2.Alasan kita menikah

174 12 0
                                    

"dengar Hange, kau boleh bereksperimen sesukamu asal jangan sampai mengotori ruangan lain selain lab mu itu, mengerti?"

Levi dan Hange saat ini sedang mengangkat barang-barang mereka ke rumah baru mereka, sebuah rumah sederhana yang terletak tidak jauh dari sekolah tempat mereka bekerja dan tidak jauh pula dari pusat perbelanjaan

"Aku tahu, Levi"

Levi seketika menatap cincin yang kini melingkar di jari manisnya, tanda ia kini adalah seorang pria yang telah menikah

Levi melepas cincin tersebut dan menyimpannya di sebuah kotak, kemudian melanjutkan mengangkat barang-barang mereka yang masih ada di truk pindahan





.





Flashback

"Ini sudah waktunya jam mengajar, mata empat"

"Levi?"

Hange mendongak ke atas, melihat tukang bersih-bersih sekolah itu menatapnya dengan datar seperti biasa

"Hahhh, aku sedang tidak ingin mengajar, untuk hari ini saja aku berbohong pada muridku dan mengirimkan tugas lewat hp pada mereka"

Levi duduk di samping Hange, saat ini mereka berdua berada di salah satu ruangan kosong yang berada di pojok SMA singeki, ruangan ini kosong karena gedungnya susah bobrok dan ruangannya juga tidak dipakai

"Hei Levi, apa kita bisa menikah saja?"

Levi seketika kaget mendengarnya, ia tahu Hange ini suka melakukan atau bilang sesuatu yang diluar dugaan, namun ini sangat diluar dugaannya

"Ada apa denganmu mata empat?"

"Hahaha muka marahmu lucu sekali! Aku cuma bercanda!"
Hange memukul kecil Levi yang ada di sampingnya

"Cepat bilang atau aku laporkan ke kepala sekolah"

"Haha kau sangat penasaran ya... aku cuma lelah saja, orangtuaku setiap hari selalu saja menghalangi eksperimen ataupun penelitianku, mereka sampai saat ini masih menentang profesiku sebagai guru kimia karena mereka ingin aku melanjutkan bisnis mereka, jika aku menikah dan tinggal dengan seseorang aku pasti akan bisa terbebas dari mereka"

Hange tersenyum tipis, ia memang merasa sangat tertekan dengan orangtuanya yang tidak mendukung profesinya, padahal ia sangat menyukai profesinya sebagai guru kimia, karena dia bisa mengajarkan hal yang disukainya itu dan membagikan ilmu yang bermanfaat kepada para penerus bangsa, disisi lain ia juga tetap bisa bereksperimen dan melakukan penelitian karena pekerjaan sebagai seorang guru tidaklah terlalu menyita waktu

"Sama denganku"

"Hah?"

"Pamanku juga menyuruhku menikah tahun ini, alasannya ia tidak tahan denganku yang 'penggila kebersihan' katanya, tapi aku yakin alasan lainnya hanya agar ia bisa menjadikan setengah rumahnya itu sebagai pub/bar, aku pernah mendengarnya ingin membuka usaha bar saat ia akan pensiun nanti, kegigihannya yang menyuruhku menikah itu membuatku gila"

Levi menghela nafas, bayangan pamannya yang menyuruhnya menikah begitu menghantuinya, bahkan sekarang pamannya yang bernama 'Kenny' itu terang-terangan mengotori rumah didepan Levi sehingga membuatnya harus membersihkan setiap sudut di rumah itu berulang kali

"Levi, apa kau memikirkan hal yang sama denganku?"

Mereka saling bertatapan, walaupun eksperi Levi tak menggambarkan apapun, tapi Hange tau bahwa mereka memikirkan hal yang sama

"Ya, mari kita menikah Hange"


Flashback end



"Hahhh akhirnya selesai juga menata lab baruku, kita beli makan yuk Le-"

Ucapan Hange terpotong kala melihat suaminya itu tertidur di sofa dengan nyenyak

"Kelihatannya dia sudah selesai bersih-bersih dari tadi, dia memang cekatan, maaf ya membuatmu menunggu"

Hange mengambil selimut kemudian menyelimuti Levi yang terlihat sama sekali tak terganggu













.
.
.
.
Bersambung...

FAKE MARRIED!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang