Jaejong melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lain di tengah hutan lebat. Dia mendengar tangisan rubah-rubah kecil dari kejauhan, dia harus cepat, mereka pasti butuh bantuan. Jaejong melompat tinggi, melayang di udara di tengah langit malam, lalu dalam sekejap mengumpulkan semua energinya, mata birunya bersinar, kesembilan ekornya muncul, kemudian melesat lebih cepat.
Jaejong adalah seekor roh rubah berekor sembilan yang telah mengolah kekuatannya selama hampir 1000 tahun. Sebenarnya tidak sepenuhnya roh rubah, dia setengah manusia. Ayahnya adalah seekor roh rubah berekor sembilan berusia 2000 tahun, sangat tua. Karena bisa berubah wujud menjadi apa saja, rubah tua itu, ayah Jaejong, selalu mengambil wujud sebagai seorang pria muda yang tampan ketika menampakkan diri di antara manusia. Suatu hari rubah tua itu melihat seorang gadis berlari di hutan sambil berusaha melawan beberapa pria yang mengejarnya. Rubah tua yang baik hati itu memutuskan untuk menolong gadis tersebut. Rupanya gadis itu adalah anak dari keluarga miskin yang tidak sanggup membayar hutang. Saudagar kaya meminta gadis itu sebagai ganti pembayaran hutang. Gadis itu tidak mau sehingga melarikan diri ke hutan. Rubah tua itu mengembalikan gadis itu ke orang tuanya dan memberikan beberapa emas perak untuk membantu kehidupan mereka. Gadis itu jatuh hati, begitu pula dengan rubah tua itu, akhirnya mereka menjalin kasih tanpa mengetahui wujud asli rubah tua itu. Sampai akhirnya gadis itu mengandung, barulah rubah tua itu membongkar rahasianya, karena seorang manusia tidak akan sanggup mengandung roh rubah. Roh rubah membutuhkan energi besar untuk tumbuh, janin itu akan mengambil seluruh energi kehidupan gadis itu. Rubah tua itu sangat mencintai kekasihnya, sehingga meminta agar gadis itu merelakan janinnya, tapi gadis itu menolak, dia ingin melahirkan bayi itu ke dunia apapun resikonya. Sangat keras kepala, akhirnya rubah tua itu membawa gadis itu tinggal di hutan bersamanya agar dapat terus menyalurkan energi untuk mempertahankan hidup gadis itu. Tapi ketika melahirkan gadis itu sekarat, sebanyak apapun energi yang rubah tua itu berikan tetap tidak dapat memperbaiki kondisi gadis itu. Mutiara rubah bisa memberikan nyawa, rubah tua itu sudah bersiap mengeluarkan mutiara itu dari tubuhnya, tapi dengan sisa kekuatan terakhir, gadis itu menolak, dia hanya meminta agar rubah tua itu merawat anak mereka dengan baik. Akhirnya gadis itu pergi meninggalkan mereka berdua.
Ayahnya sendiri sekarang sudah mati. Dia mati di tangan manusia 20 tahun yang lalu di usia 3000 tahun. Bagaimana rubah tua yang sangat kuat itu bisa mati di tangan manusia, Jaejong juga tidak mengerti. Suatu hari ayahnya pergi dan tidak kembali. Seekor rubah kecil membawa berita kepada Jaejong bahwa ayahnya tertangkap manusia. Jaejong berlari sekuat tenanga untuk menyelamatkan ayahnya, tapi terlambat, Jaejong menyaksikan para manusia itu menghujamkan tombak perak ke tubuh ayahnya yang sudah kembali ke wujud rubah. Mengoyak tubuh rubah itu dan mengeluarkan hatinya. Sebelum menutup mata, ayahnya melihat Jaejong yang bersembunyi di balik pepohonan, rubah tua menggeleng memberi isyarat kepada Jaejong untuk tidak menolongnya, dia tidak ingin sesuatu terjadi pada Jaejong. Jaejong hanya bisa menangis meratapi kepergian ayahnya. Dia ingin, tapi akhirnya memutuskan untuk tidak membalas para manusia itu, karena seumur hidupnya ayahnya selalu berpesan agar kaum rubah tidak membenci manusia, karena tidak semua manusia itu jahat, meskipun hanya sedikit yang baik hati. Ayahnya juga tidak ingin membuat manusia semakin membenci dan memburu mereka jika manusia mendapat banyak serangan dari kaum rubah. Jaejong tidak membenci manusia, dia hanya tidak suka menolong mereka seperti yang ayahnya lakukan. Jaejong hanya akan menolong para rubah yang disakiti oleh manusia, seperti yang sedang dia lakukan saat ini.
Jaejong bersembunyi di balik pohon. Dia sudah sangat dekat dengan para rubah itu. Puluhan rubah dikurung dalam kurungan kayu. Beberapa orang memindahkan kurungan-kurungan itu naik ke kapal. Sial, Hanya tinggal beberapa kurungan terakhir ketika Jaejong sampai di sana. Akhirnya Jaejong memutuskan untuk menyamar sebagai salah seorang pengangkut dan ikut mengangkut kurungan terakhir ke atas kapal supaya menyusup tanpa dicurigai.
Ketika semua orang di atas kapal itu sudah tertidur, Jaejong mulai membuka kurungan itu satu per satu dan memasukkan rubah-rubah itu ke dalam kantong bajunya. Sebelumnya Jaejong telah menyihir bajunya untuk dapat menampung banyak barang meskipun terlihat seperti baju biasa dari luar, dia tidak mungkin melepaskan rubah-rubah itu di tengah laut seperti ini bukan? Sayang sebuah ombak besar tiba-tiba mengguncang kapal, membangunkan orang-orang yang sebelumnya tertidur lelap, Jaejong juga terjengkal akibat ombak itu sehingga terlambat bersembunyi ketika orang-orang mulai meneriakinya. Dengan terpaksa Jaejong mengeluarkan kekuatannya, dia mengucap mantra untuk menidurkan semua orang. Jaejong berdecak kesal, dia sangat menghindari menunjukkan kekuatan di depan manusia, karena itu hanya akan membuktikan bahwa makhluk mistis itu memang ada dan membuat para manusia itu semakin memburu kaumnya.
Jaejong sudah selesai mengeluarkan semua rubah. Dia sudah akan melompat pergi tapi kemudian menarik lagi tubuhnya karena baru teringat jika sedang berada di tengah laut. Jaejong tiba-tiba berkeringat dingin, dia kehabisan akal, orang-orang itu sebentar lagi akan bangun, mantranya hanya untuk sesaat, kalaupun mereka ditidurkan lagi mau sampai kapan Jaejong harus menidurkan mereka, dia tidak tahu tujuan kapal ini, dia mungkin akan kehabisa kekuatan sebelum tiba di daratan jika melakukan itu. Melompat ke daratan juga tidak mungkin, Jaejong tidak bisa terbang, dia hanya bisa melompat jauh, tapi daratan terdekat saat ini di luar jangkauannya. Ah, sepertinya mau tidak mau dia harus berenang, tapi Jeejong juga tidak bisa berenang, dia tidak pernah belajar, untuk apa rubah belajar berenang.. dia baru menyesalinya saat ini, seharusnya dia belajar berenang. Jaejong mengumpat dalam hati. Dia bisa mengubah wujudnya menjadi burung dan terbang, tapi dia tidak bisa membawa rubah-rubah itu bersamanya jika berubah menjadi burung, rubah yang dia bawa cukup banyak. Hah.. Jaejong terus memutar otaknya. Dia kemudian mencari papan kayu. Jika ada cukup bahan, membuat sebuah perahu kecil sepertinya cukup mudah dengan kekuatannya, dia akan menidurkan orang-orang itu nanti jika terbangun supaya ada cukup waktu untuk mendayung ke daratan. Tapi sebelum Jaejong bisa menemukan papan, sebuah ombak besar kembali menerjang, tubuhnya limbung karena tidak siap. Jaejong terhempas ke pinggir kapal, beberapa ombak kemudian datang lagi saling menyusul, Jaejong terayun-ayun di atas kapal, dia mulai mual. Jaejong berpegangan di pinggir kapal untuk muntah, tapi ombak besar berikutnya malah mendorongnya masuk ke dalam laut.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Dragon and His Little Fox
FanfictionSeeokor naga penguasa lautan bertemu dengan seekor rubah nakal. Naga itu cukup bodoh untuk jatuh cinta pada penguasa hutan berekor 9 itu, dan cukup bodoh juga untuk menyakitinya.. "Katakan di mana dia!" "Dia sudah tidak ada lagi disini.. mungkin sud...