Deras rintik hujan jatuh membasahi gemerlap malam kota Tokyo. Angin berhembus cukup kencang menebarkan dedaunan. Di depan sebuah gedung apartemen mewah, terdapat seorang gadis tengah berdiri menatap lurus ke gedung pencakar langit dihadapannya.
Seakan tak peduli tubuh ringkihnya terkena tetes demi tetes air hujan. Langkah kaki berayun masuk ke dalam gedung. Bibirnya pucat sedikit bergetar karena hawa dingin malam.
Netra gelap menyorot kosong di depan salah satu pintu kamar apartemen. Tangannya terangkat guna menekan tombol bel beberapa kali. Sebelum akhirnya sang pemilik membuka pintu.
Dapat terlihat jelas keterkejutan di sorot netra teal lelaki itu. Gadis ini sangat berantakan. Sekujur tubuhnya basah dengan rintik-rintik air masih terjatuh di pakaian yang dikenakan.
"Rin ... aku--"
"Untuk apa kau menemuiku (Name)?" potong lelaki bersurai gelap itu. Memberikan sorot dingin penuh intimidasi.
Si pemilik nama menggenggam erat ujung bajunya. Berulang kali mengambil napas gugup. Bibir pucat gemetaran hendak mengatakan sesuatu.
"A-aku-- kumohon maafkan aku, Rin. Aku akan melakukan apapun untukmu, apapun itu." Akhirnya berbagai kalimat yang tersimpan di otaknya kini tersalurkan. Ia mendongak memberanikan diri bersitatap dengan netra dingin Rin.
Sebelah alis Rin terangkat. "Apapun?"
(Name) mengangguk cepat guna memperlihatkan keyakinan akan perkataannya.
Rin sedikit berpikir. Mempertimbangkan penawaran (Name) yang terdengar menggiurkan. Sebelum akhirnya mengeluarkan suara.
"Masuklah." Rin menyingkir dari pintu memberikan ruang lebih luas.
(Name) melangkah cepat sebelum Rin berubah pikiran. Setelahnya Rin menutup pintu berjalan mengambil sebuah handuk putih untuk diberikan pada (Name).
Di kamar mandi, (Name) berdiri sambil menikmati guyuran air hangat jatuh mengenai tubuhnya. Menunduk memikirkan banyak hal.
Hubungannya dengan Rin belum juga membaik. Rin salah paham karena mengira (Name) benar-benar mengkhianatinya dengan Shidou.
Padahal itu semua tidak benar. Ada yang menjebaknya entah siapa dan Rin lebih mempercayai pikirannya daripada penjelasan (Name).
(Name) menegang kala sepasang lengan kekar melingkar di pinggang rampingnya. Sentuhan terkesan agak kasar menyapu perut hingga naik meremas lembut buah dadanya. Dapat dirasakan deru napas memburu di ceruk lehernya.
Itoshi Rin memejamkan mata menghirup aroma khas sabun menguar di tubuh (Name). Menyesap kuat kulit leher gadis itu. Meninggalkan beberapa kecupan kemerahan. Beralih meraih rahang agar wajah cantik sang kekasih menghadap ke arahnya.
Tatapan keduanya saling terpaku. Satu tak terbaca, satunya lagi menyorot sendu. Rin menyesap bibir manis (Name). Melumat penuh nafsu sambil menahan kuat pinggang (Name) agar tak bergerak.
(Name) membalas lumatan kasar Rin. Mempersilahkan lidah Rin bergerak mengeksplorasi tiap dalam rongga mulutnya. Bahkan mengikuti permainan lidah Rin yang terkesan kasar penuh nafsu.
Amarah Rin mengambil alih tiap kali mengingat bagaimana Shidou mengurung (Name) dan menciumnya secara brutal seolah tak ada hari esok. Bibir suci (Name) telah ternodai oleh kecoak gosong kekurangan akhlak seperti Shidou.
"Ahh." (Name) tanpa sadar mengeluarkan desahan pelan kala merasakan kejantanan Rin memasukinya dari belakang. Bagian intinya terasa penuh dan sesak.
Rin menggerakkan pinggulnya merasakan ketatnya (Name) yang menjepitnya di dalam sana. Rintik air berjatuhan dari shower tak menghalangi pendengarannya akan desahan (Name). Terdengar sangat erotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock || Lemon
FanficDISCLAIMER: -Warn!! 18+/21+ -NSFW CONTENT -Blue Lock x FemReader -ALUR TIDAK MENGIKUTI MANGA -IF YOU ARE MINOR DON'T READ THIS! Blue Lock © Muneyuki Kaneshiro & Yūsuke Nomura Start: 01-04-23 Finish: --