BAGIAN : 5 MIRACLE

2.8K 27 0
                                    

Sedih melihat ayahku jadi gila bertelanjang tubuh dan menari- nari sepanjang jalan tidak mau pulang. Tapi aku masih bisa mengobati orang tidak dengan berbuka kolor. Mungkin ayahku terkena kutukan dari pohon keramat yg ditebang. Karena semalam aku bermimpi ketemu dengan makhluk berwujud batang lelaki itu memohon kepadaku agar tidak membiarkan orang mengaji di dalam kamar biru.

"Wahai manusia, jangan engkau membaca kitab Allah jika ingin ayahmu sembuh. Aku akan pergi dari rumahmu,dan kubuat keluargamu melakukan seperti itu."

Aku terjaga dari tidur dengan sangat ketakutan hingga aku malah membaca surat Al Falaq dan ayat kursi berulang- ulang. Inshaallah aku dijauhkan dari godaan setan. Tapi Leny, kakakku tampak senang aku ada di rumah tanpa pengawasan ayahku. Leny memelukku dari belakang sambil merogoh milikku di dalam kolor.

"Main kuda2an yuk"

"Ah kakak.. dimana ayah? Ntar kita diomelin loh" kataku sambil melongok ke jendela. Ayah sudah keliling kampung sambil pamer miliknya yang mungil. Kini aku yang malu karena ayah suka melakukan itu hingga dilihat orang sekampung.

Kak Leny makin liar saja meremas milikku dan mengocoknya sampai tegak dan keras. Aku makin terangsang ketika kak Leny melepas celdam dan duduk di pangkuanku.

"Ihhh.. kak Leny makin cantik ya..udah semok dadanya sekarang." kataku sambil memegang dua pahanya saat duduk diatas pangkuanku sambil bergerak naik turun. Aku benar2 senang dimanjakan jagoku dengan sangkar yang seret dan geli. Sebenarnya semua berawal dari ibu dan kak Leny juga yg selalu memuji aku karena punya jago lebih heboh dari anak lain. Aku tidak tahu kenapa aku juga menyukai tubuh cewek cantik yg semok dan berkulit kuning langsat. Sebaliknya mereka yang berada di dalam kamarku yg dicat biru oleh ayah itu langsung kemasukan Dewi asmara yang membuat gairah birahi melonjak.

"Kenapa sih kak Leny suka main kuda2 an sama aku?" tanyaku.

"Kamu tuh ganteng, jagomu sangat menawan dan permainanmu membuat aku ketagihan tau. Jagomu tuh gemesin. Hhhh.. ayo terus teken Set"
Jawab Leny sambil bersandar di dadaku ketika ia mulai rasakan semburan orgasme menguras tenaganya. Aku juga merasa sangat senang sambil digenjot meremasi dada kak Leny dan mengusap dua pahanya yg mulus dan glowing.

***
Anak2 SMP teman kak Leny awalnya cuma belajar bersama di rumah. Tapi mereka seperti terpikat padaku ketika aku ada di rumah. Sampai aku sendiri mendengar tawa dan canda mereka yg menyindir namaku.

"Eh itu adik loe ya.. ganteng banget sih. hihi hihi lucuu.. boleh kenal dong." Aku jadi malu dan masuk ke dalam kamar biru. Tak kusadari bila di dalam kamar biru itu setiap orang akan berubah pikiran dan karakter. Aku merasa sangat gerah untuk melepas kolor, dan teman kak Leny tertawa memandangi aku. Ada lima orang cewek yg diajak kak Leny masuk kamarku untuk kenalan. Siapa takut, mereka gadis2 remaja yg imut langsung menyalami tanganku sambil iseng cubit anuku yg sangat besar dan panjang menjuntai. Aku menuruti saja ketika gadis2 itu mulai nakal memegangi Abang jagoku yg makin elastis memanjang keras.

"Ohhh.. my God. I love you babe." kudengar bisikan salah seorang cewek bernama Nurjanah.

Gila, semua gadis remaja itu mengeroyok aku dengan belaian erotis dan aku meresponnya. Indahnya tubuh mulus Nurjanah ketika terbuka ditempelkan ke perutku, sedang yg lain meremas leher jagoku dan buah testis yg sangat memancing gairah mereka. Aku tidak sadar telah melakukan hubungan badan kepada mereka secara bergantian. Mereka yg inginkan itu yg didukung kakakku sendiri.

"Kita besok adakan arisan buat beli rokok mas Seto." kata Kia anak SMA yg imut. Aku jadi bingung dengar katanya. Arisan? Maksudnya apa?

"Yang dapat undian, bisa tidur dengan mas Seto seharian. Setuju?"

Waaah gawat nih.. aku dijadikan taruhan bagi cewek2 yg dapat arisan.

Usai ritual asmara, cewek2 tadi keluar, dan aku ikut keluar karena ada tamu teman ibuku yg ingin berobat. Sampai diluar kamar aku sudah lupa dengan apa yg telah aku lakukan di dalam kamar biru. Teman2 kak Leny juga tidak peduli lagi dengan aku. Mungkin aura asmara lenyap ketika berada diluar kamar biru.

Berita tentang kemampuanku mengobati orang sakit tentu sudah didengar hingga orang sekabupaten. Bahkan tamu dari luar kota banyak yg menginap di rumah. Tapi aku tidak ingin operasi di dalam kamar biru, karena aku malu bila banyak teman sekolah pada membully aku sebagai dukun cabul. Walau banyak teman perempuan datang ingin mendapat perawatan dariku, terutama cewek2 yg naksir aku.

Tapi hatiku tertarik pada seorang gadis yg masih SMP bernama Linggar yg sering curhat kepaku tentang keluarganya yg membuatnya tidak nyaman. Linggar yg tumbuh sebagai gadis remaja yg cantik dan lugu itu sering dilecehkan paman dan kakeknya yg suka mengajak mesum saat mandi.

Linggar sore itu datang ke rumah karena diajak Saskia yg ingin melihat aku di kamar biru. Saskia yg juga baru klas 6 SD itu suka melihat jika aku sedang mengobati Nadine sambil melepas kolor hingga terlihat burungku yg sangat besar dan panjang.

"Diih mas Seto lucu deh" kata Linggar saat masuk ke dalam kamar biruku. Aku terkadang tidak sadar melepas kolor di dalam kamar biru yg biasa kupakai praktek pengobatan. Dan Saskia atau Linggar sudah menutup pintu dari dalam kamar bila aku minta. Ketiga cewek bau kencur itu juga buka pakaian seperti aku. Aku jadi naik hasrat bila melihat perangkat mereka yg masih inocent itu di depan mataku. Linggar yg paling agresive membelai burungku dan mengulum.

"Boleh kan aku cium burungnya mas?" kata Linggar.

"Aku juga dong.. " kata Nadin yg sudah tidak pakai celdam.

"Kenapa sih mas aku selalu dilecehkan pamanku dirumah?" tanya Linggar sambil membiarkan miliknya yg masih gundul itu kuremas dan kusodok dengan jari. Seketika aku tersadar jika aku ikut melecehkan gadis belia itu.

"Tidaaakk.!!" kataku sambil melompat keluar kamar dan melepaskan pelukan gadis2 itu. Aku menangis sambil istigfar. Seketika itu Juga Linggar dan kawan2 ikut melompat dari dalam kamar dan mengikuti aku karena takut. Tapi Linggar terlihat tertawa- tawa sambil masih berbugil ria menghampiri aku.

"Mas Seto.. belai aku dong mas..." kata Linggar yg masih SMP dan miliknya masih imut belum tumbuh rumput. Aku seperti tak bisa mengendalikan nafsu birahi hingga merasa ikut terangsang bila melihat tubuh gadis terbuka di depan mata. Ah.. aku bingung, apakah ini yg disebut kutukan dari pohon setan itu? Seluruh keluarga di kampung ini jadi gila sex. Kakakku, Ibuku, dan ayahku seperti orang kesurupan mudah sekali terangsang bila bersentuhan dengan lawan jenisnya.  Linggar menarik tanganku dengan paksa masuk ke dalam kamar biru. Disana teman2 SMP sudah siap dengan perkakas yg terbuka untuk kucolek atau kugenjot.

     "Astagfirullah aladziim" ucapku saat milikku bergetar ditarik tangan Linggar. Seketika gadis remaja yg sudah bugil itu menjerit histeris malu. Aku langsung melompat lari keluar dari rumah.

KUTUKAN BIRAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang