12

1.3K 119 11
                                    

Jimin mengerjapkan matanya pelan saat sinar matahari menembus gorden dan menyinari kamar bernuansa abu itu.

Ini bukan kamar nya , namun jimin tidak asing dengan ruangan itu.

" Akhh "
Jimin meringis memegangi kepalanya kala rasa pusing itu datang serta perut yg bergejolak mual.

" Ughhh "
Jimin segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan cairan yang keluar dari mulut nya.

" Sial "
Jimin mencoba mengingat² kejadian semalam , pergi ke taman , bertemu dengan wanita itu , dan dia pergi ke club.

" Brengsek !!"
Entah sudah berapa kali jimin mengumpat pagi ini.

.

Ketukan pintu seketika membuyarkan lamunan jimin, seokjin membawakan sebuah yg berisi semangkuk sup hangat , tak lupa namjoon selalu setia berada di samping sang kekasih.

" Pagi jiminie " sapaan halus seokjin membuat jimin tak bisa menahan air mata nya , tangisnya pecah saat saat seokjin memeluk jimin dengan erat.

" Gwenchana , kamu tidak sendiri jim. Ada aku dan juga namjoon " jin mengelus punggung jimin dengan sayang.

" Kepala mu masih pusing ? Cepat sarapan aku membuatkan mu sul pereda mual "

Seokjin tidak ingin bertanya lebih banyak lagi , dia akan mencari tau sendiri apa yg sebenarnya terjadi antara yoongi dan jimin.

" Sementara waktu tinggallah disini jim , aku tau kamu pasti sedang tidak ingin pulang ke apartemen "

Jimin hanya mengangguk lemah. Benar yg di katakan seokjin , dia malas untuk pulang ke apartemen. Masa bodoh jika yoongi akan mencari nya jimin tidak peduli.


.


Keadaan apartemen yoongi sekarang jauh dari kata rapi , ini lebih buruk dr saat jimin meninggalkan apartemen beberapa bulan lalu.

Semalam yoongi benar² mengamuk semua yg ada di hadapannya menjadi sasaran kemarahannya. Ya marah karena tak menemukan jimin di apartemen , yoongi tau jimin pasti sangat marah dan kecewa , dan lebih dari itu jika seokjin dan namjoon tau masalah ini tak ada lagi harapan nya untuk bisa selalu bersama jimin.

" Shit , suran benar² kurang ajar "

Di saat tengah marah² yoongi tidak tau jika namjoon sudah berdiri di dekat pintu sambil memperhatikannya.

" Apa yg terjadi hyung ? Apartemen mu seperti habis di terjang angin topan "  pertanyaan simpel juga sedikit mengejek itu sontak membuat yoongi menoleh ke asal suara. Jika biasanya yoongi akan mengata²i namjoon karena sudah mengejek nya , tapi kali ini yoongi justru hanya diam.

" Wae ? Apa jimin pergi dari apartemen lagi , hingga membuat mu seperti ini ?"

Yoongi menatap tajam kearah namjoon , kenapa namjoon bisa tau jika jimin pergi ?

" Katakan apa jimin berada di rumah jin hyung ?"

" Iya , dia disana "

" Oke aku akan menemui nya "

" Tidak perlu hyung "

Yoongi kemudian menghentikan langkahnya , menatap namjoon tak percaya.

" Waeyo ? Aku ingin membawa kekasih ku pulang "

" Tapi kurasa jimin sudah tidak menganggap mu sebagai kekasih nya "

" Apa yg kau katakan joon ? Jangan membuat ku tambah emosi "

" Bukankah seharusnya aku yg emosi hyung ? Berkali² kau menyakiti jimin membuat nya menangis tapi dengan baiknya jimin masih memaafkan mu "

" ... "

" Kau tau apa yg terjadi semalam ? Jimin mabuk berat. Padahal setelah memutus kan untuk bersama mu dia mati²an menjauhi segala jenis alkohol. Dan kau tau penyebab dia mabuk ? Itu karena mu hyung "

" ... "

" Aku kesini hanya ingin menyampaikan pesan dari jimin. berhenti menemui nya "

" Aku tidak bisa joon , aku harus menjelaskan semua nya pada jimin "

" Kau tau hyung , dalam sebuah hubungan perlu ada nya kejujuran , entah itu tentang diri mu atau masa lalu mu , dan karena ketidak jujuran mu itu yg membuat jimin kecewa pada mu. "

" Aku sudah berkata jujur pada nya joon. Aku sudah jujur jika wanita itu mantan kekasih ku "

" Mantan kekasih yg mengandung anak mu dan kau menyuruh nya untuk menggugurkan nya ?"

Mata yoongi membola , kaget? Tentu saja. Kenapa namjoon bisa tau masalah itu ??

" Kau kaget hyung? Aku juga kaget saat jimin berkata seperti itu pagi tadi "

" Ji-jimin ?"

" Iya , jimin mendengar pembicaraan kalian semalam , makanya dia pergi meninggalkan mu dan memilih pergi ke club. Dan mabuk. Beruntung seokjin juga berada di sana dan membawa jimin pulang "

" Joon kumohon biarkan aku bertemu jimin , aku akan menjelaskan semuanya "

" Jujur aku kasian pada mu dan ingin membantu mu hyung , tapi aku bisa apa jika seokjin juga mengancam ku."

Tak ada lagi yg bisa yoongi harapkan dari namjoon.

" Kali ini aku tidak bisa membantu mu hyung. Dan kurasa jimin juga butuh waktu untuk sendiri ".

Namjoon menepuk pundak yoongi untuk sekedar menyemangati nya.

" Jaga diri mu baik² selama jimin tak bersama mu hyung , kau seorang CEO  jadi jaga penampilan mu "

Setelah berkata seperti itu , namjoon pun pergi meninggalkan apartemen yoongi.

" Argghhhhh "



.


Malam ini terasa sunyi , hanya hembusan angin malam yg menemani jimin dan seokjin. Namjoon bilang dia akan pulang larut. Mereka tengah duduk berdua di teras rumah dengan menikmati sebotol red wine. Yaa jimin kembali merasakan minuman² itu setelah bertahun² dia tak pernah menyentuh minuman beralkohol.

Kepulan asap keluar dari bilah bibir tebal nya setelah dia menyesap sebatang rokok yg masih bertengger di kedua jari mungilnya.

" Bagaimana perasaan mu sekarang jim ?" Tanya seokjin sambil meneguk wine nya.

" Jauh lebih tenang hyung , aku bisa merasakan minuman yg dulu sangat ku hindari "

" Syukurlah jika kau bisa merasa lebih tenang "

Helaan nafas panjang jimin membuat seokjin menoleh kearahnya.

" Waeyo ?"

" Aniy , hanya saja aku tak habis pikir yoongi bisa melakukan hal sekeji itu dan tak mau jujur demgan ku "

" Berhenti memikirkan yoongi jim, mulailah kehidupan baru mu , kau berhak bahagia "

" Aku tak memikirkan nya hyung "

" Bagus. Hyung masuk dulu , jangan lama² di luar angin malam tak baik untuk kesehatan mu "

" Nee hyung "

Jimin kembali menyesap batang rokok di tangannya dan membuang asap nya ke udara.

" Bagaimana aku tidak memikirkannya hyung jika aku saja masih sangat mencintai nya "



.


Annyeong ,,

🤭🤭🤭

Jangan lupa voment yeorobun 🥰💜

ALWAYS LOVE YOU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang