[4] | The Tragedy (II)

360 66 5
                                    


[Bahasa di cerita kali ini bakal sedikit tercampur. Antara baku dan non baku. Kebanyakan non baku, karena auth sedang Moody an yang di sebabkan oleh WP yang kadang-kadang Error sampe chapter nya kepisah sendiri-sendiri. Kalau ada typo, mohon maaf.]



[Jadi, enjoy aja ya! 👐]
.
.
.

Setelahnya, Hanbin mengeluarkan sesuatu yang ada di balik saku jas miliknya. Itu adalah sebuah kuas yang cukup tebal, beserta wadah yang berisi dengan sejenis serbuk di dalamnya. Dengan hati-hati, Hanbin menaruh kuas tersebut di atas serbuk, dan mulai mengolesnya ke gagang pisau.

Dan, boom!

Terlihat sebuah sidik jari yang menempel disana. Gunwook yang masih pemula pun berdecak kagum, dan fokus memperhatikan apa yang dilakukan oleh Hanbin beserta Jay.

Jay mengambil kamera ponselnya, dan mulai memfoto bukti pertama, "Bin, perlu berapa bukti lagi?" Lalu, Hanbin pun menyimpan alatnya kembali ke jas, sembari berjalan ke arah ruangan pendingin, "Kita perlu bukti jejak kaki beserta CCTV. Jika ada," Jawabnya tanpa basa-basi.

Kemudian, menatap Gunwook dengan tatapan intens. "Gunwook, kamu hafal denah sekolah ini?" Tanya nya, dan di balas tidak yakin oleh Gunwook.

"Aku sebenarnya murid pindahan bulan lalu. Jadi, kurang hafal denah." Jawabnya, sedikit membuat kecewa Hanbin.

"Tapi, ada kok teman satu Eskul ku yang punya peta denah. Lengkap banget malahan! Apalagi, jago hack kamera cctv." Seketika, membuat Hanbin berbinar kembali.

"Siapa namanya?" Gunwook menghubungi kawannya segera melalui telepon ponsel miliknya, "Park Hanbin."

...

10 menit sebelumnya.

Disisi lain, Park Hanbin saat ini sedang di buat heran oleh teman satu jurusannya ini. Baru saja ia akan mengerjakan tugas komputernya, tiba-tiba saja di kejutkan oleh pasien dadakan bernama Jiiwong.

Park Hanbin termasuk anak yang ikut dalam unit kesehatan, karena dia berniat untuk menjadi dokter di masa depan.

Sungguh cerah masa depan anak ini.

"Haduh, ini kok si Jiiwong bisa mual-mual? Habis ngapain?" Tanya PHanbin, yang terkesan sedang menginterupsi mereka seperti tersangka kejahatan.

Jongwoo yang di sebelahnya mulai duduk di kursi kosong, "Tadi, ada insiden di kantin. Pembunuhan sih,"

Sontak, PHanbin di buat menganga sekaligus hampir menjatuhkan gelas teh yang ia buat untuk Jiiwong.

"Hah?! Gimana-gimana? Kok ada pembunuhan?!" Jongwoo mengangkat kedua bahunya, tanda tak tahu.

"Tau. Gw lagi mau nyeblak, ga jadi gegara ada kejadian tadi. Dan, ni anak satu mabuk sama yang namanya dar-" Ucapannya terpotong.

Jiiwong membungkam mulut Jongwoo, "Jangan sebut. Mau gw muntah depan lu?"

Lantas, ia pun melepaskan tangan Jiiwong dari mulutnya, "Idih, ga sudi!" Bantahnya.

"Makanya, diem. Ga usah nyolot," Balas Jiiwong, dengan mencubit pipi kawannya layaknya menarik sesuatu dengan tak ikhlas.

"Bacod anjing." Dan, berakhir dengan pertengkaran kecil di antara mereka berdua.

PHanbin dan Matthew yang sedari menyimak hanya bisa terdiam, melihat interaksi absurd diantara duo dengan nama depan "J" ini.

"Oh, iya. Lu anak baru, ya?" Tanya PHanbin, yang sibuk mencari minyak kayu putih di kotak P3K.

"Kalau ga salah, namamu Seok Matthew?" Matthew mengerjapkan kedua kelopak matanya, "Eh, bagaimana tahu namaku?"

The Detective Of Boys Planet | Boys PlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang