Bersinar⭐✨

268 14 0
                                    

"Perhatian untuk seluruh siwa-siswi kelas 10 dan 11 diharapkan jangan pulang terlebih dahulu. " Suara yang berasal dari speaker membuat kebisingan kelas menjadi hening.

"Karena setelah ini akan ada latihan suporter. Jadi mohon untuk tetap berada disekolah. "

Para siswa terlihat kesal dengan pengumuman tersebut. Mereka yang niatnya ingin segera pulang kerumah dengan cepat mumpung hari Jum'at mendadak batal.

Para siswa itu mulai merencanakan untuk kabur dari sekolah, dan pulang kerumah. Tentu dengan alasannya masing-masing. Seperti ada yang latihan untuk persiapan POPDA tingkat kabupaten, ada yang beralasan sakit, dan lain sebagainya.

"Lo mau latihan, Kal?" tanya Sheeka ketika melihat temannya sudah mengendong tas di punggungnya.

"Iya sebentar lagi  bakal ada turnamen Karate. Jadi gue harus siap-siap. Do'ain gue ya? Semoga gue menang dan bawa pulang mendali emas. "

"Aamiin, dan semoga lo bisa sehat walafiat setelah turnamen. " Sheeka mengangkat kedua tangannya kemudian menyapu nya diwajah.

"Yaudah gue duluan ya? Semangat suporter-annya. " Kalya pergi dengan tas berwarna kuning telur.

Sheeka pun menghela nafasnya dengan berat. Hari ini dia bakal sendirian lagi. Tidak ada teman yang akan bisa diajak bicara olehnya. Teman-temannya selalu menganggap Sheeka sebagai butiran debu. Menyedihkan.

⚘⚘⚘⚘ဗီူဗီူဗီူဗီူ𖨆ဗီူဗီူဗီူဗီူ⚘⚘⚘⚘

Para siswa sekolah mulai berkerumun di area lapangan sekolah. Hanya beberapa kelas yang mengikuti latihan suporter ini. Bisa dilihat karena hanya ada sekitar 200 orang yang mengikutinya.

Para anggota OSIS dan MPK mulai berkumpul dengan alat-alat drumband. Mereka terlihat bersemangat untuk berpartisipasi dalam latihan suporter ini. Beda hal nya dengan Sheeka dia terlihat lesu loyo. Dia sangat ingin pulang kerumah atau kewarung untuk menikmati bakso buatan orang tuanya.

Sheeka melihat ke sekitarnya, banyak orang yang mengeluh sepertinya. Jarang yang terlihat bersemangat untuk mengikuti latihannya.

Sheeka melihat ke sekitarnya lagi, tatapannya berhenti pada seorang laki-laki yang mengenakan jaket jins. Laki-laki itu adalah yang memberikan kertas tersebut kepadanya. Laki-laki berparas tampan dengan sorot mata yang ramah. Dia terlihat begitu bersemangat dan bersinar, seolah dia adalah matahari disekitar awan yang hitam. Semangatnya membuat yang berada disekitarnya ikut terkena sinar dan  kehangatannya.

Tiba-tiba laki-laki itu melihat kearahnya dan menyapanya. Tangannya terlihat melambai kearahnya. Sheeka melihat ke kiri dan ke kanan. Lalu dia menunjuk dirinya sendiri. Dan dibalas dengan anggukan dan senyuman. Sheeka tiba-tiba merasa kikuk, entah apa yang harus dia balas. Karena dia malu, memutuskan untuk mengabaikannya. Itu adalah keputusan yang sangat buruk bila diambil untuk menyapa orang. Bagaimana bisa dia mengabaikan seseorang yang menyapanya dengan senyum ramahnya? Mungkin kalau dia orang lain, dia pasti sudah di sinisin dan dinyinyirin.

Dalam hati Sheeka dia berteriak dengan keras. Bagaimana bisa dia melakukan hal sebodoh itu? Aaaaaaargh.

Laki-laki itu terlihat kecewa. Dia menurun tangan nya. Oh ya ampun, jangan sampai Sheeka diserang oleh fansnya, karena tidak balik membalas sapaannya. Sheeka baru saja mendapatkan sakit hati yang luar biasa, jangan sampai dia mendapatkan serangan fisik dari para maniak tersebut.

Sheeka memutuskan untuk melupakannya. Dia sudah banyak beban pikiran. Lebih baik dia fokus dengan yang lain. Suara dari pengeras suara mulai terdengar dari tengah lapangan. Semua orang diminta untuk ketengah lapangan sesegera mungkin.

Semua orang yang awalnya berada dipinggir mulai ketengah untuk melaksanakan latihan suporter. Mereka meletakkan tasnya di lorong-lorong depan ruangan fitnes.

Semuanya pun bersiap untuk melakukan latihannya. Ketua OSIS pun memimpin mereka untuk mengikutinya. Suara dari drum tersebut ikut menghiasi nyanyian suporter. Mereka yang awalnya terlihat murung dan kesal, berubah menjadi semangat. Ada yang bilang lagu sangat mudah mengubah suasana dan perasaan manusia, dan inilah buktinya.

Suara yang keras dan nyaring bergema di sekolah tersebut. Mungkin suaranya hingga keluar sekolah. Suara yang penuh ceria dan semangat, untuk para pejuang yang akan mengikuti lomba-lomba di sekolah.

⚘⚘⚘⚘ဗီူဗီူဗီူဗီူ𖨆ဗီူဗီူဗီူဗီူ⚘⚘⚘⚘

Latihan suporter sudah selesai semua siswa-siswi dipersilahkan untuk pulang.

Sheeka menggendong tasnya dan ikut bersiap untuk pulang.

"Hey, Sheeka.. " seorang pria memanggilnya dari belakang.

Sheeka menolehkan kepalanya dan melihat seorang guru mendekat kepadanya. Pria yang berusia diatas 40 tahun itu terlihat membawa buku-buku yang lumayan tebal. Tingginya sekitar 167, dengan kumis yang cukup tebal.

"Sheeka, kamu tolong beritahu teman-teman OSN ekonomi untuk mengikuti tes seleksi lomba. Yang akan diadakan senin depan. " ujar pria tersebut. Mata Sheeka seketika berbinar, dia akan mengikuti tes seleksi untuk lomba.

"Baik Pak saya akan memberitahunya. Terimakasih atas informasinya. "Pria itupun mengangguk dan pergi dari sana.

Sheeka tiba-tiba merasa semangat yang membara dari dalam dirinya. Ini adalah kesempatannya untuk dirinya agar bisa bersinar dan balas dendam. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Baiklah Sheeka, tidak ada waktu untuk menangis. Ini adalah waktunya kau bersinar-sinar. Ayo semangat Sheeka, tunjukkan pada mereka bahwa kau lebih baik dari apa yang mereka pikirkan!! " Sheeka mengucapkannya pada diri sendiri dan mengepalkan genggamannya.

Tidak akan ada lagi Sheeka yang menyedihkan, kini hanya ada Sheeka yang memiliki berjuta-juta motivasi.

┅┅┅┉┉┉┉Bersambung┅┅┅┅┅┅┅

Halloo reader's

Gimana ceritanya? Memotivasi gak? Menghibur?

Disini author mau ngucapin makasih banget karena udah mau baca cerita ini. Walaupun masih pemula.. Hehehe

Pokoknya makasih banget udah dukung cerita author.

Maaf kalo ada kesalahan dalam ketikan atau bahasa yang kurang mengenakan.

See you next week 👋

٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ


Sheeka  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang