BAGIAN : 4 LORENA

4K 41 0
                                    

Siapa yang tidak kenal anak Tumenggung dari Malaysia yang jadi tamu pak walkot. Namanya Lorena baru duduk di bangku SMA sebaya dengan aku. Ia datang ke rumah diantar kerabat walikota dan jajaran lurah camat di daerahku hingga ayahku tidak berani komentar macam2. Baru kali ini aku dihormati seperti anak sultan ketika menemui tamu agung itu.

       "Gusti Banyu Seto" kata ajudan tumenggung yang pertama memperkenalkan namaku di negri jiran itu.

      "Daulat tuanku" jawabku menirukan di kamus jika bicara dengan petinggi Malaysia.

      "Saye nak mohon pertolongan awak bagi kesihatan Miss Lorena hari ini sila dicheck." kata ajudan itu.

      Awalnya aku hampir tak merespon karena aku tak ada waktu memikirkan jadwal sekolah yang padat. Tapi ketika aku melangkah masuk ke dalam kamar biru, aku jadi gemetar dan sangat berhasrat melihat Lorena yang sangat cantik dan berkulit putih.  Gadis remaja itu sangat cantik seperti gadis Melayu umumnya.

      "Open your cloth please to make easy ritualizing" kataku tiba2 lancar bahasa Inggris.

      Lorena seperti ketakutan awalnya, tetapi kemudian tersenyum ketika buka kerudung memandangi aku yang sudah siap dengan open kolor dan Abang jago yang tegak berdiri. Gadis cantik itu akhirnya melepas seluruh pakaian hingga bugil dan berjongkok menangkap Abang jago, kemudian mengulum dengan senang hati. Mata Lorena menatap tengadah memandangi wajahku yang tampan, sambil meremas Abang jago yang dikulum masuk ke dalam mulutnya.

       "Wow..awak nih kacak sangat. I falling in love with you." kata Lorena. Gadis Malaysia memang sudah terbiasa bebas di dalam negerinya sana, walau beragama Islam. Tetapi raja Malaysia tidak suka campur tangan urusan warganya apakah suka freesex atau selingkuh tidak pernah jadi masalah kecuali menentang raja.

     Lorena yang menurutku sangat cantik dengan body yang sangat sempurna, kulit putih, dada merekah dan goyangnya membuat lelaki akan cepat syuur. Aku yang terlahir dengan jago yang super itu tentu membuat Lorena kelojotan ketika terhimpit milikku.  Lorena selalu merintih karena rongganya tidak muat dan tersayat saat ritual. Aku tidak tega hingga harus menarik dan renggangkan jarak milikku dengan miliknya. Tapi Lorena tetap menahan pinggulku agar tetap laju in- out.

     "Hhhhh.. oughhh" lenguh Lorena ketika sudah ke 10 ia melepas cairan syurgawi membasuh milikku yg terus melaju.

      Aku merasa sangat puas karena Lorena begitu dahsyat menyerang dan tumbang hingga akhirnya pingsan tak sadarkan diri.

      Usai ritual itu kuusap kening Lorena 7 kali hingga siuman dan tersenyum bergairah. Kemudian ada panggilan dari luar kamar oleh tumenggung dan kawalan.

     Lorena melangkah keluar sangat gesit dan energik seolah tak punya penyakit yang diderita. Akupun menyusul keluar dan tubuhku bergetar seperti melepas roh yang mengikat jiwaku di dalam kamar.

      Tumenggung akan memanggilku ke Malaysia, tetapi aku tidak mau karena kekuatanku hanya ada di dalam kamar biru.

     "Saya tidak berani menyebrang lautan pakcik" kataku.

      "Nape? Kan awak nanti naik kapal, bersama kami"

       ***

       Bagaimana aku harus ikut Tumenggung ke Malaysia sedang aku masih sekolah di Indonesia.  Tapi Lorena telah terpikat kepadaku sehingga ingin pindah sekolah saja di Indonesia agar bisa berkumpul dengan aku.

      Tumenggung sangat sayang kepada Lorena hingga menuruti saja permintaan putrinya. Lorena tinggal sekamar dengan aku, sehingga sepanjang hari kami terus bercinta karena sama2 suka. Nikmatnya bisa bercinta dengan gadis imut seperti Lorena.

     Lorena yang suka mengaji membuat aku jadi sangat benci. Aku jadi seperti tidak betah tinggal di rumah. Kamar birupun terasa sangat panas seperti terbakar api setiap kali Lorena mengaji. Tapi saat aku keluar dari kamar, rasa panas itupun hilang.  Tapi Lorena tetap rajin mengaji dengan kira'ah yang sangat indah kudengar dari luar kamar.

     Ketika aku ingin masuk ke dalam kamar biru, timbul rasa benci dan marah kepada Lorena yang terus mengumandangkan alunan ngaji.

      "Lorena! Pergi saja awak dari bilik ini." kataku saat sampai di dekat Lorena. Gadis itu seperti tidak mau mendengarku terus mengaji lebih keras. Akhirnya aku emosi kutendang tubuh gadis itu.

     "Brakk!!"
    Tetapi malah tubuhku terjengkang keluar dari kamar. Ayahku yang melihat aku terguling jadi iba dan mengangkat tanganku untuk bangun.

     "Kamu kenapa Set?"

      Tidak tahu kenapa ayahku malah ikut terkena stroom dan jatuh sambil merintih kepanasan.

      "Aduuuh..panaaas."

      "Astagfirullah Al adziim astagfirullah.." kataku berulang- ulang. Panas tubuhku pun lenyap, dan Lorena melangkah keluar sambil menjerit.

     "Banyuuu tolong."

     Aku tidak mengerti apa yang dilihat Lorena, dan apa yang terjadi dengan ayahku. Ayahku tiba2 tersadar dan berlari keluar rumah setelah melepas kolotnya hingga burungnya gondal gandul dilihat tetangga . Ayahku gila.!!

     "Kenapa Lorena? Kamu lihat apa di dalam kamar?" tanyaku mendesak.

      "Ada hantu batang."
      "Batang apa sih?"

      "Batang itu kemaluan lelaki."
    
      Aku baru sadar bila di dalam kamar itu sudah ditunggui makhluk halus berbentuk kemaluan lelaki seperti yang diimpikan ibu.
Aku beranikan diri masuk ke dalam kamar sambil istigfar dan tahlil. Begitu pula Lorena yang rajin baca ayat kursi serta pengusir setan. Ternyata kamar biru sudah aman tidak lagi ada setan. Tapi aku tertegun memeluk Lorena yang cantik itu menatapku sangat tajam.

     "Saye ingin awak jadi my husband. I love you." kata gadis imut itu sambil mencium pipiku.

KUTUKAN BIRAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang