BAB 18

471 69 17
                                    

Cahaya matahari yang menyeruak masuk membuat jaehyun yang ternyata tertidur di sofa ruang tengah perlahan mulai terbangun. Ia meregangkan tubuhnya yang sedikit pegal karena tidur di sofa.

Ia melirik jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 8:30 membuat jaehyun gelabakan sebab ia ada rapat di pagi hari ini.

Saat hendak beranjak dari sofa, atensinya tertuju pada sebuah kertas yang berada di meja. Dengan kening berkerut jaehyun mengambil kertas tersebut dan membuka lipatannya. Ternyata itu adalah sebuah pesan yang ditinggalkan oleh dahyun.

Aku berangkat duluan ya, kau tenang saja aku akan sarapan di kampus kok. Dan nanti tidak usah repot-repot menjemputku, aku bisa pulang sendiri dengan bus. Terimakasih:)

Jaehyun terkekeh pelan. Ia tahu jika sebenarnya dahyun ingin menghindarinya karena pengakuannya. Hanya saja ini sangat lucu bagi jaehyun, sekarang sudah ada handphone tapi dahyun masih menggunakan kertas untuk meninggalkan pesan padanya.

"Apa-apaan dia, jika begini terus yang ada aku malah semakin menyukaimu, bodoh"

Jaehyun tersenyum geli membaca kalimat yang ada di kertas itu. Hingga ia menyadari sesuatu..

"-Sial! Aku kan harus siap-siap!"

Segera ia berlari menuju kamarnya. Tapi, baru beberapa langkah jaehyun sudah berbalik lagi dan mengambil kertas berisi pesan dari dahyun itu.

"Aku harus menyimpannya"

"Aku harus menyimpannya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duk.. Duk.. Duk..!

Dahyun terus berulang kali membenturkan kepalanya pada meja kantin. Membuat heebin sedari tadi menatapnya heran serta sedikit takut.

"Yak, sudah berhenti" heebin mencoba menahan dahyun agar tidak membenturkan kepalanya ke meja.

Namun dahyun tidak berhenti, ia tetap membenturkan kepalanya pada meja. Walau tidak keras tapi jika di lakukan berulang ujung-ujungnya tetap akan memar.

"Ck, kau ini!" Heebin mendaratkan tangannya menjadi penghalang antara kepala dahyun dengan meja.

Dengan tatapan kosong dahyun menoleh ke arah heebin. "Heebin-ah.."

"Kau kenapa sih? Menelponku untuk datang cepat ke kampus padahal kelas kita siang, terus tiba-tiba kau jadi seperti ini. Kau kenapaa??" kesal heebin.

"Aku harus bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana, choi dahyun???"

Dahyun terdiam dengan bibir mempout dan alis yang menurun. Tidak menjawab, dahyun malah kembali membenturkan kepalanya pada meja.

Duk.. Duk.. Duk.. Duk..

"Yak, yak! Ayolah hentikaann" heebin kembali menahan kepala dahyun.

"Choi dahyun! Sadarlah!" Heebin menepuk-nepuk kedua pipi sahabatnya itu.

"Aku harus bagaimana, heebin-ah"

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐞𝐝 [𝐉𝐚𝐞𝐝𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang