Bab 15 - FaNaz Hospital

79 9 0
                                    

Keluarga Fay sudah pulang tadi siang. Tinggal dirinya, mereka menginap 3hari.

Selama Fay disini, ia kadang mengajar menggantikan Kak Zizil. Selama disini juga ia sangat dekat dengan Nana, Zoya, dan Nca.

"Ning Zifaa," pangil dua orang dari arah belakang itu.

'Panggilan itu, suara itu'
'seperti Familiar ditelinga Fay' Batin Fay.

Tiba tiba saja ingatan kejadian masa kecil melintas dipikirannya.

"Om sama Tante mau ketemu Amma?" Tanya gadis kecil berusia lima tahun itu yang tak lain Fay.

"Iya sayang, nama kamu siapa?" Tanya wanita paruh baya itu yang tak lain Umma Novianti.

"Ning Zifa,"

"Oh Zifa, Namanya cantik kayak anaknya," ucap Umma Novi.

"Ning Zifa, Tante. Kata Amma ga sopan kalo orang orang manggil Zifa tanpa Ning,"

"Oo baiklah, Maaf kan Tante Novi ya Ning Zifaa," ucam Umma sambil mengelus kepala Zifa seraya tersenyum hangat.
..
"Nama aku Daliya, ini Abangku namanya Alrsyad," ucap gadis berusia 5tahun itu dengan susah mengucakan huruf R.

"Aku Ning Zifa,"
..
"Lili, Asyad." Panggil Zifa kecil.

"Kamu memanggil kami?" Tanya Arsyad kecil, saat itu Arsyad berusia 9tahun.

"Manggil setan!, Ya manggil kalian lah," ucap Zifa kecil dengan kesal.
..
"Kamu sudah hafal berapa Juz, Ning Zifa?" Tanya Lili-Daliya kecil.

"Baru 7 juz,"

"Kamu hebat, Lili aja baru 5 juz," ucap Lili kecil dengan cemberut.

"Ning Zifa ga hebat. Tapi alhamdulillah Allah kasih kemudahan buat menghapal al-qur'an kepada Ning," jawab Zifa kecil seraya tersenyum manis.
..
"Hay, kamu lagi ngapain?" Ucap Arsyad yang datang menghampiri Zifa bersama Lili.

"Aku lagi menghafal. Karena kalian udah mengganggu aku pengen beliin kamu es cream, Asyad!" Ucap Zifa sambil mendelik tajam kearah Asyad.
..
"Amma, kita mau kemana?" Tanya Zifa kecil saat melihat semua tengah bersiap siap.

"Kita jalan jalan, sayang." Jawab Amma Fia lembut sambil mengusap pipi Zifa.

"Horeee, hiling. Zifa hiling sama keluargaaa," teriak Zifa kecil kegirangan.

"Healing, Zi. Bukan hiling," ucap Bang Faiz, saat itu ia berusia 13tahun.

"Suka suka Zifa lah, Bang Iz."
..
"Kamu siapa?" Tanya Zifa saat melihat seseorang terduduk disamping brankarnya.

"Ini Mama, Sayang." Ucap Mama reva sembari tersenyum tulus.
..
"Kamu tinggal sama Oma dulu ya, Sayang?"

"Emang Mama mau kemana?"

"Mama mau kerja, biar tuan putrinya Mama bisa beli snack sepuasnyaaa."
..

Flasback Off

Setelah ingatan itu hilang, karena saking pusingnya Fay ambruk ditempat yang ia dengar hanya teriakan Bang Faiz dari kejauhan.

"Zifaaa, sayang. Bangun, Zi." Ucap Faiz seraya menepuk nepuk pipi Fay yang kepalanya diletakkan dipahanya.

"Arsyad, tolong kamu supirin. Anter kami kerumah sakit FaNaz Hospital."

"Baik Bang, Mari." Lalu mereka masuk kedalam mobil.

Sedangkan Aliya dan Kak Zizil serta anaknya mereka menyusul dengan salah satu santri putra yang sangat dipercayai Faiz untuk menyupir.

Sesudah diperiksa oleh Dr. Khansa, ia pun keluar dari ruangan IGD menghampiri Faiz dan Arsyad

"Afwan, Ky. Ning Zifa terlalu keras mengingat tentang masa lalunya, hingga berakhir kondisinya kritis," ucap Dr. Khansa

"Astagfirullahal'adzim. Syukron Khansa,"

"Afwan, Ky. Khansa pamit undur diri, masih ada pasien yang harus Khansa tanganin,"

"Ah iya, silahkan Sa."

"Assalamualaikum, Mari" ucap Dr. Khasa sembari tersenyum ramah.

"Waalaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Arsyad dan Faiz.

Sudah 10hari Fay koma.

Semua keluarga A.Z saat mendengar Fay koma, mereka kembali ke aceh untuk melihat tuan putri keluarga Az-zahra.

Dibawah alam sadar Fay,

"Sayang, kamu harus kembali kedunia. Banyak orang orang yang menunggumu disana," ucap Amma Fia

"Tapi, Amma. Zifa suka disini, tinggal bersama Amma, Appa, Oma dan Opa."

"Kamu belum waktunya untuk ikut bersama kami, Zifa." Ucap Appa Fariz

"Tap-"

"Pulanglah, Sayang. Kamu lurus dan jika ada belokkan, belok ke kanan secara terus menerus," ucap Opa

"InSyaAllah, kita akan berkumpul di Jannah-Nya nanti," ucap Oma

"Baiklah, semoga. Assalamualaikum,"

"Waalaikumssalam warohmatullahi wabarokatuh,"

Dunia

"Aby, lihat tangan Kak'Fay bergerak,"

Dengan cepat Aby Farlan menekan tombol darurat.

Setelah diperiksa oleh Dr. Khansa, dan mengucakan bahwa beberapa menit lagi Fay akan siuman. Semua menghela nafas lega.

3 menit kemudian Fay sadar, dia masih mengerjap ngerjap kan matanya.

Saat matanya berhasil melihat dengan jelas, ia melihat Arsyad menatapnya lekat dan mengelus kepala Fay sembari duduk disamping brankar.

Sesudah mengumpulkan tenaga, dia terduduk membuat semua keluarganya menatapnya bingung.

Tanpa aba aba

'Plakk'
Fay menampar Arsyad hingga pria itu menoleh kesamping

"Kau lancang sekali, Gus!" Ucap Fay marah.

"Zifa, se-"

Ucapan Kak Zizil terpotong dengan cepat oleh ucapan Fay.

"KALIAN SEMUA PAHAM AGAMA KAN?!" Tanya Fay dengan membentak.

"TAPI KENAPA KALIAN MEMBIARKAN DIA?!" Menunjuk Arsyad, "MENYENTUH FAY DAN MENATAP FAY SEENAKNYA!"

"SENAKAL NAKALNYA FAY SAAT TINGGAL BERSAMA BUNDA MAUPUN ABY, FAY TIDAK PERNAH BERSENTUHAN DENGAN LELAKI YANG BUKAN MAHRAM!"

"FAY TAU DIA SEORANG GUS. TAPI APAKAH PANTES SEORANG GUS MENYENTUH SERTA MENATAP WANITA YANG BUKAN MAHRAMNYA?"

"KENAPA PADA DIEM? KALIAN GA BISU!, KALIAN PUNYA MULUT! JAWAB!."

"FAY TAU FAY NAKAL, TAPI FAY TAU BATASAN!"

Lalu Fay mengambil infusnya dan tas slempangnya yang berada diatas naskas.

"FAI-"

"SECARA TIDAK LANGSUNG. FAY MENJAGA DIRI FAY DENGAN BAIK, SEDANGKAN KALIAN SEPERTI MENCEMARI FAY DENGAN CARA SAMA SEKALI TIDAK MENCEGAH SAAT SI GUS ITU MENYENTUH FAY SEMAUNYA!"

'Brukk'

Setelah mengucapkan itu Fay menutup pintu kamar rawat dengan kencang, entah ia menuju kemana dengan tangan yang masih memegang air infusan.

Lalu memegat taksi, menuju danau.

Gus Nyebelin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang