Kalya 🥀

185 10 0
                                    

Setelah kegiatan lomba-lomba yang melibatkan fisik telah usai. Para tim OSN diminta untuk melanjutkan pelatihan nya. Sheeka di sajikan dengan berbagai macam buku ekonomi dimeja. Muak, tapi kalau dia tidak belajar persentase dirinya untuk kalah semakin besar. Lagipula menjadi salah satu tim OSN merupakan suatu kehormatan. Sheeka berusaha meyakinkan dirinya untuk terus berjuang. Beberapa menit kemudian, Sheeka jatuh di medan perang.

"Haaa... Gak kuat lagi. "

Sheeka sudah mulai merasa muak dengan soal dan materi. Hampir tidak ada materi yang dipelajari terserap masuk ke otak. Rasa frustasi menyerang semangat nya. Dia merasa bahwa dia pasti tidak bisa. Dan jika dia kalah bukan hanya harga dirinya yang rusak tapi orang tuanya juga. Apa yang harus Sheeka lakukan?

Tukk.

Sebuah pensil jatuh mengenai kakinya. Sheeka mengambil pensil itu, tatapan nya tertuju pada seorang yang tengah duduk dikursi perpustakaan. Laki-laki yang sedingin kulkas itu, duduk diam dengan sebuah earphone terpasang di telinganya. Sheeka meyakini pensil itu miliknya. Dia ingin mengembalikan nya, namun bagaimana jika si Kulkas tuju pintu ini terganggu.

Sejenak Sheeka memperhatikan laki-laki tersebut. Dia tampak begitu berambisi dengan OSN ini. Melihat kakak kelasnya itu, Sheeka juga ikut bersemangat. Dia akan ikut bertekad untuk mengikuti OSN nya. Ya lebih baik dia tak menganggu dan menyimpannya. Bila nanti dia menanyakan nya. Sheeka kembali menatap lembaran yang berhambur dimeja. Dia akan berusaha sebisa mungkin untuk bisa membuat tekadnya sepenuh kulkas.

Ayoo!

▼△▼△▼△▼△▼△▼△▼△▼△
Warning : ada beberapa adegan sensitif dan kata-kata kasar. Mohon untuk kebijakannya.

Kalya menatap dengan lekat pria dihadapan nya. Meskipun tertutupi dengan masker tapi dia mengenalinya. Kalya secepat mungkin pergi dari sana.

Grepp.

"Kalya, kenapa lo kabur? " suara khas yang sangat dikenalnya terdengar tepat di samping telinga.

Degg

Kalya menghempaskan genggaman Pria tersebut, namun laki-laki itu masih mencekal Kalya dengan kuat.

"Lo mau apa dari gue?! "teriak Kalya.

Pria itu membuka maskernya dan segera memeluknya dengan erat.

" Sialan! "umpat Kalya. " Jevelin lepasin gue!"

Jevelin semakin mengeratkan dekapan nya. Dia sangat merindukan gadis yang telah menghantui pikirannya selama ini.

"Kalya, gue bener-bener kangen sama lo. "

"Bajing*n, lo laki-laki terbr*ngs*k yang pernah gue temuin. " Kalya berusaha melepaskan dekapan Jevelin. " Gue tahu lo cuma manfaatin gue biar bisa ningkatin n*fsu lo kan?! Ha?! Lepasin gue b*ngs*t."

Jevelin melepaskan dekapannya namun dia mencekal kedua pundak Kalya dengan erat. "Iya gue cuma mau manfaatin lo supaya gue bisa ngobatin penyakit gue. Tapi please Kalya, itu dulu. Sekarang gue gak bakal kayak gitu. "

"Bullsh*t." Umpatnya. "Gue gak pernah percaya lagi sama omongan lo. Gara-gara lo gue jadi gak mau berangkat sekolah dan memilih untuk pindah. Gue malu karena dicap cewek murahan dan dibully disekolah. " air mata Kalya menetes.

"Maafin gue Kal, gue gak mikir kalau itu bakal berakibat fatal ke elo. "

Kalya berusaha melepaskan cekalan. Dia menyerang Jevelin di bagian ulu hati. Cukup membuat Jevelin merasa kesakitan. Namun Jevelin dengan cepat dapat menangkap Kalya lagi.Kalya berteriak dengan kencang berharap ada yang menolongnya.

Sheeka  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang