●Ray

193 17 1
                                    


"Benarkah?"

"Kalau begitu, itu Don." Ucap Ray

"Ya." Jawab Norman sambil mengangguk.

Norman melirik Ray..
"Ternyata kau mata matanya, Ray."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Apa maksudmu, Norman?" Tanya Ray

"Kau sudah tahu, 'kan?" Jawab Norman

"Aku memasang jebakan untuk tiga orang, bukan dua." Ucap Norman

"Untuk Don, aku bilang talinya ada dibalik tempat tidurku." Ucap Norman

"Untuk Gilda, aku bilang talinya ada dilangit langit kamar mandi." Lanjut Norman

"Itu yang kukatakan kepadamu, Ray." Ucap Norman

"Tapi, sebenarnya, aku bilang pada Don talinya ada di ruang makan." Ujar Norman

"......dan kepada Gilda, talinya ada di perpustakaan." Ucap Norman

"Tali dibelakang tempat tidurku hilang." Ucap Norman

"Bagaimana dengan tali dikeluarkan tempat lain?" Tanya Norman

"Apa kau mau melihatnya?" Tanya Norman

Ray duduk dipinggir tempat tidur Norman lalu merebahkan dirinya.

"Astaga. Kupikir sudah kulakukan dengan baik." Ucap Ray yang menatap Norman tajam...

Ray merubah posisinya menjadi duduk dipinggir tempat tidur Norman.

"Kau benar. Aku mata matanya Mama." Ucap Ray.

"Kapan kau mulai mencurigaiku?" Tanya Ray

"Sejak Suster Krone datang." Jawab Norman

"Aku merasa jijik pada diriku, karena kau orang kedua yang kucurigai." Ucap Norman

"Tapi, kita kawan!" Ujar Norman

"Semoga ini tak benar," pikirku." Ucap Norman

"Aku sempat berpikir bahwa Olivia adalah mata matanya Mama dikarnakan ia selalu dipanggil Mama.." ucap Norman

"Tapi, saat malam harinya aku melihat ia tertidur dikamar Mama sambil memeluk bayi." Ucap Norman sambil tersenyum..

"Setelah melihat itu aku langsung tahu bahwa Olivia bukanlah mata matanya Mama." Ucap Norman lalu menatap Ray..

"Aku melihat skenario terburuk."Ucap Norman yang sudah melunturkan senyumannya.

"Tapi, akan sangat bermasalah kalau kau adalah pengkhianatnya." Lanjut Norman

"Dari sudut pandang musuh akan lebih menguntungkan kalau kau pengkhianatnya." Ucap Norman

"Kau bisa memengaruhi rencana kami..." ucap Norman

"...dan sekaligus diposisi yang tepat untuk mengendalikan semuanya." Lanjut Norman

"Kau orang yang tepat untuk tugas ini." Ucap Norman

"Karena itukah kau mencurigaiku?" Tanya Ray

Norman mengangguk....
"Ternyata aku dan Mama masuk ke perangkapmu, ya?" Tanya Ray.

"Ray, kau menjadi mata mata bukan hanya masalah ini saja 'kan?" Ucap Norman.

"Mama tak mungkin langsung percaya dengan mata mata baru." Ucap Norman yang menghampiri Ray.

"Sudah berapa lama kau melakukannya?" Tanya Norman yang menatap lekat Ray.

"Lama sekali. Aku sudah lama bekerja untuknya." Jawab Ray

Let's Escape From This Hell(Tpn X oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang