Chapter 45 Musim Dingin

252 35 11
                                    

"Kenapa kamu marah padaku?"

"Aku tidak marah, Hinata! Aku hanya bertanya, ah tidak, aku hanya memintamu untuk tidak mengatakan apa - apa pada Sakura!"

"Kenapa? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, kamu punya kesempatan yang lebih besar dibandingkan dengan menetap di Golden Sand!"

"Itu urusanku! Biar aku yang menceritakan itu, lagi pula aku tidak ada keinginan untuk transfer! Aku tidak punya alasan untuk membicarakan itu dengan Sakura"  

"Bukankah itu bodoh? Karirmu bisa melesat dengan pindah ke Ame atau kembali ke Konoha, kamu tahu nilai kontrak Konoha 5 kali nilai kontrakmu sekarang, kamu bahkan punya kesempatan untuk bermain di internasional di Ame"

"Nilai kontrak yang aku punya sekarang sudah cukup, internasional tidak pernah menjadi tujuanku"

"Omong kosong! Kamu hanya tidak mau berpisah dengan Sakura, bisakah kamu memilih orang lain? Orang yang mendukung karirmu?"

"Hinata! Semua ini, semua hal yang kamu sebut sebagai karir, aku lakukan karena Sakura memujiku! Aku melakukan ini semua hanya agar terlihat cukup baik di mata Sakura, itu awalnya"

"Tidakkah kamu menyukai basket?"

"Tentu saja, tapi tidak pernah di atas Sakura, Hinata, Sakura yang menunjukan jalan karirku"

"Kiba-kun, kalau saat di Akademi aku melihatmu, aku melupakan Naruto dan memilihmu, apa yang akan terjadi?"

"Apa? Hinata bukankah aku sudah menjelaskannya?, aku hanya menyayangimu sebagai teman, sebagai saudara perempuan yang lain selain kakakku, saat di Akademi ataupun sekarang..."

"Sakura kan?, aku ingat Hana-nee menegurku soal menjaga batasan denganmu" Hinata memotong teriakan frustasi dari Kiba.

Kiba benar - benar merasa frustasi dengan semua yang terjadi antara dirinya, Hinata, dan Sakura. Kiba sudah menjelaskan pada Sakura soal kontrak iklan dan meminta Sakura untuk ke Konoha sendiri. Sakura hanya menanggapi dengan dingin dan pertanyaan sederhana.

"Dimana aku akan tinggal selama menunggumu datang ke Konoha?"

Benar.

Kiba juga tidak tahu. Awalnya dia berniat menginap di rumahnya. Tanpa Kiba, Sakura hanya akan sendirian di rumahnya. Ibunya jelas akan bekerja sampai hari pertunangan Hana. Hana juga jelas tetap bekerja.

Kalau saja Hinata bersikap normal, Kiba akan dengan mudah meminta Hinata untuk menampung Sakura sampai malam tahun baru. Yamanaka Ino yang gila sedang dalam masa liburan, itu artinya Sakura tidak bisa tinggal di rumah Yamanaka. Pilihan terakhir adalah menghubungi Sasuke atau Naruto.

Belum selesai masalah itu. Kiba kembali menemukan Sakura yang menangis setelah kencan makan siang bersama para wanita. Perlu waktu sampai akhirnya Sakura memberi tahu alasannya.

Sakura akhirnya kembali meledak dan menangis. Dia mencoba membatalkan rencana untuk ikut ke Konoha, acara pertunangan Hana.

"Apa? Apa alasannya?"

"Kib, Ibumu menelepon Hinata dan mengundangnya untuk datang di acara itu, tapi Bibi Tsume tidak meneleponku, Kak Hana juga tidak" Sakura menangis terisak - isak disetiap kata yang dia ucapkan.

"Mereka suruh aku membawamu ke rumah Sakura, Ibu juga memberikan uang untuk membeli setelanku dan gaunmu"

Selain itu Sakura juga menceritakan soal tawaran transfer ke tim lain, dan banyak hal lain yang sebenarnya tidak akan pernah Kiba bahas dengan Sakura. Semua informasi yang dia dapat dari Hinata.

Kiba tidak bisa menemukan alasan ibunya menghubungi Hinata. Tidak ada. Seharusnya tidak ada alasan bagi Inuzuka Tsume menghubungi Hinata. Bertanya pada ibunya hanya akan memperkeruh suasana, ibunya bisa memukul Kiba jika tahu tentang urusan percintaannya yang kacau. Antara Kiba dan Sakura, tentu ibunya lebih menyayangi Sakura. Pada akhirnya Kiba memilih mengkonfrontasi Hinata.

Chance - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang