10.

649 63 0
                                    

"Jaejong?!"

Hwarang berteriak dari kejauhan ketika menyadari kehadiran Jaejong di halaman rumah mereka. Hwarang menerjang Jaejong dengan sebuah pelukan erat. Jaejong menerima pelukan itu dengan senyuman lebar.

"Kau kembali.. "
Hwarang berkata sambil mengangis di pelukan Jaejong.

"Aku kembali.."

"Kau mendapatkan lagi ingatanmu?"
Hwarang menghapus air matanya. Ini sangat menggembirakan, tidak seharusnya dia menangis.

"Mn."

"Apa naga idiot itu yang membawamu?"

"Mn.. aku kemari untuk menemui kalian. Kau dan Yeonjin.."

"Yeonjin berada di istana Naga."

"Aku tahu. Yeonjin mungkin sudah tertidur sekarang, Naga idiot itu akan membawanya kemari besok."

"Aku merindukanmu.."
Hwarang memeluk Jaejong lagi.

"Aku juga merindukanmu.. bagaimana kabarmu? Kudengar kau sangat galak pada Yeonjin."
Jaejong menggoda. Dia tahu Hwarang tidak akan menyakiti anaknya.

"Ck. Anak itu, sangat nakal sepertimu dulu. Dia suka menggunakan wujud naganya untuk menakuti hewan-hewan. Bisa kau bayangkan seekor naga kecil berlarian dengan kedua kakinya kesana kemari mengejar hewan sampai semua burung beterbangan meninggalkan pepohonan? Dia bahkan melompat-lompat menggetarkan tanah untuk membuat kelinci keluar dari sarangnya! Ah.. kau harus menjewernya sendiri suatu hari nanti!"

"Yah mau bagaimana lagi, dia anakku. Aku dulu juga suka seperti itu. Kalau aku melihatnya yang ada malah aku ikut bermain hehehe."

"Aiiissh! Aku akan menjewer kalian berdua!"

"Hehe aku akan membawanya kabur sebelum tertangkap olehmu. Oya Hwarang, bagaimana cara kalian mengasuh Yeonjin. Maksudku, dia tinggal bersama siapa sehari-hari?"

"Yeonjin, aku mengasuhnya sendiri sampai dia bisa berjalan. Setelah itu, naga idiot itu membawanya untuk tinggal bersamanya, dia bersikeras dan memohon kepadaku untuk merawatnya. Akhirnya aku memberikan Yeonjin kepadanya. Hah.. untung saja Naga idiot itu sangat menyayanginya.. Yeonjin tinggal dengannya di laut, tapi dia bebas kemari kapanpun untuk tinggal atau sekedar bermain. Jaejong, Yeonjin hidup dengan baik, jangan khawatir. Dia cerdas sepertimu, hanya mewarisi bentuk dan kekuatan naga idiot itu saja."

"Begitu.. syukurlah.. terima kasih Hwarang.. sudah merawatnya untukku.. aku tahu kau sangat menyayanginya.."

"...Aku tidak akan menyia-nyiakan nyawa yang sudah kau berikan untuk Yeonjin.."

"Hwarang... kau tidak memanggilnya naga idiot di depan Yeonjin kan?"

"Haha, tidak, aku cukup tahu diri untuk tidak merusak wibawanya di depan anaknya sendiri. Yeonjin butuh sosok orang tua.. hanya naga idiot itu yang dia punya selama kau tidak ada.."

"Mn.."

"Ayo masuk, kamarmu selalu kubersihkan, tapi naga idiot itu pernah merusak lantainya, jadi lantainya sekarang agak berbeda, aku memperbaikinya sebisaku."

"Begitu, tidak apa-apa. Oya, kudengar ekormu sudah bertambah."

"Tentu saja! Ini sudah 100 tahun, kau pergi sangat lama, lihat, sudah bertambah satu."
Hwarang memerkan keenam ekornya kepada Jaejong.

"Ah akhirnya, selamat Hwarang."

"Jaejong, apa yang terjadi padamu setelah---"
Hwarang tercekat ketika hendak mengatakan peristiwa menyakitkan yang membuat Jaejong meregang nyawa dahulu.

Dumb Dragon and His Little FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang