Yunho menghantam kursi kristalnya sampai hancur ketika melihat seorang penjaga membawa potongan tubuh Seungri kembali ke istananya. Mereka menemukannya terapung di lautan. 500 tahun.. Seungri telah melayaninya selama 500 tahun.. Naga hitam itu meraung menunjukkan wujud aslinya, dia berputar mengitari potongan jasad itu untuk memeriksa. Siapa yang telah berani mencabik orang kepercayaannya ini? Tubuh Seungri terbuat dari sisik naga, seharusnya tidak ada yang bisa melukainya, karena itu Yunho berani mengutus Seungri ke manapun tanpa takut dia terluka.
Kemarahan kembali meledak dalam hatinya ketika dia berhasil mendengus sesuatu. Rubah sialan! Bagaimana rubah itu bisa mencabiknya? Yunho kembali meraung dengan menunjukkan taring-taringnya. Dia akan memastikannya sendiri. Naga hitam itu terbang membelah lautan dan melesat menuju hutan tempat tinggal Rubah berekor sembilan itu.
Naga itu tidak lagi memiliki gantungan bulu rubah pada dirinya, bulu rubah itu juga tidak kembali bersama jasad Seungri, sehingga sebelum mencapai tabir, Naga itu mengumpulkan seluruh kekuatannya. Rubah itu tidak lebih kuat darinya, menghancurkan tabir seharusnya tidak terlalu sulit. Naga itu melesat dengan kecepatan dan kekuatan penuh untuk menghantam tabir, tapi begitu melintasi area yang biasanya terlindungi, tubuh naga itu melintas begitu saja, membuatnya menghantam pepohonan hutan dengan sangat keras. Naga itu bangun setelah terguling-guling, dia mengibaskan kepalanya untuk menghilangkan pusing akibat hantaman tadi. Tidak ada tabir? Naga itu mengernyit melihat angkasa. Dia terbang lagi untuk memastikan, menjauh dan mendekati hutan berkali-kali. Benar-benar tidak ada tabir. Bagus, itu berarti dia bisa masuk dengan mudah untuk mencekiknya!
-------------
Sebelum itu di tempat lain.
"Nnnnnnggggghhhh ! Aaaaaah !"
"Jaejong, aku tidak tahu apakah ini akan berhasil untukmu, tapi rubah-rubah betina harus mengejan kuat untuk mengeluarkan anaknya. Ayo lebih kuat lagi!"
"Eeeeeggggggghh ! Hah hah hah hah"
Jaejong terbaring di kamarnya. Tangannya meremat bantal. Kedua kakinya terbuka lebar. Hwarang bersiap di antara kedua kaki Jaejong untuk membantunya bersalin sambil terus menyalurkan energinya. Sudah lama sejak Jaejong mencoba mengejan, tapi belum ada tanda-tanda anak itu akan keluar. Hwarang sudah menyalurkan energinya dari tadi untuk membantu Jaejong bertahan. Luka di dadanya telah merobek jantung Jaejong, Hwarang sebisa mungkin menghentikan pendarahan dari jantung itu agar Jaejong bisa fokus untuk bersalin. Tapi tetap saja...
"Nnnnnnnngggggggghhh ! ..uhuk.uhuk.."
Jaejong memuntahkan seteguk darah dari mulutnya.
"Hwarang... aku.. tidak kuat lagi..."
Jaejong kemudian mengeluarkan belati hitam dari tangannya dan menyodorkannya kepada Hwarang.
"..Keluarkan anak itu dari perutku sebelum aku kehabisan tenaga.. cepat.. aku benar-benar tidak sanggup lagi.. uhuk.."
Jaejong kembali memuntahkan darah. Hwarang menangis melihat itu, melahirkan saja sudah cukup mengancam nyawa, ditambah luka di jantungnya.. Hwarang tahu Jaejong tidak akan bertahan, tapi dia menolak untuk mengakuinya..
"Tidak, sedikit lagi! Ayo, Jajeong, kau pasti bisa!"
"Cepaaaat... Atau aku akan melakukannya sendiri.."
Jaejong berkata sambil mengertakkan gigi menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Dragon and His Little Fox
FanfictionSeeokor naga penguasa lautan bertemu dengan seekor rubah nakal. Naga itu cukup bodoh untuk jatuh cinta pada penguasa hutan berekor 9 itu, dan cukup bodoh juga untuk menyakitinya.. "Katakan di mana dia!" "Dia sudah tidak ada lagi disini.. mungkin sud...