05.

543 63 6
                                    

"Hwarang.. sakit.."

"Jaejong tenanglah, aku berusaha menyembuhkanmu. Aliran energimu kacau sekali, aku kesulitan~ "

Peluh membasahi kening Jaejong yang terus merintih kesakitan. Tangannya meremat alas tidur yang saat ini sudah berantakan dan kotor oleh darah. Hwarang meletakkan tangannya di atas luka menganga di perut Jaejong, cahaya kehijauan yang keluar dari telapak tangannya membuat luka itu tertutup sedikit demi sedikit.

"Nnnggh.. apa pedang itu beracun.. kenapa susah disembuhkan.. kau sering menyembuhkan luka seperti ini sebelumnya, cepatlah.. aku tidak tahan.. aaah.."

"Aku juga tidak tahu, lukamu kali ini sepertinya tidak hanya tusukan itu. Pendarahanmu tidak mau berhenti. Darah tidak hanya keluar dari luka tusukmu, tapi juga---"

Hwarang melihat pakaian di bagian selangkangan Jaejong yang telah semerah darah.

"Jaejong, cobalah menyembuhkan dirimu sendiri dari dalam~"

"Kau pikir aku tidak mencoba.. aku kehabisan tenaga sekarang, energiku cepat terkuras akhir-akhir ini.. uugh.. Hwarang.."

"Terkuras? Sejak kapan?"

"Ntahlah... mmmpp... mungkin sebulan yang lalu nnggh.."

"Jaejong.. apakah kau bersetubuh dengan seseorang sebelum itu?"

"Be..bersetubuh..?"

Pikiran Jaejong langsung melayang ke malam-malam panasnya.. Saat pria itu mencumbunya.. Saat kejantanan pria itu memenuhi dirinya.. Jaejong kembali menitikkan air mata mengingat malam-malam panasnya bersama...Naga itu.. tidak hanya Yunho yang jatuh cinta kepada Jaejong, Jaejong pun telah jatuh hati sejak pertama kali menatap mata emas itu, sehingga tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menyadari perasaan yang disembunyikan di balik hati satu sama lain. Bergandegan tangan, berpelukan, berciuman, tidur bersama, mereka sudah melakukan semua itu. Mereka sudah sering hubungan badan sejak beberapa bulan yang lalu.

"...Mn..."

"Dengan Naga itu???"

"...kenapa dengan itu? Nnggh..."

"Jaejong, aku merasakan energi lain di badanmu.. maksudku, energi yang hidup.. Aku pernah menyembuhkan rubah yang sedang mengandung, i..ini.. mirip seperti itu."

"Apa maksudmu??"

"Maksudku ada bayi di perutmu! Kenapa kau jadi ketularan bodoh! Naga itu aah! Apa yang sudah dia lakukan padamu! Apa kau tidak salah menggunakan wujud wanita ketika bercinta dengannya??"

"Ti..tidak, aku memakai wujud priaku.. bagaimana bisa?"

"...Apakah karena mutiara Naga itu? Atau mungkin tanpa kau sadari bagian dalam tubuhmu berubah wujud ketika menerima kejantanan Naga itu? Atau apa mungkin sejak lahir kau memang sudah berbeda? Aah aku tidak tahu! Aku bukan dokter, kau yang melakukannya, kenapa aku jadi ikut pusing sendiri!"

"....Ba..bayi itu, apakah dia baik-baik saja?"

"Masih hidup, tapi sangat lemah.. luka tusukmu sudah sembuh, sepertinya bayi itu yang membuatmu masih kesakitan.."

"Hwarang tolong selamatkan dia.. aaah..."

"Akan kucoba.. Kau bantu aku, pusatkan energimu ke bagian perut, mungkin dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri jika diberi banyak asupan energi."

"Mn.."



-------------------



8 bulan berlalu sejak hari itu. Yunho tidak lagi kembali ke hutan menemui Jaejong. Hatinya masih sakit karena merasa dikhianati. Kemarahan itu masih dia pupuk di dalam hatinya. Yunho yakin Seungri tidak berbohong ketika mengatakan Jaejong telah tidur bersama wanita itu, berpelukan, dan berciuman. Dia telah menggali kebohongan di balik mata ular itu, tapi tidak ada, Seungri berkata jujur. Ketika dulu menyerang Jaejong pun Yunho merasakannya, dia mencium aroma lain dari tubuh Jaejong. Itu, pasti jejaknya bersama wanita itu. Yunho mengepalkan kedua tangannya. Hatinya sakit oleh api kemarahan, tapi lebih sakit ketika melihat darah Jaejong membasahi tangannya..

Dumb Dragon and His Little FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang