SELAMAT

908 81 32
                                    

Sang mentari kini mulai menampakkan cahayanya, burung-burung berkicau menyambut sang mentari, dedaunan yang basah karena embun terlihat sejuk dan menenangkan.

Namun keempat gadis itu belum ada tanda-tanda untuk bangun dari mimpi indah mereka, hingga cahaya mentari memaksa masuk dan membuat salah satu dari mereka terbangun.

"Engh, udah pagi?" gumamnya menatap keluar, dia menoleh pada ketiga orang yang masih berbaring terlelap.

"Nina, bangun! Heh bangun-bangun, udah pagi."

Sontak dua lain pun terbangun kecuali gadis yang penuh dengan luka itu, ya Lora.

"Kita harus cepet keluar dari hutan, bahaya kalo kita lama-lama disini. Tuh preman bisa nemuin kita," ujar Sierra.

Intan berusaha meregangkan otot-otot nya, menggendong Lora semalam membuat punggung terasa begitu sakit pagi ini, begitu juga lengannya.

"Lo masih kuat gendong Lora?" tanya Nina pada Intan.

"Kayak gak kuat lagi, punggung aku sakit semua."

"Udah biar aku yang gendong, tolong bantu ya."

Nina dan Intan membantu mengangkat tubuh Lora agar bisa di gendong oleh Sierra. Mereka akhirnya kembali berjalan menjauh dari gubuk itu untuk mencari jalan keluar setidaknya mereka bisa menemukan pemukiman.

"Nina, coba kamu telpon siapa kek. Kan kamu bawa hp," saran Intan pada Nina.

"Gue udah nyoba, tapi disini gak ada sinyal. Hp gue juga mati," jawab Nina lesu, Intan mengangguk paham.

Mereka berjalan dengan kesenyapan, tak ada lagi pembicaraan, semua senyap pada pikiran masing-masing.

"Ya Tuhan, tolong selamatkan kami. Ra, gue mohon bertahan Ra, bentar lagi kita keluar dari hutan ini." Batin Nina bersuara hatinya benar-benar cemas dan takut saat ini.

"Ya Allah, tolong selamatkan Intan dan mereka semua. Tolong bantu Lora untuk bertahan ya Allah." Intan berujar dalam hatinya mengharapkan pertolongan yang kuasa atas keselamatan mereka.

"Gue masih bingung kenapa gue bisa disini, terjebak sama mereka semua. Ngeliat kondisi Lora. Apa ini gue yang sebenernya? Kalo iya, gue harus ceritain ini ke Gavin kalo udah sampe rumah. Dia pasti bangga sama gue yang udah keren ini." Sierra terkekeh sendiri.

Benar sampai sekarang Sierra masih mencari jati dirinya dia selalu mencoba segala hal namun tak ada yang bisa membuatnya merasa bangga atau senang ketika selesai melakukannya, namun kali ini. Dia merasakan kebanggan tersendiri setelah menyelamatkan Lora.

Kali ini Sierra tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

"Itu ada pemukiman, kita minta tolong sama orang disana aja. Ayo cepet," ujar Nina membuat Sierra tersadar dari pikirannya.

Mereka berjalan cepat menuju pemukiman yang kebetulan sedang ramai orang berlalu lalang untuk berangkat kerja dan sebagainya.

"Astaga, ini kalian kenapa? Abis kerampokan ya?" tanya seorang ibu-ibu yang pertama kali melihat mereka.

Semua atensi akhirnya menuju pada keempst gadis itu.

"Bu, tolong Bu." Intan pertama kali bersuara.

Para penduduk disana langsung membatu keempat gadis itu, Nina menceritakan singkat kejadian semalam dan para penduduk pun paham.

Para bapak-bapak disana langsung menyiapkan mobil untuk mengantar mereka ke kota tepatnya ke rumah sakit.

"Bu saya boleh pinjem hp? Saya mau nelpon keluarga saya," mohon Intan pada ibu-ibu tersebut.

Jiwa yang Tersesat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang