[8] | Blood of girl (II)

247 58 5
                                    

"Kalian nemuin di deket TPA?"

Junhyeon dan PHanbin mengangguk, dan menjelaskan kepada mereka semua yang sudah duduk di bangku masing-masing, di setiap kursi yang mengelilingi meja bundar itu.

Ruangan juga sudah tampak rapi, dan bersih. Bisa di bilang hampir seperti sedia kala. Hanya kurang mengganti wallpaper di dinding, yang sudah sedikit berjamur akibat udara lembab.

"Gw pas lagi ngomong ama Hanbin, ketemu itu plastik di pojokan gitu. Mana bau nya nyengat, trus masuk hidung." Jelas Junhyeon, yang sedikit terganggu karena baunya.

"Jangan-jangan, bukti ini jadi tambahan buat kasus yang mau lu bahas?"

Kemudian, Shanbin terdiam sejenak mendengar ucapan PHanbin sebelum akhirnya mengangguk.

"Iya. Aku mau bahas mengenai kasus gadis yang meninggal kemarin. Mengenai identitas korban, aku hanya dapat sebagian," Ucap Shanbin, lalu meletakkan buku catatan kecil dari saku jasnya di atas meja.

Buku itu memiliki sampul cokelat, dengan beberapa coretan di atasnya meski samar-samar.

Lalu, Shanbin mulai membuka beberapa halaman dan menemukan catatan yang ia minta kemarin dari temannya di cafe.

"Gadis ini, di nyatakan terbunuh pada pukul 21:00 di sekolah SMA Starlight, dengan kondisi luka sayatan dan kehabisan banyak darah. Nama korban, Hikari. Gadis berumur 19 tahun, yang akan lulus dari SMA tersebut. Asli Jepang, sesuai dengan namanya."

Zhang Hao berfikir sejenak, "Seberapa parah luka sayatan itu?" Tanyanya, dan Shanbin mengendikkan bahunya tanda tak tahu.

"Hanya informasi itu yang ku dapat. Korban meninggal dengan kondisi luka sayatan dan kehilangan banyak darah hingga tubuhnya pucat. Perkiraan, mayatnya sudah ada sekitar 4 harian." Itu yang Shanbin ketahui melalui intuisinya.

Semuanya ikut berfikir, meskipun Jongwoo dan Junhyeon tidak terlalu paham.

"Tapi, kalau darahnya habis banyak, berarti udah bukan sayat dong. Udah kasus gorok leher malahan," Tambah Keita, dengan sedikit bayangan di kepalanya.

"Bisa jadi. Yang jadi permasalahan, kenapa gadis itu kehilangan banyak darah?" Seunghwan menumpu dagu dengan tangan kirinya.

Jongwoo mengacak rambutnya sedikit kasar, "Otak gw buntu lagi, sial! Gw butuh korban lagi, buat mastiin motif pembunuhan nya gimana!"

Seketika, beberapa dari mereka menatap ke arah Jongwoo dan merinding. Terlihat seperti psikopat, meski samar-samar.

"Bro- Lu gila, ya? Mau cari korban lagi?" Tanya Jiiwong, dengan menyenggol lengan kanan Jongwoo.

Yang di tanya, menoleh dan tersenyum lebar. Benar-benar mengerikan, jika di lihat-lihat. Terkadang, inilah sifat yang Jiiwong dan Gunwook benci dari Jongwoo. Muncul tiba-tiba tanpa aba-aba.

"Lu tahu insting gw kan, Woong? Bentar lagi, pasti bakalan ada korban. Gw yakin," Jawab Jongwoo, lalu menyalakan ponsel miliknya dan membuka situs berita.

Benar. Terjadi pembunuhan, korban seorang gadis yang mati akibat luka sayatan di kedua pergelangan tangannya ditemukan tak jauh dari rumah korban sendiri.

Tentu saja, dengan keadaan yang benar-benar pucat seakan-akan darahnya telah terkuras banyak oleh sesuatu.

Mata mereka semua membulat, dan mulai memastikan berita itu juga melewati beberapa situs berita lainnya di laptop milik Seunghwan.

The Detective Of Boys Planet | Boys PlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang