Pengkhianatan 2 (?)

745 80 3
                                    

Malam yang gelap menjadi sangat gelap bagi Dimas dan Darren saat melihat wajah Lora yang sedang cemberut.

Pasal setelah ribut dengan Dimas sore tadi, mood Lora benar-benar hancur. Kedua kembar itu juga tidak tahu, apa yang salah.

Dimas dan Lora itu sudah biasa berantem, namun tidak merusak mood salah satu dari mereka.

Tapi kali ini, Lora seperti ingin memakan orang saja.

Kalian mencari Adnan? Dia sedang melakukan bisnis di luar kota.

"Adek Lo kenapa tuh?" tanya Dimas berbisik pada Darren.

Ketiganya saat ini sedang berada di depan tv, menikmati acara yang di tayangkan. Tetapi sepertinya tidak satupun dari mereka yang menikmati tayangan tersebut.

Lora berulang kali memeriksa ponselnya, sudah dari pagi Garel tidak menghubunginya bahkan pesan Kota semalam pun hanya di baca.

Lora sangat uring-uringan memikirkan kemana Garel seharian ini?

"Lo kenapa sih Dek?" tanya Darren penasaran, Lora menatapnya dengan wajah cemberut lalu hanya menghela nafas dan menggeleng.

"Cerita coba Ra, siapa tau kita bisa bantu." Lora menatap Dimas yang menatapnya seperti biasa.

"Huh, masa Gatel seharian ini gak ngabarin gue sih Bang?! Mana cht gue semalem cuma di read doang lagi!" jelas Lora dengan kesal.

"Mungkin Lo ada salah kali," ujar Dimas.

"Salah? Gak deh kayaknya, pernah semalem kita baik-baik aja kok. Kita masih vc juga, iiihh kesel banget sama tuh anak!"

"Coba telpon Bundanya, siapa tau Bundanya Garel tau sesuatu kan?" saran Darren dan diangguki oleh Dimas.

"Iya juga yah. Gue telpon aja deh," gumam Lora dan langsung menghubungi Bundanya Garel.

Baru dua sekitar enam detik telpon pun tersambung.

"Halo, assalamualaikum Bunda."

"Waalaikumsalam cantik, kenapa Ra?"

"Maaf Bunda ganggu malem-malem, Lora mau tanya Garel ada di rumah gak Bun?" tanya Lora lembut.

"Gapapa sayang, loh bukannya Garel ke rumah Lora ya? Tadi izin dari pagi katanya mau ke rumah Lora, ini aja belum pulang." Lora yang mendengar jawaban itu terdiam kaku.

Apa? Garel berbohong?

Tapi kenapa?

Apa yang terjadi?

"Ah tapi Garel gak ke sini Bun, mungkin Garel ke rumah temennya ya Bun."

Lora berusaha untuk tetap baik-baik saja meskipun hatinya tidak tenang.

"Bisa jadi sih, tapi kenapa gak ngasih tau Bunda atau kamu ya?"

"Mungkin lupa Bun, udah dulu ya Bun. Lora mau lanjut ngerjain tugas, Assalamualaikum Bunda."

"Iya sayang, waalaikumsalam."

Lora menutup sambungan telepon tersebut lalu menatap kedua abangnya.

"Gimana?"

Lora menatap Darren, Lora tidak bisa melampiaskan kemarahannya dengan orang lain.

"Gak ada, gue keatas dulu ya."

Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Lora langsung pergi begitu saja.

"Sebenernya ada apa antara Lora sama Garel ya?" tanya Dimas heran, Darren hanya menghela nafas.

"Kita gak usah ikut campur, cukup liatin aja. Kalo Garel macam-macam baru kita hajar dia," ujar Darren dengan tatapan lurus kearah Lora yang berjalan di tangga.

Jiwa yang Tersesat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang