Junapiya ♥ 17

45 8 1
                                    

“Sinar mentari telah hadir, tetapi sinar darimu lah yang akan selalu ku nantikan”

-Alvya Qeeana Gemilang-

Sesampainya di furniture store, Aji dan Vya masuk ke dalamnya untuk memilih sofa yang akan mereka beli.

"Lo duluan lah jalan kan yang perlu elo," kata Aji seraya berjalan ke belakang Vya untuk membiarkan gadis itu berjalan di depannya.

Vya hanya berdecak malas sambil mempercepat langkahnya menuju ke tempat dimana sofa-sofa berada.

"Buruan jangan lama-lama milihnya." ucap Aji pada Vya yang sedang memperhatikan sofa-sofa tersebut.

Vya langsung melirik tidak santai ke arah Aji sambil berkata, "elo aja yang milihin kan lo yang disuruh Papa .."

"Lah, kan butuhnya buat rumah elo, ya elo pilih sendiri lah.." balas Aji.

Vya memalingkan pandangan sambil menggaruk tengkuknya. Tiba-tiba jadi grogi. "G-gue nggak paham cara pilah-pilih sofa yang bagus itu gimana ..." ucapnya dengan suara pelan nyaris tak terdengar.

"Hah? Apa? Lo ngomong barusan?" tanya Aji memastikan. Merasa seperti mendengar Vya mengucapkan sesuatu.

Alih-alih menjawab, Vya malah menunjuk satu sofa berwarna coklat. "Yang ini gimana?" ia meminta pendapat pada Aji.

"Lo mau yang itu? Yaudah beli yang itu aja biar gak buang-buang waktu," kata Aji to the point.

"Gak ikhlas banget." kata Vya dengan pelan sembari merotasikan kedua bola mata.

"Lo ngatain gue?" tanya Aji merasa Vya mengatakan sesuatu tetapi tidak jelas.

"Enggak." sanggah Vya yang tak ingin Aji mengetahui apa yang ia ucapkan tadi.

Di tengah perjalanan menuju ke rumah seusai membeli sofa, netra Vya tanpa sengaja menangkap pemandangan yang cukup membuat hatinya tergores.

Tetapi anehnya, Vya sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pengendara motor di depan mobil Aji yang sedang melaju.

Bahkan hingga mereka sama-sama berhenti di lampu merah pun kedua mata Vya yang sudah berembun masih setia memandang ke arah pengendara motor yang kini berada tepat di samping mobil Aji.

Di sebelah kiri, dapat Vya lihat dengan jelas sosok sang mantan kekasih yang sedang membonceng seorang perempuan. Perempuan yang sepertinya terlihat seusia dengan mereka. Walaupun Vya tidak dapat melihat dengan jelas rupa dari wajah perempuan itu karena wajahnya ditutupi oleh kaca helm. Perempuan itu mengenakan helm yang biasanya Vya pakai. Maka, tidak salah lagi, perempuan itu pasti adalah orang yang pernah Vya lihat jalan bersama Juna tepat di hari yang sama ketika hubungan mereka berakhir. Saat mereka memutus hubungan. Tidak. Lebih tepatnya Junalah yang mengakhiri hubungan mereka.

Tentu saja sampai saat ini pun Vya masih belum berhasil untuk move on dari masa lalu. Karena nyatanya memang tidak semudah itu untuk bisa melupakan setiap kenangan menyenangkan yang pernah terjadi dalam kehidupan ini.

"Buset, gak ada angin gak ada hujan, kenapa lo tiba-tiba nangis?" tanya Aji saat ia menyadari gadis di sampingnya sedang berlinang air mata.

Vya menangis dalam diam dan tanpa berekspresi. Hanya air matanya yang mengalir berjatuhan. Bisa dibayangkan betapa rapuhnya perasaan itu. Dengan wajah yang masih setia memandang ke arah luar walau kaca mobil itu tertutup.

♥JUNAPIYA♥ | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang