⚠️ warning - pelecehan seksual.
Ketika matahari sudah lelah melaksanakan tugasnya seharian, Felix pulang dari tempat bekerjanya pula. Berjalan bersama sang sahabat dekatnya yang sedang sibuk memakan roti rasa cokelat di mulutnya.
Kedua pria manis itu berniat menjernihkan pikiran dengan mengunjungi salah satu acara besar yang letaknya tak jauh dari tempat mereka bekerja. Disana ada banyak sekali makanan, alat menarik, dan juga... banyak orang.
Seungmin yang mengajak, ia yang meminta Felix menemaninya malam itu. Padahal Felix sudah menolak, berulang kali sejak kemarin sore. Namun usahanya terbuang sia-sia kala Seungmin langsung menarik Felix begitu jam kerja sebagai pelayan cafe sudah habis.
"Wah, enak! Kamu nggak mau, lix?"
"Sudah kenyang. Sekarang cuma mau pulang."
"Yah, padahal aku masih pingin lebih lama disini."
"Siapa suruh mengajakku? Kan aku sudah bilang tidak mau sejak kemarin. Huh!"
Malam semakin larut, Seungmin tak kunjung memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia akan menyudahi acara mencari camilan pedasnya.
"Ugh, perutku."
"Felix? Kau kenapa? Ada yang salah dengan perutmu lagi?"
"Eung! Rasanya tidak nyaman, aku harus segera pulang."
Seungmin selesai, ia tidak melanjutkan acara mencari camilan yang membuat hatinya senang. Ia lebih memilih untuk mengantarkan Felix pulang dengan selamat sampai rumah.
Beruntung masih ada taksi yang beroperasi pada jam larut begini. Felix dibantu masuk ke dalam mobil, kemudian Seungmin meminta supir untuk mengantarkan Felix ke arah yang diminta.
"Kabari aku jika sudah sampai atau terjadi sesuatu ya."
Felix hanya mengangguk karena rasa sakit di perutnya membuat bibirnya ikut kelu barang menjawab pertanyaan singkat sahabatnya itu.
Felix memutuskan menutup kedua matanya saat mesin mobil sudah dinyalakan dan mendengar bahwa mobil sudah bergerak. Tangannya tak lepas dari perutnya, mengelus lembut, merapalkan berbagai kata penenang saat Felix tak tahu harus berbuat apa selain itu.
"Kenapa kau keluar malam-malam begini? Tidak mau untukmu, anak muda."
"Ah, tadi menemani teman berbelanja sebentar."
"Bukan mabuk?"
"Tidak, saya tidak menyukai hal semacam itu, Paman."
Felix masih memejamkan kedua matanya, sampai ia merasakan sebuah tangan bergerak ke atas pahanya yang dibalut celana berbahan jeans biru yang ia kenakan.
Matanya membelalak begitu melihat tangan supir dengan kurang ajar membelai pahanya, dengan sopan Felix masih menegur dan meminta untuk berhenti sebelum ia melakukan hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Life With You | Hyunlix
FanfictionKim Hyunjin, pemuda asal Korea yang dipaksa menikahi pria Australia karena sebuah perjodohan konyol atas kedua keluarga mereka. Alexander Felix, indah namanya yang kini menjadi pendamping hidup seorang Model ternama se-Korea. Akankah mereka mampu me...