08.

620 63 3
                                    

Seorang anak kecil berjalan-jalan di tengah keramaian pasar. Perawakannya seperti anak yang berusia 10 tahun Dia memakai topi lebar. Pakaiannya bersih dan indah seperti anak seorang bangsawan. Dia berjalan sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Dia sangat suka berjalan-jalan di pasar, banyak barang yang dia inginkan, tapi ayahnya tidak pernah memberinya uang, jadi dia tidak bisa membeli apapun. Ayahnya bahkan selalu melarangnya datang ke kerumunan seperti ini. Dia harus kabur diam-diam jika ingin melihat-lihat kemari.

Anak kecil itu tiba-tiba mengernyit lalu terkekeh karena milhat sesuatu yang menarik di kejauhan. Dia kemudian berlari kecil untuk menghampiri sesuatu itu. Dia berhenti di sebelah seseorang berbaju putih yang sedang melihat-lihat gulali. Dengan sebuah tepukan di punggung, dia mengagetkan orang itu. Orang itu menoleh lalu menunduk untuk melihatnya.

"Pria kecil, kau mengagetkanku."

"Tuan, ekormu kelihatan."
Anak kecil itu berbisik.

Seketika orang itu melihat ke belakang badannya untuk memastikan. Ah benar saja ujung ekornya menyembul dari bawah baju putihnya, untung warnanya sama-sama putih jadi tidak mencolok. Orang itu cepat-cepat menyembunyikan lahi ekornya lalu menggeret anak kecil itu ke gang yang sepi.

"Pria kecil, jangan katakan kepada siapapun apa yang kau lihat tadi ya~"

"Ck. Aku tidak mau melakukan sesuatu dengan gratis."

"Baiklah, apa yang kau inginkan, aku akan membelikannya untukmu."

"Benarkan??"
Anak kecil itu melompat girang.

"Mn. Selama itu tidak terlalu mahal, uangku tidak banyak hehe."

"Permen! Aku ingin permen gulali itu!"

"Gulali? bentuk apa yang kau inginkan?"

"Naga!"

"Baiklah, tunggu di sini. Aku akan segera kembali, jangan ke mana-mana."

Orang itu pergi lalu kembali lagi dengan 2 buah gulali di tangannya. 1 berbetuk naga, 1 lagi berbentuk rubah. Dia menyerahkan yang berbetuk naga kepada anak kecil itu. Anak kecil itu agak ragu menerimanya ketika melihat gulali rubah yang dia pegang.

"Kau mau yang ini?"

"Mn! Rubah itu terlihat lucu."

"Baiklah, ini, gulali rubah untukmu, aku akan memakan yang naga."

"Terima kasih!"

Anak kecil itu memakan gulali itu dengan cepat, lebih cepat dari orang itu.

"Wah makanmu cepat sekali."

"Tentu saja! Aku seekor naga laut, makanku cepat dan banyak!"

"Naga laut?"

"Mn. Aku punya tanduk naga, lihat."
Anak itu membuka topinya.

"Kau yakin itu bukan kutil yang tumbuh di kepalamu?"
Pria itu menggoda.

"Paman! Ini tanduk! Ini sudah lebih panjang dari tahun lalu. Aku juga punya ekor sepertimu. Mau melihat ekorku?"
Kata anak itu bangga.

"Eh?"

Anak kecil itu lalu memejamkan mata.

"Mmmmmmmkk..

ah..

lihat."

Ekor naga gemuk muncul dari bawah pakaian anak itu, mengibas-ngibas ke kanan dan ke kiri. Orang itu tertawa terpingkal-pingkal.


Dumb Dragon and His Little FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang