Namaku jadi viral di sekolah karena aku bisa mengobati orang kesurupan dan punya barang sangat besar. Head line itu tertulis di Mading dengan huruf besar dengan spidol merah. Banyu Seto Dukun TABOO. Begitu aku masuk gerbang sekolah langsung dikepung cewek yg cantik2 ingin kucium.
"Set..katanya punyamu gede ya..coba lihat dong " kata Linggar yg kemaren datang ke rumah tapi gagal kusentuh.
"Iya Set. kita maen di perpus yuk.. kan sepi gak ada yg liat!" kata Janah.
Tapi beberapa cowok ada yg iri atau tidak senang karena cewek2 mendekati aku. Mereka langsung sewot sambil memukul pundak dan menjegal kakiku.
"Bohong loe"
"Aduh!" teriak Modin saat kakinya menjegal kakiku tapi malah kesakitan seperti menendang tembok."Sialan"
" Jangan belagu Lo !" kata Akri yg ikut jengkel dengan aku. Tapi aku tidak merasa melakukan kesalahan tidak peduli pada mereka. Akri ternyata mengajak beberapa temanku memukul tengkukku dengan potongan kayu besar.
"Krak!!"
Aku tidak sadarkan diri hingga mereka membawa tubuhku ke dalam kelas kosong tanpa sepengetahuan guru. Aku merasakan tubuhku diangkat tak berdaya ke dalam kelas kosong dan diletakkan diatas meja besar seperti meja pingpong. Diatas meja itu aku menggigil seperti ada sesuatu yg bergetar di dalam saku celanaku. Walah mataku terpejam karena tidak sadar, tanganku merogoh saku celana yg ternyata menemukan cincin yg tidak kupakai terselip di dalam kantong saku.
Aku merasakan tubuhku dipukul dan diinjak kaki2 temanku sambil memaki.
"Haha ha ha mampus kamu hari ini Seto. Ternyata kamu tidak ada kekuatan gaib seperti yg mereka takutkan ha ha ha" kata Akri yg bertubuh besar sambil melorot celanaku. Saat tangan mereka mulai meraba bagian milikku sambil tertawa terbahak- bahak, aku jadi bangun dan berubah menjadi makhluk yg sangat besar dan tinggi hingga kepalaku menyentuh atap kelas kosong itu.
" Waaaaaaccchh" jerit Akri yg dengan sadar telah kucampakkan ke lantai dengan sangat kuat.
"Brakk!!"
Teman2ku kuangkat tubuhnya dan kucampakkan ke tembok atau keluar dari jendela hingga mereka terbentur benda2 keras di sekitar dinding kelas. Diluar jadi ramai datang guru dan teman cewek2 yg tadi melihat aku dikeroyok mereka. Aku mendadak sudah kembali berdiri diantara kerumunan teman2 yg bingung mengurusi Tubuh Akri, Dodo dan Iwan yg terkulai lemas tak sadar.
"Bagaimana ini tadi" tanya pak Kliwon guru olah raga.
"Tadi mereka berantem mengeroyok Seto pak" kata Dewi yg menjadi saksi peristiwa pengeroyokan terhadap aku. Aku yg berada diantara mereka tidak ikut bicara karena aku sendiri juga heran, kenapa mendadak aku sadar dan terhindar dari petaka. Akri dibawa ke UKS sambil diolesi fresker hidungnya. Tiga teman sekolahku kesurupan saat sadar. Akri meraung ketakutan memegang leher Dodo. Sedang Iwan malah membuka kolor dan keluarkan burung didepan cewek2 sambil tertawa cekajakan.
"Hi hi hi.. ayo siapa yg mau lihat burung onta?" kata Iwan. Pak Kliwon buruan memaksa Iwan masuk ruang guru dan mengunci dari luar karena malu dilihat cewek yg berada di kelas berhamburan keluar.
"Iwan gilaaaa!!"
Tak seorangpun yg melirik kepadaku yg ikut heran kenapa musibah itu terjadi. Aku tidak ingat lagi ketika aku dipukul Akri dan pingsan. Hanya itu yg kuingat, setelah pingsan entah aku dibawa kemana, tau2 aku sudah ikut nonton musibah itu.*****
Akhirnya aku juga yg mengurus teman2ku yg kesurupan hingga tersadar. Tetapi heran jika mereka tidak lagi kenal dengan aku. Tetapi cewek2 malah makin lengket ingin sekali bermain ke rumahku. Bu Ida yg paling dekat dengan aku karena di dalam kelas aku pendiam dan sering disuruh menulis di papan tulis memandangiku senyum2. Aku jadi bingung ketika Bu Ida mencium aku di dalam ruang guru sebelum menginterogasi. Tanganku secara refleks menyentuh dada Bu Ida yg montok dibalik baju seragam gurunya.
"Ayohlah Seto.. remes saja dadaku.. aku suka kamu Set" bisik Bu Ida sambil menyingkap rok warna krem hingga terlihat pahanya yg putih mulus. Memang ruang guru tidak ada orang selain kami berdua. Kulihat kasih yg tulus terpancar dari wajah Bu Ida yg makin liar memeluk milikku sambil meletakkan pada bagian bawah perutnya hingga masuk ke dalam goa Garba. Aku sadar sebagai Banyu Seto yg normal siswa SMA kelas XI yg tampan dan sangat memikat. Itulah sebabnya aku tidak bisa menolak ketika Bu Ida memaksaku berhubungan badan. Tubuh Bu Ida benar2 masih sangat suci kan dia belum pernah kawin dengan lelaki. Bu Ida yg baru lulus S1 IKIP dan dinas menjadi guru baru berusia 23. Tapi aku melihat dan merasakan kenikmatan dan kehangatan tubuhnya sangat dahsyat. Seorang wanita akan merasa puas bercinta jika telah menikmati klimaks dan dihormati oleh pasangan mainnya.
"Hhhhhhh...aku cinta kamu Set.." desah Bu Ida yg terkapar lemas usai bercinta pada ronde ke 5 melepas cairan wanitanya hingga terkuras semua tenaga dan nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUKAN BIRAHI
Teen FictionCERITA DEWASA. AWAS, ANAK UMUR DIBAWAH 20 DILARANG BACA KARENA NOVER BERKONTEN DEWASA.