12

190 20 0
                                    

selama perjalanan Yasmin memasang wajah murung, segitu banyaknya wanita yang menginginkan suaminya. dari banyak nya wanita kenapa suaminya memilih dirinya?
itu yang selalu ada di pikiran Yasmin.

Azmi yang menyadari perubahan wajah istrinya menatap heran. "hum? kamu kenapa sayang?" tanya nya sambil memegang tangan Yasmin.

"gapapa" Yasmin membuang muka ke arah lain.

Azmi merasa tidak yakin dengan jawaban Yasmin. rata rata perempuan begitu toh, bilangnya gapapa padahal kenapa Napa.

"ga baik bohong sama suami"

Yasmin bergelud dengan pikirannya sejenak. akhirnya dia menatap Azmi dari samping "nanti aja aku cerita" setelah itu Yasmin memjamkan matanya karna perjalanan masih jauh. akhirnya Azmi kembali fokus pada stir mobil dan jalanan.

***

setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, akhirnya sepasang suami istri itu sampai pada rumahnya.

"Yasmin? kamu ga mau mandi dulu?" tanya Azmi saat melihat Yasmin langsung merebahkan tubuhnya di ranjang empuk di kamar mereka.

"nanti, kamu duluan aja"
Azmi hanya menghela nafas, lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

setelah Azmi pergi ke kamar mandi, Yasmin menangis dibalik bantal yang menutupi mukanya.

"kenapa mas Azmi milih aku ya..? seandainya mas Azmi ga milih aku, pasti wanita wanita tadi ga berbicara seperti itu" Yasmin membuka bantal yang menutupi wajahnya lalu menatap ke langit langit kamarnya.

"tapi kalo mas Azmi ga milih aku, aku ga akan seberuntung sekarang"

Yasmin bergumam cukup lama hingga Azmi keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual mandinya.

"hum? mandi dulu yu, baru tidur" bujuk Azmi, ia masih mengenakan handuk di lilit di pinggang dn sebatas lutut.

"nanti, pake baju dulu sana ih! ga malu apa kayak gitu!?" ujar Yasmin kesal.

Azmi menuju lemari pakaian dengan tertawa gemas mendengar ocehan Yasmin. "kenapa malu si? kamu kan istriku. kalo kamu mau cobain aja nanti ketagihan deh" ucap Azmi dengan kekehannya.

blush...

wajah Yasmin memerah mendengar ucapan Azmi. tapi tunggu, ia tidak boleh terlena dengan ucapan Azmi.

"kamu tuh ya! mesum banget sih" Yasmin memalingkan wajahnya ke arah lain.

"mesum mesum gini kamu suka kaann" Azmi semakin gencar menggoda Yasmin, semakin wanita itu malu maka Azmi semakin senang

"apaan sih!! kamu mau tidur di luar malem ini hah!?" Yasmin mengeluarkan ancaman yang sangat ampuh untuk Azmi.

Azmi langsung terdiam, ia tak lagi menggoda Yasmin. "maaf maaf ga mau aku tidur luar, nanti siapa yang aku peluk?"

"sama bantal aja sana, ngeselin banget lagian" Yasmin melemparkan bantal ke arah Azmi, untung tertangkap.

"sayaaangg maaf, bercanda sayangg" Azmi mendekat setelah selesai mengenakan bajunya, lantas ia langsung memeluk Yasmin dengan sangat erat.

"maaf aku ga mau tidur luar, aku maunya peluk kamu, peluk bantal ga enak sayanggg" begitulah rengekan Azmi selama memeluk Yasmin.

"iya, iya. tidur dikamar sama aku. ok" Yasmin hanya pasrah baru juga diancam langsung nurut.

lama mereka berpelukan, Azmi melepas pelukannya dan memegang bahu Yasmin. "katanya kamu mau cerita humm?"

di tatap oleh Azmi membuatnya menunduk, tatapan dalam dan intens membuatnya tak berani menatap Azmi.

Yasmin menghela nafas, lalu menghembuskan nya kasar.

"kenapa kamu mau nikahin aku? sedangkan perempuan lebih baik dari aku banyak diluaran sana?" tany Yasmin dengan suara kecil namun masih terdengar di telinga Azmi.

"Karena kamu yang aku mau, bukan orang lain" jawaban singkat namun dapat membuat hati Yasmin berdesir hangat.

"kenapa aku? kamu ga mau sama wanita lain memangnya?" pertanyaan itu membuat dahi Azmi mengkerut.

"kamu itu ngomong apa sih?"

"maaf mas, aku cuma nanya.."

Azmi menghela nafas, lalu menatap Yasmin dengan sangat dalam, "Yasmin... aku milih kamu, bukan sembarangan langsung aku nikahin, enggak. walaupun kita di jodohkan, tapi bukan berarti memilih wanita lain"

"lagi pula, kalau kamu yang jadi jodoh aku, wanita wanita di luaran sana bisa apa?" Yasmin meresapi kata demi kata yang di lontarkan Azmi.

"mau wanita itu salto di hadapan mas, kalau mas ga mau ya tetap ga mau. cukup kamu aja, Yasmin.."

Yasmin berhambur pelukan dengan Azmi. meluapkan semua tangisnya di dada Azmi. hal itu cukup membuat Azmi heran, tapi ia tidak apa lalu membalas pelukan Yasmin untuk menenangkan wanita itu.

"hati aku sakit mas, sakittt!" Yasmin berucap dengan sesegukan di dada Azmi.

"katanya kamu ga pantes buat aku, katanya aku pelet kamu. hati aku sakitttt mas!"

"aku takut mas bakal nikah lagi... aku takut" tangis Yasmin semakin pecah saat mengatakan itu. membuat Azmi semakin panik karna istrinya menangis lebih kencang.

sungguh Azmi benar benar tak menyangka ada yang berkata seperti itu dihadapan istrinya. "sayang, jangan dengerin mereka. walaupun kita di jodohkan, tapi sekarang mas benar benar mencintai kamu"

Azmi menatap lekat mata Yasmin yang memerah, hidungnya juga memerah disertai ingus Azmi terkekeh geli melihat tampilan istrinya sekarang.

"sejak kapan mas??"

"sejak kapan apanya??" tanya Azmi bingung. Yasmin berdecak kesal melihat respon suaminya.

"sejak kapan kamu cinta sama aku?"

"sejak saat sah terucap, detik itu juga aku mencintai kamu"

Yasmin tidak bohong, sekarang ia merasakan debaran jantung yang sangat kencang. ia sendiri tidak mengerti, apakah ini cinta? atau hanya sekedar sayang?

"udah ya? bobok yuk udah malem, nanti kamu subuh susah dibangunin" ucap Azmi dengan kekehan diakhir ucapannya.

"yaudah ayo, aku ga susah di bangunin, tapi mata aku aja yang susah melek"

Azmi tersenyum, terkadang omongan dan tingkah laku Yasmin yang di luar nalar membuatnya bahagia.

Azmi menoel pelan hidung Yasmin, "itu setan sengaja, bikin kamu jadi susah melek karna gamau kamu solat subuh"

"astaghfirullah, pokoknya mas harus bangunin aku sampe bangun ya, paksa aku buat solat oke?"

"oke sayanggg" ucap Azmi tersenyum menampilkan deretan giginya.

"ayo bobok mas, mau sambil pelukk"

Mereka berdua merebahkan tubuh mereka di ranjang yang empuk, Azmi menyelipkan tangannya di bawah leher Yasmin sebagai bantalan, lalu merengkuh tubuh Yasmin masuk kedalam pelukannya.

"tidur ya sayang, baca doa nya dulu" Yasmin mengangguk, ia membaca doa lalu menutup matanya agar merem.

aku tau aku egois, aku meminta pada tuhan untuk membuat hatimu mencintaiku sepenuhnya. aku melakukan itu karena aku tau, cinta paling baik adalah mendoakan seseorang yang kamu cintai. tanpa sabar kamu ga akan ngerasain dahsyatnya sebuah doa, dan nikmatnya sebuah penantian.

di setiap musibah yang datang pasti ada hal baik yang dapat diambil. hadapi itu dengan sabar, ikhlas dan berdoa. Karena sejatinya usaha tanpa doa itu sombong.

aku tau, pasti ada hal baik yang di rancang oleh sang pemilik semesta untuk rumah tanggaku.

****

salam hangat dari author🤝🤝
vote nya ya kawan kawannn tercintaahh👉👈

PAPAYYYY

kalo suka sama cerita ini, bisa share okeyyy lop yuu


ya Humairah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang