WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.
KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS !!
-----
"Mau membagi semua sesakmu denganku, Elle? Karena aku sangat siap untuk mendengarkan semuanya."
Elle bungkam, ucapan Hoseok barusan benar-benar membuatnya seperti dipaksa menguliti luka lama. Rasanya seperti tengah berada di ambang jurang yang dalam dan Hoseok seperti sedang menawarinya untuk terjun dan tenggelam ke dalam jurang gelap tersebut. Sampai akhirnya Elle tersadar dan dengan mata nanar Elle pun menggelengkan kepalanya seraya melangkah mundur.
"Tidak ..."
Hoseok masih berdiri di tempatnya, menatap Ellea dengan ekspresi tak terbaca namun dia sangat tahu jika kini Elle sedang tidak baik-baik saja dan kemungkinan besar karena masa lalu mereka, masa lalu buruk karena Hoseok pernah membuat wanita itu sangat hancur bahkan nyaris kehilangan nyawanya, hingga dia pun mengalah dan kembali tersenyum meski hanya membentuk satu garis lurus.
"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu."
Elle tidak menjawab, hanya diam namun sudah tidak lagi menatap ke arah Hoseok. Bahkan saat pria itu berjalan keluar dari apartemennya pun Ellea tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari dinding berwarna putih polos itu. Sampai akhirnya suara pintu yang ditutup menjadi titik sadarnya dari lamunan.
"Ku harap aku dan Hoseok tidak akan pernah dekat lagi, Tuhan." Ellea meremas rambut tebalnya dengan kedua tangan, seketika lupa dengan suara perutnya yang mulai kembali terdengar karena kini kakinya sudah melangkah masuk ke dalam kamar.
Tidak jauh berbeda keadaannya dengan Hoseok yang kini bersandar pada dinding lift dengan netra yang menatap kosong pada pintu baja tertutup rapat itu, sementara pikirannya masih terhenti pada tatapan Ellea terakhir tadi. Netra indah yang menyimpan sejuta luka, netra indah yang dulu selalu menatap mesra ke arahnya dan kini hanya ada kilatan kecewa dan juga kehancuran.
Jika harus mengikuti kehendaknya, Hoseok ingin sekali memeluk tubuh ringkih itu dan melindunginya dari dunia yang sejak dulu terlalu jahat padanya—dia terlalu jahat padanya. Ya, Hoseok terkadang lupa jika dia ikut andil dalam luka Ellea, lupa jika dia adalah orang yang menorehkan luka terdalam pada wanita cantik itu.
"Aish" Ujung sepatu mahal milik Hoseok menendang kuat dinding lift hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring karena kesal dengan kesalahannya, semua kesalahannya. Sampai terdengar suara khas saat pintu lift terbuka membuat kakinya melangkah keluar menuju ke mobil mewahnya yang terparkir tak jauh dari sana.
Meski sudah berada di dalam mobilnya, Hoseok belum juga pergi dari sana. Kedua tangannya mencengkram kuat setir mobil dengan mata terpejam erat, dengan dahi yang menempel sempurna pada setir mobil berwarna gelap itu. Dia terus merutuki dirinya setiap kali teringat sorot mata Elle tadi, sungguh terlihat penolakan di sana dan itu melukainya. Bukan karena ego atau harga dirinya yang terluka, namun perasaannya. Selama lima tahun setelah mereka berpisah Hoseok tahu, Elle terluka olehnya hingga luka itu berhasil diobati oleh mendiang suami Elle namun Hoseok tidak tahu jika luka yang dia torehkan ternyata sebesar itu, ternyata sedalam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Lose Hope | Jhope
FanfictionSetelah menyia-nyiakan cinta tulus yang sudah pergi meninggalkannya, hidup Hoseok tak pernah lagi sama. Semua keindahan yang dulu selalu membuatnya bersemangat seolah terlihat sama dan tidak menarik sama sekali. Karena percikan semangat pria itu ha...