Chapter 32 Teman Masa Kecil

220 42 6
                                    

"Dimana Kiba?"

"Tidak tahu"

"Jadi? Berhasil?"

"Hentikan Ino! Tidak kami hanya bicara di kedai gelato" Sakura merona mengingat rasa kopi dan strawberry yang bercampur di dalam mulutnya.

"Sakura, ingat tidak setelah pemakaman ibumu?"

"Hmm? Apa?"

"Kiba ke Suna kan? Absennya sekarat saat itu, sepertinya soal hubungan Kiba dan Hinata tidak masuk akal, Kiba terlihat seperti menempatkanmu di peringkat satu dalam skala prioritasnya, Shino saja sampai muak melihatnya"

"Entahlah, tapi aku benar - benar mendengar suara Hinata"

"FWB? Euw.. tetap tidak masuk akal, kalian hanya sampai base 3, euw itu menjijikan bukan? Apa dia patah hati dan Hinata, uh menghiburnya?, aku jadi sebal pada Hinata dan Kiba"

"Sudahlah Ino, jangan begitu, saat itu aku sudah putus, mereka tidak berbuat salah"

"Bukan begitu, kalau Kiba seperti itu lebih baik lupakan saja dia, tapi euw.. itu gak cocok dengan image keduanya kan?"

"Sudahlah Ino, kepalaku sakit"

"Huh, tidur, minum obat dulu, aku tahu kamu benci musim panas, terutama liburan di musim panas, tapi Sakura, hidupmu masih panjang, ayo nikmati, Sakura kamu tahu kalau aku sayang padamu kan?"

"Tentu saja Ino, tentu aja, aku juga menyayangimu"

Sakura benci musim panas, benci liburan di musim panas, benci pada aroma pantai di musim panas. Dia sudah bertahan selama lima hari dengan bantuan obat tidur dan obat penenang, hanya semalam dia tidak mengonsumsi keduanya karena permainan Ino membuatnya mabuk berat.

"Sakura, bangun"

"Oh, Konan Senpai, ada apa?"

"Aku dan Sasori juga sebagian tim Golden Sand akan pulang hari ini, kamu mau ikut"

"Ikut, tapi Ino marah tidak ya?"

"Katakan saja kamu sakit"

"Sakit?" Sakura dan Konan menjerit bersamaan karena terkejut mendengar suara Kiba dari luar kamar.

"Katakan kalau butuh sesuatu" Sakura merasakan sesuatu merayap di dalam perutnya saat Kiba mengusap kepalanya. Sakura merasa bodoh hanya dengan beberapa kata dari Kiba, dia membatalkan niatnya untuk pulang.

"Aku, ng aku mau tidur, tapi bisa tidak kamu tidak pergi?"

"Aku ikut berbaring ya?, musim panas masih terasa berat?"

"Iya, haaah.. aku benci pantai, benci.."

Kiba bergerak mendekati Sakura yang berbaring tengkurap dengan wajah terbenam dalam bantal. Dia ingat alasan Sakura benci musim panas dan pantai. Liburan musim panas Ino adalah kegiatan yang sudah berjalan sejak Ino berumur 8 tahun. Menurut Sakura hanya orang - orang pilihan Ino yang bisa mengikuti liburan musim panas Ino.

Sejak keluarga Haruno hancur tentu saja Sakura tidak lagi jadi bagian dari musim panas Ino. Selain karena alasan internal keluarga Haruno, perpecahan antara Ino dan Sakura juga menjadi penyebabnya. Setelah Sakura pergi ke sekolah umum, Ino berusaha memperbaiki hubungan keduanya. Dia mengundang Sakura ke acara musim panasnya.

"Aah, benar, aku benci membicarakan ini, Ayahku kecelakaan pada musim panas, aku memintanya segera pulang karena aku ingin ikut Ino ke pantai, Ibuku tidak punya uang saat itu"

Sakura bergulung dalam pelukan Kiba dan mulai membasahi kaus Kiba dengan air mata. Sakura mengulang cerita yang dua tahun lalu sudah Kiba dengar, dan untuk kedua kalinya hatinya ikut merasakan rasa sakit yang menenggelamkan Sakura.

"Jinx, kurasa itu jinx, aku benci setiap aku menceritakan perasaanku atau saat aku meminta sesuatu, pasti terjadi hal buruk"

Sakura teringat saat dia menceritakan kehancuran keluarganya, ayahnya yang tidak pernah marah nyaris memukul wajahnya. Saat dia meraung - raung karena ingin ikut liburan musim panas Ino, ayahnya pergi untuk selamanya. Bahkan saat dia mengatakan seluruh isi hatinya tentang Kiba, ibunya sakit dan pergi untuk selamanya.

"Ayahku lari dari rumah, kurasa karena Ibuku pemarah, dia lari saat aku berumur sekitar 6 atau 7 tahun, setelah itu aku pikir perasaan suka dan cinta itu hanya omong kosong, aku menolak untuk menyukai wanita selain Ibu dan Kakakku" Kiba berhenti bicara untuk mengambil nafas dan mengecup pucuk kepala Sakura.

"Tapi, tidak juga, saat di Akademi, aku jatuh cinta dan itu rasanya menyenangkan, tidak berakhir dengan baik tapi menyenangkan, sejujurnya aku masih sering kesal saat mengingat akhir buruk itu"

"Uumm .. tapi ceritaku dan ceritamu sepertinya tidak berhubungan?" Tanya Sakura bingung.

"Hehe, aku mengubah jinxmu, mulai hari ini kalau kita saling terbuka hanya hal baik yang akan terjadi"

"Apa - apaan" Sakura tertawa geli. Dia tahu Kiba hanya asal bicara, tapi beban yang dia rasakan terasa berkurang.

"Serius! Coba sekarang bicara, semakin banyak kamu bicara, semakin besar nasib baik yang akan kamu terima" Sakura menyentuh pipinya yang tiba - tiba terasa panas. Seperti saat itu, saat pertama kali Sakura menyadari keberadaan Kiba. Sakura tahu dia masih jatuh cinta pada setiap hal konyol dan senyuman bodoh Inuzuka Kiba.

"Bodoh banget..."

🌸🐶🌸🐶🌸

"Kenapa?"

"Hah? Gak, gak ada apa - apa"

"Gimana Sakura?, sorry aku gak tahu kalian lagi bicara, kalau tahu aku gak bakal minta Hinata untuk memanggilmu"

"Gak masalah"

"Jadi? Kalian pacaran lagi?"

"Ya, tidak, hhmm, kurasa begitu, dia memintaku untuk menemaninya di atas, tapi gak, gak tahu juga, dia seperti memberi batasan, sampai aku pindah ke Suna, kurasa hubungan ini masih bisa berjalan kan?"

"Kib, urutanmu salah"

"Apa maksudmu?"

"Harusnya kamu ajak dia bicara soal rencanamu ke Suna dulu, baru melakukan hal lain"

"Hal lain?, aku tidak melakukan apa - apa"

"Tidak melakukan apa - apa?, ciuman kemarin malam itu apa?, dan katakan juga kenapa semalam itu kamu tidak melepas pelukanmu"

"Itu karena dia mabuk, dia akan terbangun dan sakit kepala setiap dia mabuk"

"Lalu kemana kalian pergi siang tadi?"

"Aburame Shino! Berhenti menginterogasiku, selesaikan sendiri" Kiba membanting arang yang dia pegang. Dia melihat Hinata berjalan mendekat, terpancing keributan yang terjadi.

"Kiba-kun, Shino-kun ada apa?"

"Tidak ada apa - apa, aku ambil minuman dulu" Kiba menyentuh sekilas pundak Hinata dan berteriak marah sekali lagi pada Shino yang tetap berbicara soal urutan yang salah. Sebelum menjauh, dia bisa mendengar Hinata bertanya penasaran pada Shino.

Sebagian besar anggota Golden Sand sudah kembali ke Suna. Hanya tersisa Uta dan beberapa temannya serta Toneri yang masih menggoda Hinata. Uta sejak 15 menit yang lalu terus menyalakan kembang api dan memanggil Sakura. Ino berkali - kali menegurnya, memintanya untuk membiarkan Sakura berisitirahat.

"Ino-chan, Sakura tidak butuh istirahat" Uta menjawab santai setiap Ino mengomelinya.

"Hentikan!"

"Oh, Inuzuka, aku penasaran kenapa kamu ikut campur?, hmm.. aaahh.. kamu suka Sakura?"

"Mereka mantan pacar" jawab Shino tenang.

"Mantan pacar? Sebentar kapan? Turnamen musim semi? Gila, bajingan gila, aku jadi ingin menghajarmu" Lee menahan Uta yang tiba - tiba marah dan Sai menahan Kiba yang terpancing.

"Dengar ya Inuzuka, aku tidak akan memberikan Sakura pada bajingan sepertimu"

NOTE :
Selamat baca zemuaah, tapi tapi tapi please note aku gak benci Hinata (jaga-jaga ada yang salah sangka ya)
Jadi jangan ada yang buka lapak hujat - hujat Hinata ya selama cerita berlanjut.

Chance - Kibasaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang