Junapiya ♥ 25

84 10 4
                                    

"Gue gak nyangka kita beneran jadi suami istri. Gue kira itu cuma bakalan jadi angan-angan doang, Pi." ungkap Juna.

Mereka berdua kini sedang merebahkan diri di atas ranjang sembari menatap langit-langit rumah setelah seharian menahan rasa pegal dikarenakan menjadi mempelai pengantin.

"Sama, gue juga nggak nyangka kalo ternyata kita bakalan sama-sama lagi, Yang."

"Bentar, kita ganti panggilan jadi aku kamu aja gimana, Yang?" saran Juna.

"Agak canggung but okelah, markicob dulu," balas Vya.

"Yang, kamu ingat nggak waktu pertama kali kita kenalan?" tanya Juna sembari pikirannya memutar ingatan masa lalu.

"Waktu kenalan?" pikiran Vya mulai berkelana mengingat masa lalu.

"Waktu itu, di kantin, aku duduk depan kamu. Aku bawa bekal buatan Bunda. Pas mau makan, aku nggak sengaja ngeliat ke arah kamu yang ternyata lagi liatin bekal aku. Terus aku mikir nih orang kayanya ngiler sama bekal gue, sampe segitunya ngeliatin, berhubung aku udah tau nama kamu, jadi ya aku tawarin aja bekal aku ke kamu,"

Flashback part 1.

"Alvya, ini masakan buatan Bunda gue. Kalo lo mau nyoba boleh kok. Nih makan aja, atau mau gue suapin?"

"Eh?" Vya seketika tersadar bahwa dirinya sejak tadi begitu larut memperhatikan makanan milik Juna.

"Eh, nggak usah, gue lagi nungguin pesanan makanan gue,"

"Ooh .. Yakin nih gak mau nyoba?"

"Hehe yakin,"

"Serius?"

"Iya, serius,"

"Beneran? Udah nih lo makan aja, gue kebetulan belum laper," Juna pindah duduk di samping Vya kemudian memberikan makanan miliknya pada gadis itu. "Dimakan ya,"

Sementara Vya, dirinya sudah merasa malu dan salah tingkah, akan tetapi perutnya juga sudah terasa lapar. Mau tidak mau Vya akhirnya memakan makanan Juna.

"Nama lo Alvya kan?" Vya mengangguk.

"Kenalin nama gue Arjuna Ganta Reyanza, anaknya Bunda Nia." Vya hanya diam memperhatikan Juna, ia tidak tau harus berkata apa karena Juna pun sudah mengenali namanya. "Iya, gue tau gue ganteng. Santai aja ga usah malu-malu kalo sama gue," lanjut Juna dengan pedenya.

Menampilkan senyum kikuk sambil Vya berkata dalam hati, anjir, pede banget ya nih anak. Eh tapi emang ganteng sih.

"Lanjut gih makannya," kata Juna.

Vya pun melanjutkan makannya. Entah kenapa, Juna merasa tertarik untuk terus memandangi wajah putih nan mulus milik Vya. Bagaikan tersihir akan aura kecantikan yang terpancar dari wajah gadis yang sedang mengunyah itu.

Nih orang beneran manusia apa barbie sih, cakep banget buset. Nikahin aja apa ya?

"Gue boleh manggil lo Piya nggak? Biar akrab aja gitu, siapa tau ntar bisa jadi pacar," ucap Juna yang langsung membuat Vya jadi tersedak.

Juna lantas mengambil air mineral kemudian memberikannya pada Vya. "Eh, nih minum dulu,"

"Sorry ya gue ngomong gitu buat bercandaan doang," ucap Juna yang kemudian diangguki Vya.

"Tapi kalo mau beneran sih hayuk," kali ini Vya sampai melotot mendengarnya.

Flashback off.

Vya terkekeh. "Masih berasa gimana awkwardnya aku waktu itu. Kamu mah enak orangnya friendly, gampang bersosialisasi, jadi ngomongnya enteng banget kek nggak ada beban walau cuma bercanda,"

♥JUNAPIYA♥ | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang