BRUK!
Jaejong dilemparkan ke lantai dengan kasar. Seluruh tubuhnya basah kuyup dan tangannya terikat di depan, dia telah diseret kemari oleh seorang wanita.
"Hei! Tidak perlu melemparku nona! Aku bisa berjalan! kau hanya tinggal menyuruhku! Ah kasar sekali, padahal kau cantik. Aku yakin semua pria akan kabur ketika melihat sifat aslimu!"
Wanita itu mengabaikan ocehan Jaejong. Dia berjalan melewatinya untuk kemudian berlutut di hadapan seseorang yang sedang duduk di atas kursi batu kristal.
"Aku menemukan siluman rubah ini berusaha menyusup ke istana kita."
Wanita itu melaporkan hasil temuannya."Aiisshh! Sudah kubilang aku bukan penyusup! Aku tenggelam! Tenggelam! Aku tidak bisa berenang! Aku jatuh ke laut dari atas kapal saat menyelamatkan rubah-rubah kecilku!"
Pria itu mendengarkan dan melihat Jaejong dengan malas. Terganggu dengan Jaejong yang terus saja mengomel dan membela diri, dia akhirnya memutusnya turun dari kursi batu yang berkilau itu, menapaki beberapa anak tangga, lalu berdiri di depan Jaejong. Dalam sekejap Jaejong sudah berada dalam cengkramannya. Pria itu mencekik leher Jaejong dan mengangkatnya melayang di udara. Jaejong yang terkejut meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari cengkraman itu, tapi dia hanya seperti anak kucing yang tidak berdaya, karena ntah kenapa dia tidak bisa menggunakan kekuatan roh rubahnya di sini.
Rambut basahnya terurai berantakan, pakaiannya melekat di badan, Jaejong kedinginan, dan sekarang ketakutan karena tidak berdaya. Sial, semua karena dia tidak pernah belajar berenang. Pria di depannya juga nampak sangat kuat, mungkin salah satu makhluk mistis sepertinya yang tinggal di lautan. Jaejong mulai berhenti meronta, dia memberikan tatapan tajam pada pria itu. Dia tidak akan kalah hanya karena dicekik. Pria itu balas menatap tajam kepada Jaejong. Matanya berwarna emas, sangat indah, Jaejong belum pernah melihat mata seindah itu. Tatapan tajam Jaejong tanpa dia sadari melunak dengan sendirinya ketika mengagumi mata itu.
Seekor rubah kecil tiba-tiba muncul dari dalam lengan bajunya, naik ke pundak Jaejong, lalu mengibas-ngibaskan badan untuk mengeringkan bulunya yang basah karena air laut. Cipratan air itu mengenai wajah pria yang mencengkram Jaejong, pria itu terkejut sambil menutup matanya. Wajah pria itu sekarang penuh dengan percikan air dan beberapa bulu rubah. Sontak Jaejong langsung menahan tawa melihatnya, andai dia tidak dicekik dia pasti sudah tertawa terpingkal-pingkal. Jaejong dengan tangan terikatnya kemudian mengambil bulu-bulu rubah yang menempel di wajah pria itu sambil terus menahan tawa. Pria itu akhirnya menurunkan Jaejong dengan perlahan.
"Dia tidak berbohong."
Ujar pria itu."Tapi dia siluman rubah! Dia pasti menginginkan sesuatu di sini, mereka sangat licik, kita tidak boleh lengah!"
Wanita itu berusaha mempertahankan argumennya."Aku sudah memeriksanya, dia berkata jujur."
"Eh? Dari mana kau tahu aku berkata jujur?"
Jaejong bertanya penasaran sambil memasukkan lagi rubah kecil itu ke dalam kantongnya sambil membisikkan sesuatu kepada rubah kecil itu."Aku tidak makan rubah."
"Ah.. ha.ha.. Pendengaranmu sangat tajam Tuan, aku hanya sedikit menakuti rubah kecil ini supaya tidak nakal lagi, maafkan dia karena sudah mengotori wajahmu~ e...kalau boleh tau dimana aku berada sekarang? Aku hanya ingat tenggelam, lalu tiba-tiba terdampar di sebuah goa, kemudian wanita itu menyeretku ke sini."
"Ini istana dewa Naga laut dasar bodoh!"
Wanita itu menimpali."Ah... begitu, maafkan aku sudah masuk tanpa ijin~ aku tidak ada maksud apa-apa ke sini, hanya tidak sengaja terdampar. Istanamu sangat indah Tuan, sangat berkilau, mataku sampai silau dibuatnya. Dan tanduk di atas kepalamu itu, ah benar-benar lucu, apakah itu asli? Oya, bisakah kau melepaskan aku sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Dragon and His Little Fox
FanfictionSeeokor naga penguasa lautan bertemu dengan seekor rubah nakal. Naga itu cukup bodoh untuk jatuh cinta pada penguasa hutan berekor 9 itu, dan cukup bodoh juga untuk menyakitinya.. "Katakan di mana dia!" "Dia sudah tidak ada lagi disini.. mungkin sud...