chapter three

3 1 0
                                    

kamu masih bertahan sampai sini kah?

ᖭ༏ᖫ

"Dorr!!"

Karena terkejut, Langit sampai tersedak bubuk cabe dalam rujak yang tengah dia makan. Mata dan hidungnya langsung memerah karena rasa pedas dari bubuk cabe tersebut. Segera dia meraih botol minuman di depannya dan meneguknya hingga habis.

"Shit! Gila lo," ucapnya dengan terengah-engah. Ia hampir saja mati konyol karena tersedak dan juga jantungan.

Sementara si pelaku, justru tertawa puas melihat penderitaan temannya. Ia mengambil duduk di hadapan dua temannya dan memberikan cubitan keras di tangan mereka.

"Anjing, sakit, bego!" umpat langit seraya mengelus-elus tanganya.

"Salah siapa, lo berdua ninggalin gue!" paparnya berpura-pura merajuk. Biasanya, kedua or

"Aelah, keburu laper, ngab. gitu aja ngambek. Kaya nenek gue aja," balas langit berdecak.

Jingga memutar bola matanya malas, dan mengamati keadaan kantin yang cukup ramai. Wajar saja karena sudah waktunya istirahat. Decakan bibirnya kembali terdengar. Ia menoleh kearah dua temannya yang masih asik memakan makanannya.

"Siapa yang mau mesenin gue?" tanyanya seraya menyimpan kedua tangannya diatas meja. Pandangan matanya menatap pada teman-teman satu persatu.

"A-aduh... tangan gue tiba-tiba kram. Kayanya gara-gara lo cubit tadi, Ngga!" tutur Langit beralasan, seraya menunjukkan tangannya kedepan. "Jaziel aja tuh!"

Jaziel yang di tunjuk, memutar bola matanya jengah. "Nggak usah manja, Ngga. Lo punya kaki buat jalan, punya tangan buat ngasih duit, dan mulut buat nyebutin apa yang lo mau. Silahkan pergi sendiri, tuan putri!" katanya dengan senyum singkat.

Jingga hanya mencibir tanpa suara. Terpaksa dia berdiri dari duduknya kemudian melangkah menuju deretan makanan yang tersedia disana. Ia berdecak pelan untuk kesekian kalinya karena tidak biasanya mengantri, biasanya Jaziell ataupun Langit yang suka rela memesankan makanan untuknya. Tapi kali ini? ck.

"Anjir?! Jingga mah kalo sama lo kaga berani ngelawan. Giliran sama gue aja di dzolimi mulu," gerutu Langit seraya memasukkan rujak terakhirnya kedalam mulut.

Setelah susah payah berdesak-desakan demi mendapatkan segelas jus strawberry, chicken katsu dan cheesecake, akhirnya gadis berambut sepunggung itu berjalan kembali menuju tempatnya, yang dimana terdapat Jaziel dan Langit yang masih stay disana dengan ponsel dan mulut yang tak berhenti berbicara karena bermain game.

Hanya kurang lebih lima langkah lagi untuk bisa sampai di tempat duduknya, sayangnya seseorang dengan sengaja menabrakkan tubuhnya dengan tubuh Jingga. Ia menjerit lantaran terkejut, membuat seluruh atensi siswa-siswi di kantin terpusat pada keduanya.

"Sialan!" makinya saat merasakan dingin di area dadanya ketika jus stroberinya tumpah. Seragamnya seketika berubah warna dan basah.

Jingga memandang gadis dihadapannya dengan nyalang, kemudian membanting nampan di tangannya kasar, hingga menyebabkan suara nyaring dari pecahan piring dan gelas.

Jaziel dan Langit berdiri, menatap Jingga dengan takut-takut jika gadis itu akan mengacaukan kantin untuk kesekian kalinya. Atau paling parah, dia akan kembali di skors untuk keduakalinya.

"Brengsek, lo sengaja kan?" tudingnya dengan berapi-api. Gadis dengan name tag 'Alyssa' itu mengangguk santai sebagai balasan.

"Hai, cewek sok paling penguasa SMA Rajasanagara," sapanya kemudian, dengan senyuman licik.

Gigi Jingga bergemertak. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya, berupaya menahan diri untuk tidak menonjok wajah menyebalkan milik Alysa.

"Gue udah cukup sabar ya ngediemin lo. Tapi lo nya aja yang lama-kelamaan makin nggak jelas. Kalo emang lo iri sama gue, bilang aja!" tuntutnya dengan nyolot.

THE FUCKIN' WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang