Chapter 5 - Eve and Uncle Hope

609 130 205
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS !!

-----

Dan dengan senyuman tulus yang menghiasi wajah tampan itu, Hoseok pun berucap ...

"Bahkan di tengah waktu paling sibuk sekalipun, aku akan tetap menyempatkan waktuku untuk kau dan Eve, Elle."

Elle memperhatikan bagaimana dada bidang yang mengintip dari celah baju berkerah V rendah yang dikenakan Hoseok bergerak cepat dengan keringat yang membasahinya, namun matanya langsung kembali beralih pada kedua netra yang kini membentuk bulan sabit terbalik itu karena senyuman lebar yang menarik kedua sudut bibir Hoseok.

"Paman?" Suara Eve terdengar di balik tubuh Elle yang masih berdiri di depan pintu, hingga terlihat sosok menggemaskan itu dengan senyuman lebarnya menyambut Hoseok. "Paman datang ..."

Dan Hoseok dengan cepat menekuk kedua kakinya seraya merentangkan kedua tangannya dengan lebar. "Hai, Nak. Merindukan Paman?"

Eve masih bergelayut pada kaki Elle sambil mengangguk malu sementara Hoseok masih menunggu Eve masuk ke dalam pelukannya dengan senyuman hangat yang terlihat sangat indah.

"Peluk Paman kalau rindu." ucapnya dengan nada yang terdengar sangat menyenangkan hingga membuat gadis kecil itu mendongak untuk menatap ibunya, menunggu anggukkan dari Elle dengan penuh harap, dan setelah Elle mengangguk, sambil tertawa cekikikan Eve pun berjalan pelan kemudian masuk ke dalam pelukan Hoseok yang dengan cepat memeluknya.

"Rindunya sebesar apa?"

Evelyn membentuk bulatan dengan kedua tangannya kemudian tersenyum malu sambil menggigit ibu jarinya dan Hoseok pun memeluknya lebih erat dengan suara tawa yang terdengar lebih kuat dari yang pertama.

"Paman jauh lebih besar dari itu, rindunya besar sekali." sahut Hoseok yang ikut menirukan Eve dengan membentuk bulatan dengan kedua tangannya. Sementara Elle hanya diam tertegun melihat interaksi keduanya yang semakin akrab dan dekat. Dia baru tersadar saat Hoseok menatapnya intens dengan suara tawanya yang perlahan memudar.

"Kau, baik-baik saja, Elle?" Hoseok dengan sangat jelas melihat mata Elle yang terlihat sembab dan sangat yakin jika mantan kekasihnya ini baru saja menangis, entah karena apa Hoseok tidak tahu penyebabnya, dan Ellea hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Masuklah, aku akan memasak makan malam." Elle berbalik meninggalkan Eve dan Hoseok yang masih saling berpelukan itu di depan pintu yang terbuka lebar, dia tidak ingin berlama-lama di sana karena Hoseok yang tak henti-hentinya menatap dan itu membuatnya cukup ... goyah.

"Ayo, Nak. Kita masuk ke dalam," Hoseok beranjak dari posisinya dengan menggendong Evelyn di dalam dekapannya dan berjalan masuk ke dalam kemudian menutup pintu dengan kakinya, seperti kebiasaannya saat bersama Ellea dulu. "Di luar dingin."

Don't Lose Hope | JhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang