Ingat, di dunia ini serba bisa, bukan serba cinta.
•••
Ruhi melangkah gontai.
Menuruni tangga menuju lantai bawah villa tempatnya menginap.
Lelah rasanya setelah berjalan seharian kesana-kemari.
Mengunjungi tempat-tempat menarik sekalian cuci mata.
Banyak koko-koko tampan berbau duit.
Ternyata, Bandung in another universe ini sangat mirip dengan yang ada kehidupannya dulu.
Rasanya seperti kembali menjadi Ruhia.
"Sayanggg!"
Vano memeluk pinggang ramping kekasihnya dari belakang.
Menyembunyikan wajah khas orang bangun tidurnya pada bahu sempit Ruhi.
Ruhi sempat tersentak.
Tetapi dengan cepat, ia tersadar dan langsung mengelus surai hitam si bocah manja itu.
"Vano mau sarapan?"
Yang ditanya mengangguk pelan.
Ruhi lantas menarik—tepatnya membopong Vano untuk duduk di meja makan.
Sedangkan, ia menuju dapur dan membuka kulkas.
Isinya?
Emergency.
Hanya ada air putih dan beberapa cola.
Tidak ada sesuatu yang dapat dimasak.
"Ruhi"
"Oh, hai. Vir"
"Ngapain?"
"Mau—"
"My baby honey sweety my love from the star, jangan ngomong sama kepala patung pancoran. Aku cemburu!"
Vano muncul dari balik dinding dengan tatapan setajam omongan netizen.
"Apasih gaje" Virgo mencibir dengan bibir maju beberapa kilometer.
Seperti tinggi Jisung NCT.
Gadis dengan outer biru laut itu menghela napas.
Ia kembali berbicara.
"Ruhi mau buat sarapan. Tunggu ya, bilangin sama yang lain. Ruhi beli bahan dulu di minimarket"
"Mau Vano temenin?"
"Nggak usah, deket kok"
"Oke, Vano temenin!"
Virgo memasang tampang heran bercampur cemooh.
Terus, untuk apa si T-rex tambang ini tadi bertanya?
"Bacot, nyet. Mending lo disini aja temenin gue ngitung beras" kata Virgo.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUHIA WITHOUT A
RandomApa jadinya jika jiwa seorang gadis muda nan ceria masuk ke dalam tubuh gadis lain yang sudah memiliki tunangan? 22/10/2021