Junapiya ♥ 10

74 23 18
                                    

“Tidak baik jika ada terlalu banyak yang membantu. Jadi, yang terbaik adalah percaya dan menunggu untuk mereka yang di depan dan di belakang”

-Kim Junkyu-

20:56

"Kenapa si Jaenudin hari ini keliatan beda ya? Apa jangan-jangan dia tersinggung sama ucapan papa tadi pagi?" monolog Vya.

Vya sedang duduk melamun seorang diri di ruang keluarga. Dengan keadaan televisi yang menyala di hadapannya.

Mendengar ada suara mobil yang terparkir di garasi, Vya langsung buru-buru mematikan tv, lalu bergegas masuk ke dalam kamarnya.

Sengaja menghindari sang papa. Tidak ingin mereka jadi saling mengadu argumen lagi. Karna persoalan kemarin mungkin tidak akan ada ujungnya.

"Gatau kenapa akhir-akhir ini gue males banget ngeliat papa." gumam Vya seraya menaiki kasurnya.

"Mending gue ngebucinin ayang kasep," tutur Vya sembari meraih ponselnya di atas lemari.

Saat Vya menyalakan ponsel, terlihat ada pesan masuk dari Juna yang kemudian ia buka.

______________

Junanya Piya♥

| Mo ngabarin kalo gw lagi nganterin
| barang
19.44

| Mayan jauh sekitar setengah jam
19.44

______________

"Yah, ga bisa ngebucin dong .. Terus gue mesti ngapain?" bingung Vya.

Tok tok tok!

Mendengar pintu kamarnya diketuk, dengan terpaksa Vya harus menuruni ranjang untuk membuka pintu.

Padahal biasanya ia jarang mengunci pintu kamar. Namun semenjak adanya perselisihan yang terjadi antara dirinya dengan sang papa, gadis itu jadi lebih sering mengurung diri di dalam kamar.

Ceklek!

Vya hanya mengeluarkan sedikit kepala untuk mengintip siapa yang mengetuk pintu.

Ternyata itu mama Dian. "Kenapa ma?"

"Sayang, keluar yuk. Papa bawain makanan kesukaan kamu tuh," ajak Dian lembut.

Ingin sekali rasanya Vya menolak. Akan tetapi, karena ini menyangkut makanan kesukaannya, Vya menjadi sulit untuk menolak. Walau Vya sendiri tahu bahwa ini mungkin jurus siasat papanya untuk mengambil hatinya.

Pada akhirnya Vya keluar dari kamar lalu mengikuti mamanya yang sedang berjalan menuju ruang keluarga. Di sana sudah ada Dirga yang duduk di sofa dengan pakaian kerja yang masih menempel di tubuhnya.

"Vya, ini papa bawain nasi bakar kesukaan kamu. Kamu makan ya," kata Dirga seraya mengeluarkan makanan itu dari dalam kantong plastik.

Vya diam. Kemudian duduk di samping mamanya yang duduk di pertengahan antara dirinya dan sang papa.

Dian memposisikan makanan itu di hadapan putrinya. "Nih, makan ya, sayang." ucap Dian.

Setelah itu Dian berdiri, lalu mengatakan, "Mama mau ke toilet dulu," kemudian berjalan ke arah toilet.

Suasana seketika menjadi hening. Vya mengambil remot lalu menyalakan televisi. Ibu jarinya sibuk menekan tombol remot, mencari siaran film yang bisa ditonton.

♥JUNAPIYA♥ | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang