"Aku tidak mau berurusan dengan Itoshi Sae."
Pernyataan tegas gadis berkacamata itu membuat rekan kerjanya mendesah kecewa. Ia tengah sibuk menulis artikel tentang sepak bola yang memuat mengenai Blue Lock Project.
"Oh, ayolah (Name)-chan sekali ini saja, ya?" Wanita dengan perut membuncit dikarenakan hamil itu terus memohon. Puppy eyes-nya berusaha menggoda agar rekan kerja yang terkenal killer ini mau membantunya.
"Naomi-chan aku benar-benar tidak bisa. Kau bisa minta tolong yang lain saja."
"Tapi (Name)-chan semua orang di kantor tampak sibuk dan hanya kau saja yang kelihatan lebih senggang."
(Name) memijit pelipisnya yang terasa berkedut. Sedaritadi enggan menatap rekan kerjanya ini, karena sebenarnya ia lemah jika dimintai pertolongan.
"(Name)-chan ini demi bayiku, aku harusnya segera beristirahat seperti kata dokter."
Si pemilik nama menghembuskan napas, kemudian tersenyum paksa. "Baiklah Naomi-chan aku setuju."
Naomi berteriak kegirangan tanpa sadar memeluk (Name). "Arigatou-nee (Name)-chan jasamu akan kuingat selalu dan kuceritakan pada putraku."
(Name) hanya mengangguk-angguk pasrah. "Ya, tidak masalah. Semoga lahiranmu lancar, Naomi-chan."
Pada akhirnya, wanita bersurai pendek sebahu itu mengalah. Tugas Naomi yang harus mewawancarai Itoshi Sae, kini beralih kepadanya.
"Hahh, aku lelah sekali." (Name) mengambil buku berisi semua pertanyaan-pertanyaan terkait wawancara dengan atlet pesepak bola terkenal itu.
Matanya menyipit pada sebuah pertanyaan. "Apakah Itoshi Sae yang terkenal ini memiliki kekasih?" (Name) sejenak berpikir. "Memangnya boleh menanyakan ranah pribadinya, selain tentang karir dan pencapaiannya saat ini?"
Kalau dipikir-pikir juga ya (Name) tidak peduli. Ia menyimpan kembali buku itu dan melirik jadwal wawancara bersama Itoshi Sae akan dilaksanakan besok.
Lagi, (Name) menghela napas berat. "Besok, ya? Aku sepertinya tidak punya waktu istirahat."
***
Mansion besar menjulang berdiri kokoh. Di ceknya kembali alamat yang tertera pada lembaran kertas di balik buku. Benar alamat ini menunjukkan kediaman Itoshi Sae.
Setelah menekan bel yang terdapat tepat di dinding sebelah kanan, berselang beberapa detik muncul seorang penjaga rumah mengantarnya ke salah satu ruangan, yang sepertinya merupakan ruang keluarga.
Bisa dilihat dari banyaknya bingkai foto keluarga terpajang, termasuk foto pribadi Itoshi Sae dan saudara laki-lakinya, Itoshi Rin.
(Name) memperbaiki letak kacamatanya dan hanya memperhatikan dari sofa bernuansa hitam itu. Seorang pelayan menghidangkan secangkir teh dan sepiring kue dengan beraneka ragam.
"Maaf membuat Anda menunggu Nona Jurnalis." Suara maskulin itu mengintrupsi.
"Ya, tidak masalah Itoshi-san. Jadi bisa kita mulai sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock || Lemon
FanficDISCLAIMER: -Warn!! 18+/21+ -NSFW CONTENT -Blue Lock x FemReader -ALUR TIDAK MENGIKUTI MANGA -IF YOU ARE MINOR DON'T READ THIS! Blue Lock © Muneyuki Kaneshiro & Yūsuke Nomura Start: 01-04-23 Finish: --