Bab 1 - Masa lalu Fay

320 12 0
                                    

Flashback on

Jakarta, jl mawar no 19

Seorang gadis kecil berusia tujuh tahun tengah berlari menuju pintu

"Omaa!!" Teriak gadis kecil itu

"Ehh Zia, tuan putrinya Omaa," ucap seorang wanita tua yang baru saja turun dari mobil

"Oma, Omaa!!, Mamah sama Papah mana,?" Tanya Zia kecil. Sedari tadi kepalanya tidak bisa diam. Menoleh kesana kemari mencari sosok Mamah dan Papah yang sangat ia rindukan.

"Mamah sama Papah ga bisa pulang, sayang, mereka masih sibuk," ucap wanita tua itu, menatap Zia iba.

"Mamah sama Papah pasti sibuk kerja ya Ma, jadi gabisa pulang kerumah," ucap Zia dengan tatapan sendu.

"Kamu jangan sedih ya, nanti Mamah sama Papah pasti pulang kok," ucap wanita tua itu.

"Iya, Zia ga sedih kok, Zia kan kuat. Kata Bibi Maya, Zia ga boleh sedih, apalagi nangis, karna orang yang nangis itu lemah, gitu," ucap Zia

Wanita tua itu tertawa kecil melihat tingkah lucu cucunyaa. Ia menjadi tidak tega dengan cucu perempuan nya itu. Saat gadis kecil itu belum genap dua bulan. Orang tuanya sudah meninggalkan Zia kepadanya.

"Mamah sama Papah pulang nya kapan,?" Tanya Zia

"Oma juga gak tau," jawb wanita tua itu.

"Zia iri sama orang orang, mereka bisa ngerasainpunya orang tua, tapi Zia enggak bisa," ucap Zia dengan kepala tertunduk

"Cucu Oma ga boleh iri, kan masih ada Oma, Ibu, bunda sama Bi Maya yang masih sayang sama kamu,"

"Tapi kata temen aku,rasa disayang sama Mamah, Papah, itu beda sama rasa sayang disayang Oma, Ibu, Bunda, sama Bi Maya," sahut Zia

Wanita tua itu hanya terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Kita masuk aja yuk!!, Oma udah capek berdiri terus," ucap wanita tua itu, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ahh iya, Zia lupa kalo Oma masih berdiri, yaudah, yok kita masuk Ma," ucap Zia

Mereka melangkahkan masuk ke rumah besar. Walaupun besar, rumah itu hanya diisi dua orang dan beberapa pelayan.

Dari kejadian itu sampe Zia berusia tujuh tahun, orang tua Zia tidak pernah datang mengunjungi gadis itu.

Namun gadis itu tetap setia menunggu dengan senyuman. Dalam mata gadis itu selalu saja terpancar sebuah harapan untuk bertemu kedua orang tuanya.

"Hari ini, biar Zia yang ambilin minum untuk Oma, Bi Maya duduk aja," ucap Zia. Gadis kecil itu masih terlihat kekeh dengan pendiriannya.

"Iya deh, iya. Yang ngambilin minum nya Oma, Non Zia aja," Pasrah Bi Maya

Mendengar itu, Zia langsung berlari menuju dapur untuk mengambilkan minum untuk Omanya.

Saat berada didapur, gadis itu tak sengaja mendengar obrolan obrolan para pelayan.

"Tadi aku kira orang tuanya Non Zia bakal pulang, eh ternyata enggak lagi." Ucap pelayan 1

"Iya, kasian yah Nona kecil kita, pasti dia lagi sedih karna orang tuanya gak jadi datang lagi," ucap pelayan 2

"Kayaknya cerita yang aku dengar dari tetangga yang tinggal lama disini itu, bener," ucap pelayan 3

"Cerita? Cerita apa?!" Ucap pelayan 1

"Aku pernah dengar mereka bercerita kalo Nona Zia itu anak yang tidak diinginkan,"

"Maksud kamu anak haram!!"

"Bukan!, bukan anak haram, Nona Zia itu anak kandung Tuan dan Nyonya kok, tapi kehadiran dia yang tidak diinginkan."

"Maksudnya?!" Tanya pelayan 2 dengan raut bingung.

"Makanya dengerin dulu aku selesai cerita"

"Jadi seinget aku pas orang ngomong, Nyonya dan Tuan itu menikah karna dijodohkan, padahal mereka punya pasangan masing-masing, tapi karena perjodohan itu, mereka terpaksa berpisah dengan pasangan mereka. Mereka berdua melaksanakan pernikahan, tapi tidak saling mencintai. Sampai suatu hari Tuan mabuk, dan melakukan hubungan intim dengan Nyonya. Dan dari situlah Nona Zia bisa ada. Dan setahu aku, Nyonya pernah berfikir untuk menggugurkan kandungan, tapi Nyonya Besar melarangnya. Nyonya Besar minta agar Nyonya tetap mempertahankan janinnya, dan Nyonya mau. Tapi dengan syarat, Nyonya Besarlah yang merawat janin itu ketika lahir, bukan Nyonya,"

"Kamu dengar cerita itu darimana?"

"Saat aku pergi kewarung, aku enggak sengaja mendengar orang - orang membahas itu," ucap pelayan 3.

"Kayaknya yang diomongin mereka bener, karena aku juga tidak pernah melihat Tuan dan Nynya romantis, bahkan saat bertemu saja, mereka tak pernah saling tatap," ucap pelayan 2

"Aku jadi kasian sama Nona Zia, kalau gadis itu tau, pasti gadis itu akan sangat terpukul, saat tau, orang tuanya sendiri, ingin membunuhnya saat masih dalam kandungan,"

Tanpa mereka sadari, daritadi, Zia sudah mendengar itu dari awal sampai akhir.

Sebelum para pelayan itu sadar dengan kehadirannya, Zia langsung pergi dari tempat itu. Bahkan ia melupakan niatnya pertama kali kedapur, yaitu mengambilkan air untuk Omanya.

Saat berada diruang tamu, semua orang dibuat bingung dwngan ekspresi Zia. Tak ada lagi wajah ceria dari gadis itu, hanya ada wajah murung dan datar.

"Sayang!!, katanya mau ngambilin Oma minum, terus minumannya mana?"

"Ma, apa bener Mamah mau bunuh Zia saat zia masih dalam kandungan" tanya gadis itu

Oma Zia terkejut mendengar pertanyaan itu, begitu juga Bi Maya.

"Bi!!, Bi Maya orang paling lama yang kerja disini kan!!, bahkan Bi Maya udah kerja disini sebelum orang tua Zia nikah, pasti Bi Maya tau kan kejadian itu," ucap Zia

Omanya Zia, dan Bi Maya saling pandang untuk beberapa saat.

"Kamu tau dari mana?" Tanya Omanya Zia

"Itu gak penting Ma, Oma cuman harus jawab jujur aja, itu bener kan, bahkan tentang hubungan Papah sama Mamah yang humoris itu, yang sering Oma ceritain, itu cuman bohongkan!, padahal sebenarnya Papah sama Mamah itu gak saling mencintai" ucap Zia

Mereka berdua kembali kaget mendengar pernyataan itu dari Zia.

Omanya Zia menghela nafas panjang "Iyah, semua yang kamu bilang itu bener."

"Nyonyaa!!" Bi Maya menatap majikannya dengan wajah terkejut.

"Sudah, Biarkan Maya!!, bahkan sekuat apapun kita menutupi kebenaran ini, semuanya juga akan terbongkar suatu saat nanti," ucap wanita tua itu

Mendengar itu, Zia tersenyum getir. "Makasih udah mau jujur," ucap gadis itu.

...

Gus Nyebelin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang