prolog

10 3 0
                                    

hallo gais, wellcome!! and please, don't expect to much from my story:(

selamat membaca!!!!

ᖭ༏ᖫ

Isak tangis seorang gadis berusia empat belas tahun itu terdengar menyedihkan diantara gundukan tanah yang masih basah. Mengabaikan gemercik hujan yang turun membasahi seluruh tubuhnya, bahkan guntur yang selalu membuatnya merasa takut kini tak ia perdulikan. Justru ia semakin menumpahkan cairan bening dari dua kelopak matanya.

Hari ini, yang seharusnya menjadi hari yang istimewa untuknya, justru menjadi hari paling buruk dalam sejarah hidupnya. Mama, orang yang paling dia cintai pergi meninggalkannya di umurnya yang belum sama sekali siap untuk menjadi dewasa. Adiknya, satu-satunya orang yang menjadi teman saat kesepian juga meninggalkan dunia dan
membiarkanya sendirian.

"Semuanya jahat!" dia meremat kuat dress warna putih yang kotor karena terciprat tanah basah.

"Kamu tau? Aku udah kehilangan banyak orang! Kenapa kamu malah ikut pergi, Key?" tangisnya sesenggukan.

"Dasar takdir jahat?" teriaknya frustasi di tengah-tengah pemakaman umum yang kosong. Hanya suara hujan dan guntur yang menemaninya sekarang.

Gadis itu memeluk batu nisan di hadapanya dengan erat, lalu menciumnya beberapa kali. "Keyvan... i love you so much."

"Ravesya, ya tuhan!" teriak seseorang dari balik tubuhnya.

Terlihat seorang pria berusia tiga puluhan tahun yang berlari tergesa menghampirinya dengan wajah panik. Lantas gadis itu berdiri seraya mengusap bercak air mata di pipi dan menunjukan ekspresi permusuhan pada ayahnya yang terengah-engah.

"Lepas. Rave benci benci benci sama papaaa!" jeritnya saat papanya berusaha untuk meraih tubuhnya. Air matanya kembali menetes membasahi pipi, menyatu dengan hujan yang kian deras. Kepalanya menggeleng beberapakali seolah masih tidak percaya denga.n takdir yang menjauhkannya dengan adik kesayangannya.

"Maafin, papa!"

"I hate you so much, Papa. More than anything!"

Rasanya di tusuk ribuan belati, hati pria itu sakit mendengarnya. Ia menghela napas berat, sebelum akhirnya bergerak merengkuh tubuh kecil Jingga meskipun putrinya itu terus memberontak.

"I'm so sorry, little girl."

ᖭ༏ᖫ

mohon koreksinya yaa!! kalo terdapat typo ataupun kalimat yang kurang nyambung buat di baca, aku minta maaf sebesar-besarnya

dipublis pada kamis, 23-3-2023


tertanda
Aulia danar
Surakarta, jawa tengah

THE FUCKIN' WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang