira kamu tidak suka jelek berpacaran dengan anjing itu" Sai menarik Ino yang jatuh terduduk ke dalam pelukannya.

"Jadi kalian putus?"

"Siapa yang putus?" Secara dramatis, Hana tiba - tiba muncul dari pintu yang terbuka. Hana masuk sambil menggendong Akamaru yang dia temui di halaman depan dan tas besar berisikan makanan di tangan satunya.

"Kiba dan Sakura" Ino menjawab pelan.

"Ckckc, lagi - lagi, orang ini membuat masalah, jadi penyebab dia berantakan di pertandingan kemarin itu, Sakura?"

"Apa itu?" Kiba mengabaikan pertanyaan Hana.

"Makanan dari Bibi Mebuki, apa yang terjadi, kamu, coba jelaskan" Hana menunjuk Shino yang tidak ikut berbicara. Dengan terpaksa, dia mulai memberikan ringkasan cerita. Seperti Kiba, Shino juga takut pada Hana.

"Rasakan itu, sudah kubilang jangan sok ganteng, sudah kubilang jangan terima kue kering itu, kamu buta atau bodoh, masa tidak tahu Tamaki berharap lebih?, Ibu bakal marah besar kalau tahu"

"Gila, itu sebelum hubunganku dengan Sakura, aku tidak sebrengsek itu, dari semua orang di ruangan ini, kurasa kamu yang paling tahu perasaanku pada Sakura"

Kiba mengambil Akamaru yang masih berada dalam pelukan Hana. Dia mengambil dompet dan berjalan keluar setelah mendengar bel yang berbunyi.

"Nih, makanan kalian, makan, lalu bubar saja, aku mau ke rumah Sakura"

🌸🐶🌸🐶🌸

"Malam Bi"

"Oh, Kiba, Sakura ada di atas, kalian bertengkar ya?"

"Iya Bi, maaf"

"Tidak apa, kalau masih bisa berbaikan, berbaikan ya?"

"Bibi tidak masalah, Sakura hmm denganku?"

"Tentu saja tidak masalah, sudah sana naik, katakan pada Sakura, Bibi mau ke kediaman Uchiha"

Kiba mengetuk pintu kamar yang tertutup. Sekali, dua kali, pintu kamar itu tidak juga terbuka.

"Ah, terserah, aku masuk ya Sakura" Kiba membuka pintu, menemukan Sakura yang bergulung di balik selimut, kipas yang menyala pada putaran maksimal. Kebiasaan buruk Sakura yang baru - baru ini Kiba temukan, saat cuaca mulai panas dia akan memasang pendingin ruangan tapi bergulung dalam selimut karena kedinginan. Belum lagi jam tidurnya yang aneh. Kiba penasaran apa yang akan terjadi saat musim dingin, akankah Sakura berubah menjadi seekor beruang yang berhibernasi.

"Layanan pesan antar"

Sakura terkejut mendengar suara pria, dia yakin betul dia sedang tidur di kamarnya, bukan di apartemen Kiba. Setelah pertengkaran terakhir, Kiba melarikan diri, dia sama sekali tidak pulang ke apartemennya.

"Hah? Kiba? Apa yang kamu lakukan di sini?" Sakura terkejut melihat Kiba yang bersandar di kusen pintu kamarnya. Setelah melihat senyuman bodoh yang dia rindukan, Sakura tersadar akan amarahnya yang belum selesai. Dia melempar selimut yang membungkus tubuhnya, melompat dari atas kasur dan mulai memukul Kiba.

"Orang jahat, bajingan sialan!, mau apa? Dua hari, dua hari aku menunggumu di apartemenmu, apartemenmu!" Belum sempat Kiba menghentikan pukulan ke arah dada itu, Sakura tiba - tiba berhenti dan memeluknya, menangis sambil terus mengatakan betapa Sakura benci padanya.

Kiba menerima semua pukulan pelan dari Sakura, menunggu amarahnya reda.

"Dengar, maafkan aku, kamu terus berkata mau putus jadi aku lari" Kiba mengecup kedua mata yang masih mengeluarkan air mata. Sakura menarik wajah Kiba mendekat dan memberikan sebuah ciuman. Kiba bisa mendengar bunyi pecahan akal sehatnya.

"Ibuku .. Ibuku ada di bawah, hentikan" Sakura mendorong Kiba yang sedang menciumi lehernya.

"Tidak ada, tadi Bibi Mebuki, mmm .  Dia .."

"Dia apa? Selesaikan dulu bicaramu"

"Hah? Siapa dia? Oh, Bibi Mebuki ke rumah Uchiha"

Chance - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang