Junapiya ♥ 16

43 8 3
                                    

Jika padamku menggelapkan duniamu, maka tenanglah, karena sang mentari akan hadir untuk menerangi duniamu kembali.”

-Arjuna Ganta Reyanza-

"Oh, jadi begitu ya, Jun?" Dian akhirnya paham setelah mendengarkan penjelasan langsung dari Juna yang sudah menceritakan tentang pertemuannya dengan Dirga kala itu.

Merasa bersalah atas apa yang sudah suaminya perbuat, Dian ingin meminta maaf untuk semua kata-kata tidak mengenakkan yang Dirga tuturkan pada Juna.  "Juna ... Atas nama Om, Ibuk benar-benar minta maaf untuk semua perlakuan tidak mengenakkan dari Om, ya .. Maaf sudah membuat kamu sakit hati.."

"Om begitu karna dia sayang banget sama Piya. Apalagi Piya kan anak kami satu-satunya. Kami cuma takut masa depan Piya tidak seindah dengan apa yang dia bayangkan.."

" ... Kamu beneran yakin mau nyerah gitu aja, Jun? Kamu nggak mau perjuangin Piya?" tanya Dian memastikan.

Juna menghela napas, kemudian tersenyum pasrah. "Mau, Buk. Tapi ... Juna sadar diri. Juna cuma orang biasa ..."

"Ibuk akan bantu kalo kamu memang masih ingin kembali bersama Piya, Jun.." tawar Dian.

Juna menggeleng singkat. "Nggak, Buk. Kayaknya Juna udah nggak bisa. Juna udah terlalu nyakitin perasaan Piya. Juna jahat, udah bikin Piya sakit. Juna takut bakalan ngecewain Piya buat yang kedua kalinya." ungkapnya dengan perasaan bersalah.

Juna menegapkan bahunya untuk berusaha tegar, lalu mengatakan, "Ibuk tenang aja, Juna bakalan berusaha buat ngelupain Piya. Semoga kondisi Piya segera pulih, dan juga, Juna harap Piya bisa ngejalanin hari-harinya dengan baik."

"Juna yakin, sebentar lagi Piya pasti bisa move on dari Juna. Juna pun begitu. Semoga nanti Piya bertemu dengan orang yang benar-benar tulus mencintainya."

Dian menyunggingkan senyuman mendengar ucapan Juna. Tangan kirinya terangkat untuk mengusapi pundak Juna, menyalurkan rasa kasih sayangnya pada lelaki itu. "Juna, makasih ya kamu udah jagain Piya dengan baik selama ini.. Semoga kamu juga akan menemukan kebahagiaan kamu secepatnya. Semoga kalian berdua dengan segera ketemu sama jodoh kalian masing-masing."

2 hari kemudian.

Rumah Sakit Cempaka.

"Kan udah papa bilang kamu nggak usah mikirin laki-laki itu. Lihat sekarang badan kamu jadi makin kurus. Dan kamu cuma bisa terbaring lemah di sini. Disuruh makan nggak mau. Hari-hari ngelamun nggak jelas mikirin orang yang udah nyakitin kamu." ceramah Dirga pada anaknya yang sedang terbaring lemas di brankar rumah sakit.

"Pa, udah dong Pa. Anaknya lagi sakit gini malah diceramahin. Lihat situasi dong." Dian menimpali perkataan suaminya yang bisa saja membuat Vya stres mendengarnya.

"Vya itu keras kepala banget, Mah. Dari dulu Papa udah bilang kan, kalo sifat Juna itu kemungkinan nggak jauh sama Papanya. Sekarang lihat nih akibatnya, bisa-bisanya dia tega nyakitin anak kita. Coba aja dari dulu kalian dengerin apa kata Papa." ya, seperti biasa, Dirga tidak akan mau kalah.

Pandai kamu, Mas. Padahal ini semua kan karna ulahmu ... Apa aku bilang aja ya sama Piya soal yang sebenarnya tentang Mas Dirga yang nyuruh Juna buat ngejauhin dia? Monolog Dian seraya menatap kesal sang suami, sampai Dirga keheranan melihat tatapan istrinya.

♥JUNAPIYA♥ | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang