Kilas balik

686 81 11
                                    

Di sebuah ruangan bernuansa gelap hanya ada cahaya dari lampu hias dan cahaya dari cela gorden yang memancarkan langsung ke mata seseorang yang masih tertidur lelap.

Dalam dekapannya seorang gadis terlihat begitu nyaman pada posisi itu, mereka tidak tidur di kamar melainkan di sofa yang cukup luas.

Terlihat cowok itu yang pertama kali terbangun, beberapa kali membuka kedua matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.

Saat nyawanya sudah terkumpul semuanya, cowok itu melihat apa yang dia peluk, dua berpikir itu adalah bantal guling tapi kenapa punya rambut?

Saat sadar bahwa yang dia peluk bukanlah bantal guling, matanya langsung melotot dan mendorong sosok itu.

“Aahhkk!!”

Cowok itu langsung terduduk dan meneliti pakaiannya, dia menghela nafas lega saat pakaiannya masih utuh.

“Asya?”

Gadis itu, ternyata adalah Asya. Tapi bagaimana bisa mereka tidur berdua dengan posisi yang begitu intim begini?!

Dia mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin.

“Bun, Garel ke luar dulu ya.”

Garel berjalan mendekati Bundanya sembari memasang jaketnya serta tangannya yang memegang kunci motor.

“Mau kemana Bang?” tanya Bundanya berjalan mendekati anak sulungnya.

“Mau nemuin calon mantu Bunda, Garel berangkat ya Bun assalamualaikum.”

Sang Bunda hanya tersenyum.

“Waalaikumsalam, hati-hati ya Bang. Titip salam sama calon mantu dan calon besan Bunda,” jawab Bundanya.

“Siap Bun,” sahut Garel dan mencium pucuk kepala sang Bunda.

Hari ini Garel rencananya ingin memberikan kejutan untuk gadisnya, Garel sengaja tidak mengabarinya sejak semalam karena ingin memberikan kejutan.

Garel cukup merasa bersalah pada Lora, karena kedekatannya dengan Asya.

Ingat saat Asya mengajaknya berpacaran waktu itu? Dan ada Toni? Yah, Garel marah pada Asya dan langsung memilih untuk pulang dan meninggalkan Asya dan Toni yang juga marah.

Dia menjaga jarak pada Asya, Garel bukan tidak sadar akan sikap Asya yang terlihat menyukainya.

Garel bahkan tidak pernah ingin bertemu lagi dengan Asya jika tidak terdesak. Garel memang akhir-akhir ini di sibukkan dengan tugas kuliahnya, karena meskipun libur tugas tetap dosennya berikan.

Garel memandang ponselnya sebentar, wallpaper ponselnya terdapat foto Lora dan dirinya waktu mereka di Belanda, Garel masih ingat betul foto itu di ambil dua hari setelah mereka meresmikan hubungan mereka.

Garel segera memasukkan ponselnya kedalam saku celananya dan menaiki motor sport nya, tak lupa ada helm yang dia belikan khusus untuk Lora.

Garel memang jarang naik motor bersama Lora, tapi kali ini dia ingin berkeliling kota dengan Lora memeluknya dari belakang.

Sungguh indah dunia ini dijalani jika bersama yang terkasih.

Motor Garel melaju meninggalkan pekarangan rumahnya, sekitar dua puluh menit Garel berhenti di salah satu caffe, dia ingin membeli sesuatu untuk Lora.

Garel memarkirkan motornya dan langsung masuk kedalam caffe.

“Mbak saya pesen milkshake strawberry satu, cake caramel dua, sama kentang goreng nya tiga. Di bungkus ya Mbak,” pinta Garel.

Jiwa yang Tersesat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang