Penghianatan?

719 84 1
                                    

“Hahaha, serius Lo? Bagus, berarti dia udah masuk kedalam perangkap kita.”

“Kerja bagus Karisa, Lo bisa bikin cewek naif itu bener-bener naro rasa sama Garel.”

“Iya Ser, kita tinggal tunggu tanggal kehancuran mereka.”

Kedua gadis itu tertawa sambil meneguk wine yang mereka pesan.

Sedangkan di lain tempat, Nina terlihat sangat marah dan kecewa pada Asya. Nina tidak menyangka sahabatnya tega menikung sepupunya sendiri.

“Sumpah Lo tega banget Sya, apa salah Lora sama lo?” Nina bertanya-tanya apa yang membuat Asya jadi seperti ini.

Tujuan Nina saat ini adalah rumah Lora, dia akan mengatakan semuanya pada Lora, Nina tidak akan membiarkan Lora terluka.

Turun dari mobil pribadinya, Nina mengerenyit samar saat melihat beberapa mobil terparkir di rumah ini.

“Kayaknya lagi ada tamu,” gumam Nina.

Nina masuk dan mendapat sapaan oleh beberapa penjaga dan pembantu yang lewat.

Terlihat di rumah keluarga Darren dan teman-temannya tengah berkumpul, namun tidak ada Lora.

“Eh, Nina. Cari Lora ya? Dia di gazebo deket kolam tuh,” ujar Darren saat melihat Nina masuk.

“Asya mana Nin?” tanya Arya saat tak mendapati adiknya bersama Nina.

Mendengar nama itu, sontak emosi Nina naik lagi namun dia berusaha meredamnya.

“Gak tau gue, gue duluan.”

Mereka mengerenyit heran saat mendengar suara tak bernada dari Nina, wajahnya pun tak menunjukkan ekspresi senang.

“Kenapa tuh bocah?” tanya Andre.

“Mungkin lagi bad mood, udahlah biarin aja masalah cewek.” Mereka semua mengangguk mendengar penuturan Dimas.

Nina berjalan cepat menuju gazebo tempat Lora duduk.

Nina melihat Lora sedang bersantai dengan dua toples cemilan dan satu teko kecil air mineral.

“Ra,” panggil Nina membuat Lora yang sedang asik berselancar di tiktok pun menoleh.

“Eh, Nina. Kesini kok gak bilang-bilang, Asya mana? Kok gak ikut?” tanya Lora sambil mencomot cemilannya.

Nina rasanya ingin menangis mendengar Lora yang menanyakan keberadaan Asya.
Nina mendekat dan duduk di sebelah Lora.

“Ada yang mau gue bilang ke elo, ini penting.”

“Apa? Serius amat dah,” ujar Lora sambil terkekeh.

Nina menghela nafas panjang, jujur saja Nina tidak mau membuat Lora semakin terluka nantinya.

“Ada yang mau gue bilang Ra,” ujar Nina serius membuat Lora terkekeh.

“Kenapa sih? Tiba-tiba jadi serius begini, jadi takut gue.” Nina menghela nafas.

“Sebenernya itu—

Drrrt Drrtt

Ucapan Nina terpotong saat mendengar getaran ponsel Lora, Lora dan Nina melihat siapa yang menelpon.

Bunny 🐰 is calling

“Eh, bentar ya Na. Garel nelpon,” ujar Lora dan langsung mengangkat telpon dari Garel.

“Halo, assalamualaikum.”

“Lagi di rumah, kenapa?”

“Oh, iya gapapa. Okee di tunggu.”

Jiwa yang Tersesat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang