💐 5. Kehilangan Peran

55 36 45
                                    

Bagian ini adalah jawaban dari part sebelumnya yaa readers...!
Sebelum baca jangan lupa putar lagunya biar dapet vibesnya haha.
Selamat membaca<3

💐

--------------

Tak terasa 9 tahun telah berlalu.

Kini Allice telah duduk dibangku SMP---Sekolah Menengah Pertama kelas 9, yang artinya sebentar lagi Allice akan lulus.

••••••

Hiks...hiks...

" Nak, kamu kenapa? ayo bangun sayang ini sudah pagi. Nanti telat sekolahnya"
" Huhh syukurlah ternyata cuman mimpi" batinku

" Eh iya buk tadi Allice udah bangun kok hehe trus tidur lagi ternyata masih pagi" ucapku cengengesan
" Hmm yaudah habis ini langsung sholat,mandi trus sarapan ya. Ibuk keluar dulu"
" Okey siap nyonya" ucapku sembari memberikan hormat pada ibuku

"Aku tadi kenapa bisa nangis ya? " tanyaku bingung mencoba mengingat sesuatu

Flashback on

"KAMU ITU NGGAK BERGUNA BANGET JADI ISTRI!"
"Salahku apa mas.. hiks hiks"
"Asal kamu tahu, saya menyesal telah menerima perjodohan ini!"
"Tapi kenapa mas, apa mas nggak cinta sama aku? Sama anak kita? "
"TIDAK! Jangan harap saya mencintai wanita pengecut seperti kamu! ingat itu"
"

Ayahh ibuuu sudah cukup! "

Flashback off

"Aaaaaa... ga mungkin, hiks hiks"

Ayah? Dimana ayahku? Mengapa aku tidak pernah melihatnya setelah beberapa tahun yang lalu?
Pertanyaan itulah yang selalu muncul dalam benakku. Apa mungkin ada hubungannya dengan mimpiku tadi?

***

Hangatnya fajar kini telah tergantikan oleh teriknya matahari. Siang ini, Allice dan ibunya akan pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan rumah.

" Allice udah siap-siap belum kamu?? " teriak ibuku dari ruang keluarga
" Sebentar lagi buk" jawabku seadanya
" Agak cepetan ya nak, udah panas nih diluar" panggil ibuku lagi
" Iya buk udah selesai kok, ini Allice mau keluar"

Brukkk!
"Awsssh sakiitt... " rintihku kesakitan

Deg!

Jantungku berdetak 2 kali lebih cepat. Siapa yang aku tabrak tadi? Mengapa aku tidak mengenalinya.
Tapi..., tunggu...tunggu.
Dari wajahnya seperti tidak asing. Apa mungkin aku pernah bertemu sebelumnya?

" Kamu nggak papa nak? " tanya lelaki itu memastikan
" Ng-gapapa kok om" ucapku terbata-bata
" Yasudah ayo berangkat. Ibumu juga sudah menunggu dari tadi" ucap lelaki itu sambil menggandeng tanganku

Aku dibuat semakin bingung. Siapa sebenarnya lelaki ini? Apakah dia mengenali ibuku?

" Hmm, kamu kok lama banget sih nak. Yaudah ayo berangkat, biar dianter sama ayahmu" ucap ibuku menjawab kebingungan ku tadi

" Ha? Ayah? " akupun menganga tak percaya
" Iya nak ini ayahmu" ucap lelaki itu menjawab pertanyaan ku

" Tapi kenapa Allice tidak pernah melihat ayah. Kemana ayah selama ini? " tanyaku penuh tekanan
" Ma-maaf nak" lirih lelaki itu
" Maaf? Untuk apa?" ucapku penuh emosi
" Maaf...ayah egois, ayah terlalu cepat mengambil keputusan waktu itu" ucap lelaki itu dengan mata yang berkaca-kaca

•Flashback on

" Aku nggak sudi hidup sama kamu lagi wanita sialan! Mulai sekarang kita CERAI! "
" Mas! Apa maksudmu? "
" Kamu itu kerjaannya hanya menyusahkan! Dasar wanita tidak tau diuntung! Aku sudah muak dengan kelakuanmu itu! Wanita sok suci! Ck. "
" Jaga omonganmu mas! Disini aku lah yang menjadi korbannya tapi kenapa kamu yang seolah-olah tersakiti. Wajar aku bersikap seperti itu, karena aku juga manusia yang punya hati! Aku juga manusia yang punya harga diri! Tidak seperti wanita murahanmu itu. Hikss."
" CUKUP! Silahkan pergi dari sini--CASSANDRA LICYA! "
" OKE! Aku akan pergi dari sini."
"Aku harap suatu saat nanti kamu akan menyadari kesalahan mu--VELITTO PRAMUDYA "

Flashback off

Ternyata ini jawaban dari mimpiku waktu itu? batinku tak percaya dengan kenyataan pahit ini
" Setelah bertahun-tahun ayah ninggalin ibuk sama Allice tanpa memberi kabar satu kalipun dan tiba-tiba ayah datang ingin meminta maaf? Dan ayah pikir dengan mudahnya Allice akan memaafkan ayah begitu saja? Maaf saja tidak cukup untuk membayar rasa sakit yang selama ini kami rasakan, asal ayah tau!. " ucapku penuh amarah dengan menekankan kalimat terakhir

" Ibuu.. Kenapa dengan mudahnya ibu menerima ayah dikeluarga ini lagi? Ayah sendiri yang sudah meninggalkan kita bu." ucapku sendu menahan tangis
" Nak.. seperti apapun ayahmu di masa lalu, dia tetap ayahmu nak..orang tua kamu. Jadi, tolong terima ayah lagi ya" tutur ibuku lembut

" Tapi tidak semudah itu bu. Kekecawaan Allice nggak bisa disembuhkan hanya dengan kata maaf. Bagi anak perempuan diluaran sana mungkin mereka menilai ayahnya sebagai cinta pertama. Tetapi menurut Allice sendiri ayah adalah luka pertama bagi kehidupan Allice. Raganya masih ada, tetapi dia sudah kehilangan perannya sebagai seorang ayah. Apa lelaki seperti dia masih pantas disebut sebagai tulang punggung keluarga? Selama ini apa ayah pernah nafkahin Allice sama ibuk? Nggak kan buk. Hiks....hikss" tuturku dengan air mata yang sudah terjun membasahi pipi. Kali ini aku tak kuasa menahan tangis.

" Nak... ibuk mohon.. " pinta ibuku dengan nada yang lembut dan penuh harap sembari memberi pelukan hangat untukku

" Maaf bu, tapi Allice masih butuh waktu untuk menerima semua ini " ucapku masih dengan nada sendu penuh kekecewaan.

••••••



-----------

Hayo siapa yang bacanya sambil nangis pas bagian ini? Cungg
Jangan bosen dulu ya readers hihihi. Maaf banget kalo alurnya rada-rada ga nyambung, soalnya aku buatnya karena gabut aja hehe.
But, makasih yang udah sempetin buat baca dan jangan lupa vote ceritanya yaa readers🏻

salam maniez dari author
- n

💐

TENTANG HARAPAN - [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang