....( Flashback )...
Jaejong kehilangan seluruh energinya setelah mengeluarkan semua mutiara roh dari tubuhnya, dia bahkan tidak mampu lagi mempertahankan wujud fisiknya, rohnya berubah menjadi asap. Dengan sisa energi yang ada, segumpal asap keperakan itu kemudian terbang mengikuti angin, membiarkan angin membawanya ke suatu tempat yang ingin dia kunjungi untuk terakhir kali sebelum rohnya benar-benar menghilang.
Asap itu melayang-layang di atas hutan, melewati lautan, melewati sungai, melewati atap-atap rumah manusia, hingga ke suatu tempat di mana terdapat sebuah kolam teratai. Asap itu melayang memasuki jendela sebuah rumah kecil di dekat kolam itu. Seorang wanita menoleh ketika menyadari sesuatu memasuki rumahnya.
"Jaejong?"
Asap itu berpendar seakan menyambut sapaan wanita itu. Wanita itu mendekat dengan sedikit berlari, menangkup asap itu di tangannya. Air mata wanita itu langsung menetes membasahi pipinya.
"Kau terluka.."
Asap itu berpendar sambil mendekat ke tubuh wanita itu, seakan mengharapkan sebuah pelukan. Wanita itu mendekapnya di dada sambil terisak.
"Anakku.. apa yang membuatmu terluka.."
"Kau kemari untuk berpamitan denganku..?"
"Bukankah kau berjanji akan sering mengunjungiku..?"
"Apa yang terjadi denganmu.."
Wanita itu kembali terisak. Menangisi anaknya yang sudah tidak berwujud lagi. Wanita itu kemudian membuka sebelah telapak tangannya, sebutir mutiara dengan cahaya putih tiba-tiba keluar.
"Ayahmu memberiku ini agar aku kembali hidup. Sekarang aku akan memberikannya kepadamu. Tetaplah hidup. Ayahmu juga pasti menginginkan itu. Aku pernah menyerahkan nyawaku ketika melahirkanmu, aku akan senang hati melakukannya lagi sekarang, sampai kapanpun aku dan ayahmu akan berusaha menyelamatkanmu."
Asap perak itu berpendar dan bergerak seakan menunjukkan kegelisahan.
"Tidak apa-apa, ibu ingin melakukan ini. Orang-orang yang kau tinggalkan pasti bersedih karena kepergianmu. Kembalilah kepada mereka, hiduplah dengan bahagia. Jaejong.. ibu menyayangimu.."
Wanita itu kemudian menangkupkan kedua telapak tangannya untuk menyatukan mutiara putih dan asap perak itu. Asap perak itu berpendar semakin terang. Wanita itu kemudian melepaskannya keluar melalui jendela.
"Pergilah. Jangan sampai orang lain melihatmu."
Wanita itu tersenyum.Asap perak yang tidak memiliki kekuatan itu kemudian melayang menjauh karena angin tiba-tiba berhembus membawanya pergi. Asap perak yang berpendar itu terlihat semakin kecil kemudian tidak terlihat. Wanita itu menatap kepergian asap itu sampai benar-benar menghilang dari pandangannya.
"Jaejong kami menyayangimu.."
Asap perak itu masuk ke sebuah goa di tengah hutan. Kekuatan Mutiara rubah 1000 tahun itu habis terserap untuk membentuk lagi tubuh fisiknya. Jaejong terbangun dalam tubuh barunya dengan linglung, tidak mengingat apapun, tidak tahu kenapa dia berada di dalam goa itu, dia bahkan tidak tahu siapa dirinya. Dia hanya tau bahwa dia adalah seekor siluman rubah, karena dia terbangun dalam bentuk seekor rubah putih besar bermata biru.
...( flashback end )...
-------------------
Yeonjin sangat gembira setelah mengetahui bahwa ayah rubahnya masih hidup. Dia tidak mau melepaskan Jaejong barang sedetikpun. Jaejong harus menggendongnya kembali ke rumah karena Yeonjin terus menggelendotinya. Yunho sudah kembali lebih dulu setelah mendengarkan semua percakapan Jaejong dengan Yeonjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Dragon and His Little Fox
FanfictionSeeokor naga penguasa lautan bertemu dengan seekor rubah nakal. Naga itu cukup bodoh untuk jatuh cinta pada penguasa hutan berekor 9 itu, dan cukup bodoh juga untuk menyakitinya.. "Katakan di mana dia!" "Dia sudah tidak ada lagi disini.. mungkin sud...