chapter 2

402 37 7
                                    

HAPPY READING
-
-
-
-
tekan bintangnya duluu yaa!!

disebuah rumah bernuansa putih dengan dihiasi tanaman diluarnya menimbulkan kesan indah dipandang. disinilah Azmi. tengah duduk bersantai sambil memainkan handphone nya. dirinya tersenyum kala mengingat wanita menyebalkan tadi.

asik dengan dunianya sendiri, azmi sempat terkejut kala ada seseorang yang menepuk bahunya. "kenapa senyum senyum gitu?" tanya pria paruh baya sebut saja Hisyam. Abi dari Azmi.

Azmi tersadar, ah rasanya sangat malu. "gak ada apa apa bi"

Abi Hisyam yang tak percaya pun hanya menggeleng "punya cewek kamu, mas?" tanyanya.
Azmi menggeleng, ia menyimpan ponselnya kembali. "enggak, bi"

"bagus kalo gitu" alis Azmi menyatu seolah bertanya apa maksudnya "kenapa bagus?"

"ya bagus dong, Abi kira kamu ada cewek. takut takut pacaran" gelak tawa azmi terdengar jelas. mana mungkin ia mendekati sesuatu yang sudah jelas dilarang agama?

"gak punya pasangan kamu?" tanya Abi Hisyam. Azmi menggeleng "enggak, bi. belum ada yang cocok" alasan!

"sekalinya Nemu malah gak tau lagi kapan bisa ketemu. tapi amit amit deh!" gerutu batinnya.

"umur kamu sudah matang untuk menikah"

"Abi mau ngenalin kamu sama anak temen Abi, gimana?" jantung Azmi berdetak cepat. apakah ia akan dijodohkan? seandainya mereka tau, Azmi ini tak pernah mau dijodohkan!

"kamu tenang aja, kalo memang gak suka bisa ditolak. pokonya kenal dulu" ucap Abi Hisyam.

"kriteria anaknya gimana, bi?"

"anaknya itu, cantik , baik juga, tapi. kamu harus sabar sabar ngadepi nya" ucap Abi Hisyam disertai tawa diakhir kalimat. alis Azmi kembali menyatu "maksudnya apa?"

"bener, mas. harus sabar sabar. dia itu anak yang gak bisa dikasari sama sekali" sahut umi. sebut saja umi Fatma.

"nanti setelah kamu mengenalnya pasti tau" ucap Abi Hisyam. lalu beranjak pergi.

"bener itu, besok kamu ikut kita ketemu sama orangnya langsung, biar kamu bisa mengenalnya dan tau sifatnya" ucap umi Fatma. ia mengelus rambut hitam Azmi.

pikiran Azmi tertuju pada wanita yang ia temui tadi. ah bayang bayang ia takut dijodohkan dengan modelan seperti itu. "amit amitt yaallahh!! gak! gak mungkin dia. lagi pula Abi umi juga gak tau siapa dia kan" Azmi mengelus dadanya sabar. harap harap bayangannya itu tak benar. jika benar, bisa bisa ia akan sedikit menggila!

***

disisi lain...

"APA!?? BESOK??" Yasmin mengacak rambutnya. ayolah, hari ini ia bertemu dengan laki laki menyebalkan tadi. besok? akhh sulit dijelaskan.

"santai dong, jangan kaget gitu" ucap ayah Wijaya. "lagi pula kamu juga udah putusin pacar kamu itu kan?" Yasmin mengangguk.

"tapi yahh gimana yaa? Yasmin boleh nolak?" Wijaya mengangguk. "boleh, tapi dengan alasan yang jelas"

Yasmin melipat kedua tangannya di depan. "yaudah, kalo gitu Yasmin gak mau!!"

Wijaya menggeleng membuat Yasmin membulatkan matanya. "tadi katanya boleh nolak!!"

"tidak ada alasan yang jelas, jadi tidak boleh"

"lagi pula kamu belum liat orangnya kan? bunda yakin, kamu pasti bakal klepek klepek ngeliatnya" sambung Lina.

"ihhh pasti nyebelin, terus ngeselin, jelek, kalo dia jahat gimana? terus kalo dia main kasar gimana? atau nanti dia-" ucapannya terpotong. karena bunda Lina langsung menyumpal mulutnya dengan sepotong kue.

ya Humairah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang