Bagian 7 : Hamil

2.3K 271 24
                                    

Bible pun telah sampai di tempat yang Biu beritahukan, ia bahkan menatap bekas mangkuk es krim yang telah Biu santap. Bible segera menarik kursi dan duduk disamping Biu, ia bahkan tidak peduli ada Meen disana.

"Mengapa membolos?" Tanya Bible, Biu sendiri menatap sinis Bible dan menelan es krimnya.

"Bukannya aku orang yang tidak bisa menghargai waktu?" Kesal Biu, ia memang menatap sinis Bible, akan tetapi wajahnya bahkan terlihat sangat menggemaskan.

"Maafkan aku. Jika mau pergi bilang kepadaku." Ujar Bible kembali, Meen hanya menatap keduanya, tidak mungkin jika keduanya tidak memilki hubungan apapun.

"Untuk apa memberitahu dirimu? Agar kamu bisa marah kepada aku? Iya?" Biu pun segera mengusap air matanya. Mengapa ia jadi cengeng? Ia hampir tidak pernah menangis untuk hal apapun, apalagi ini masalah sangat sepela. Meen pun hanya melihat Biu yang tidak biasanya. Bible berusaha menghapus air mata Biu, akan tetapi Biu menepis tangan Bible dengan kasar.

"Aku marah sama kamu Bib, pokoknya kamu dilarang sentuh-sentuh!" Kesal Biu.

"Maaf. Katakan kepadaku bagaimana aku harus apa agar kau memaafkanku?" Ujar Bible, Biu masih menatap Bible sebal. Seharusnya dia berpikir!

"Coba kau belikan es krim lagi Bib, dia sudah menghabiskan hampir 10 porsi es krim." Celetuk Meen, Bible menatap tidak percaya, ia pikir itu mangkuk ea krim bekas keduanya.

"Kau makan banyak es krim, bagaimana jika perutmu sakit? Bukannya beberapa hari ini kau mengatakan perutmu sering kram?"

"Apa pedulimu sih?!"

"Jelas aku peduli kepadamu honey." Ujar Bible, bahkan nada yang terus diucap Bible tetap lembut, ia mencoba untuk sabar. Disini Meen cukup shock dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Sebentar! Bible, kau memanggil Biu dengan sebutan Honey?" Ujar Meen. Bible dan Biu bahkan melihat Meen, bagaimana ya? Bible keceplosan akan ini.

"Kau salah dengar." Ujar Biu, iya tahu Bible pasti akan mengatakan itu.

"Tidak. Aku memang memanggilnya Honey." Jawab Bible. Meen hanya menatap tidak percaya, sejak kapan?

"Kalian berpacaran? Sejak kapan? Mengapa aku tidak tahu?"

"Sudah sebulan, bukan hanya berpacaran. Kami sudah... menikah." Ujar Bible, ia rasa Meen adalah orang yang dapat menyimpan rahasia. Meen semakin terkejut mendengarnya, jadi apakah Biu datang karena menikah dengan Bible?

Meen pun menggaruk kepalanya, ia bahkan cukup pusing karena mereka. Sementara Biu hanya melihat Bible mau pun Meen bergantian.

"Kau jangan mengada Bib, kalian masih sekolah. Bagaimana bisa kalian menikah? Bagaimana pihak sekolah tahu? Dan lagi, kalian bisa dikeluarkan dari sekolah! Oke kau aman Bib, bagaimana dengan Biu?" Ujar Meen.

"Kepala sekolah tahu akan ini." Ujar Bible santai.

"Apa kalian menikah karena.....Biu sekarang aku paham! Kau sedang hamil pasti! Kalian menikah karena ini bukan?" Biu pun melempar sendok kecil ke arah Meen.

"Sial! Kau pikir aku sebelumnya mengenal Bible! Aku pun punya harga diri kali!" Kesal Biu.

"Kami bahkan mengenal satu sama lain setelah menikah." Ujar Bible, Meen pun mengangguk paham, tetapi dengan begitu pasti...

Biu pun tiba-tiba meringis dan memegang perutnya yang kembali terasa kram dan sangat sakit. Bible dan Meen melihatnya dengan cemas.

"Sakit lagi? Kita ke Rumah Sakit ya." Bujuk Bible, Biu hanya menggelengkan kepalanya.

"Ga mau! Aku takut jarum suntik Bib, bagaimana jika dokter menyuntikku?" Bible hanya menghela nafasnya. Ia meraih tangan Biu.

"Aku akan bilang agar kau tidak disuntik, kita ke Rumah Sakit sekarang ya." Bujuk Bible kembali, Meen melirik Bible, apa ini benar Bible yang ia kenal? Mengapa sesabar ini mengurus bayi besar ini?

Young Marriage [BibleBuild]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang