Felix sedang berada di ruangan dimana ia bisa menumpahkan semua tangisan dan juga teriakan yang teredam dengan ketakutan. Kamar mandi, ia ada disana, sendirian, sengaja menghidupkan shower supaya suara tangisnya tak terdengar sampai keluar.
Sejak tadi, ia tak berhenti bertanya pada diri sendiri, apa yang ia lakukan sampai terjadi hal seperti ini? Kenapa semua ini terjadi tiba-tiba, menimpanya seperti dahan paling besar di tengah jalan kota.
Bajunya basah, Felix mengguyur dirinya dengar air shower, membiarkan tubuhnya menggigil kedinginan ketimbang harus keluar kamar dan kembali menyalahkan diri sendiri atas semua ini.
Papa sama sekali tidak bertanya, tidak menghampirinya barang semenit. Mama juga hilang tiba-tiba tanpa kabar, Felix mencoba menghubungi ponsel Mama, tapi selalu tidak aktif.
Hingga Felix menyerah, membiarkan waktu membawanya pergi sesuka hati.
Tok Tok Tok!
"Felix, kamu di dalam?"
Jelas Felix tidak mendengar itu. Ia berada di dalam kamar mandi dengan isi pikirannya yang kosong, telinganya hanya menangkap suara air mengalir shower yang dingin.
Sang pemilik suara masuk ke dalam, melihat kondisi bagaimana kamar Felix, cukup rapi, hanya saja ada beberapa barang yang berantakan, berserakan, contohnya foto Felix dan kedua orang tuanya saat pergi ke New Zealand untuk pertama kalinya.
Mendengar ada suara alir yang terus mengalir, ia beralih ke depan pintu kamar mandi. Mengetuk pintu beberapa kali namun tak membuahkan hasil, sampai akhirnya ia mundur beberapa langkah untuk memberi dorongan kuat pada pintu kamar mandi.
"Astaga, Felix!"
"Hyun- Hyunjin?"
Felix terkejut begitu melihat presensi seorang pria dengan wajah panik setengah mati juga nafas yang terengah-engah. Hyunjin menarik Felix dari guyuran shower, ia mematikan keran dan memeriksa kondisi Felix tetap baik fisiknya meskipun ia tahu, pria manis ini baru saja kehilangan semua tujuan hidupnya.
"Ganti baju ya? Dibantuin sama aku."
"Aku bisa sendiri, Hyunjin. Papa izinin kamu masuk?"
"Iya, Papa kasih izin. Bahkan aku dapet izin untuk bawa kamu nginep di rumah aku."
Dengan penuh ketelitian, Hyunjin mengambil pakaian Felix yang ada di dalam almari. Pilihannya jatuh pada hoodie berwarna hijau tua dengan gambar beruang di tengahnya juga celana training yang sedikit longgar.
Felix yang melihat itu hanya terdiam sambil sesekali tersenyum kecil ketika menyadari masih ada yang memikirkan bagaimana ia sekarang. Ketika Hyunjin akan membuka baju Felix, pria itu memilih urung, kemudian menyerahkan pakaian pada Felix.
"Kamu boleh berganti disini, aku balik badan aja ya?"
Felix mengangguk, ia kemudian berjalan ke arah almari yang ada di sebelah almari pakaiannya, tempat dimana pakaian dalamnya disimpan. Dengan hati-hati Felix mengenakan satu per satu, sampai ia berkata pada Hyunjin jika ia sudah selesai dan siap pergi keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Life With You | Hyunlix
FanfictionKim Hyunjin, pemuda asal Korea yang dipaksa menikahi pria Australia karena sebuah perjodohan konyol atas kedua keluarga mereka. Alexander Felix, indah namanya yang kini menjadi pendamping hidup seorang Model ternama se-Korea. Akankah mereka mampu me...