***
19 May 2014Anak Laki-laki dengan hoodie berwarna hijau itu berjalan dengan riang, tak henti-hentinya ia bersenandung. Hari ini suasana hatinya sangat amat baik, ia sangat bahagia karena ayahnya akan segera kembali pulang setelah sekian lama bertugas. Sudah menjadi resiko bagi keluarga mereka untuk siap ditinggalkan karena sang ayah yang sering kali terbang. Ya, ayahnya adalah seorang pilot.
Ia berlari saat merasakan tetesan air yang jatuh dari langit, tapi sedetik kemudian anak laki-laki tersebut terhenti saat ia melihat sesuatu.
"Hei, kamu- kamu kenapa diam disini? Disini kan hujan?" Ia merasa aneh pada anak perempuan itu, jika semua orang berteduh untuk melindungi diri dari hujan, lain dengan gadis ini yang terlihat sangat menikmati setiap tetesan air yang membasahi tubuhnya.
Ia melihat anak perempuan tersebut mendongak.
"Aku suka hujan." Ungkapnya tiba-tiba."Hah?" Ia tak mengerti, dia bertanya apa tetapi anak perempuan itu menjawab apa.
"Aku suka hujan, jadi aku disini karena suka hujan." Ulang anak perempuan itu.
"Oh gitu, tapi kan nanti kamu bisa sakit." Ujar anak laki-laki tersebut.
Anak perempuan itu tersenyum lalu berkata.
"Gak papa, sakit hanya sesekali, tapi momen seperti ini gak bisa diulangi.""Bisa kok, kan masih ada hari besok." Balas si anak laki-laki.
Lagi-lagi anak perempuan itu tersenyum. Kenapa dia terus-terusan senyum, kan jadi serem batin anak laki-laki tersebut.
"Iya, besok memang bisa diulang, tapi keadaan dan suasananya pasti berbeda." Ujarnya.
"Aku gak ngerti, kamu mirip banget sama mama aku, bahasanya aneh." Keluhnya.
Ternyata ada juga yang sama seperti ibunda tercintanya itu.
"Pasti mama kamu orang yang pintar." Kata anak itu.
"Iya! Mama pintar, baik juga, kamu juga mirip sama mama. Bahasanya aneh, terus suka hujan juga. Wah!! Keren banget!" Seru anak laki-laki itu. Ia sangat antusias ketika menemukan seseorang yang mirip dengan ibundanya.
Anak perempuan itu tertawa kecil, lihatlah anak itu, ia sangat antusias dengan wajah cerianya, andai.... Andai ia bisa seperti itu.
"Kamu sangat ceria."
"Mama bilang, katanya aku harus selalu ceria soalnya kalau ceria itu udah pasti bahagia." Jelas anak laki-laki itu.
"Kalau ceria sudah pasti bahagia?" Tanyanya.
"Iya."
"Kamu dari mana, kok pakai bajunya gitu?" Tanya anak laki-laki itu, ia meneliti penampilan anak perempuan didepannya. Tampilannya seperti sudah berpesta.
"Hari ini aku beli kue." Jawab anak perempuan itu dengan tersenyum.
"Buat apa?"
"Ya untuk dimakan."
"Aku tau, tapi buat apa kamu beli kue hujan hujan begini." Terangnya.
"Untuk merayakan ulang tahun ku."
"Wah! Kalau gitu, selamat ulang tahun!" Seru anak itu.
"Terimakasih, kamu yang pertama kasih aku ucapan."
"Kalau gitu, ayo sekarang kamu tiup lilin- em dimana ya, nah! di gazebo itu." Tunjuk nya pada sebuah gazebo kecil.
Anak perempuan itu mengangguk mengiyakan, ia bahagia hari ini. Ternyata masih ada yang mau mengucapkan selamat kepadanya.
"Aku-"
"Aduh, aku gak bisa nyanyi, kalau kamu paksa juga aku gak mau."
"Aku tidak minta untuk dinyanyikan, tapi aku ingin berterimakasih. Terimakasih untuk ucapan selamatnya, itu sangat berarti." Ucap anak perempuan itu dengan senyum lebar.
"Ok, sama-sama." Balas anak laki-laki itu sembari membentuk jari nya menjadi simbol OK.
"Tapi hari ini aku tidak bisa lama-lama, aku harus pulang." Ucap anak perempuan itu.
"Oh iya ya, kamu harus pulang, nanti kamu dicariin sama orang tua kamu."
Sedangkan anak perempuan itu hanya tersenyum, mana mungkin batinnya.
"Kalau gitu ayo aku antar, biar aku bisa jalan-jalan juga." Tawar anak laki-laki itu.
"Tidak perlu, rumah ku jauh, nanti saja." Tolak nya.
"Yah... Yaudah deh gak papa." Anak laki-laki itu mengeluh, padahal ia hanya ingin jalan-jalan. Tidak apa-apa walaupun jauh.
"Maaf."
"Aku pergi dulu." Pamit anak perempuan tersebut.
Anak laki-laki itu tersenyum lalu melambai-lambai kan tangannya. Seakan teringat sesuatu, ia pun langsung berteriak.
"Hei, ngomong-ngomong nama kamu siapa?" Teriaknya.Anak perempuan itu berbalik.
"Aku Naladhipa Prianka Gantari.""Nama kamu bagus! Bakal aku inget, nama aku Niscala Dipta Bhagawanta." Seru anak tersebut.
"Terimakasih, kamu juga."
"Ok, kalau gitu sekarang kita teman ya!" Teriakkan anak laki-laki itu sangat keras.
Sesaat anak perempuan itu terdiam. Benarkah? Benarkah ada seseorang yang ingin berteman dengannya, ini seperti mimpi, tapi tak dapat dipungkiri bahwa saat ini ia sangat bahagia dan merasa berarti.
"Hei kita teman kan?!" Anak laki-laki itu kembali berteriak karena melihatnya terdiam.
Hening beberapa saat, hanya terdengar suara rintik hujan. Tapi tak lama anak perempuan tersebut tersenyum, senyum yang sangat jarang terlihat, senyum penuh ketulusan.
"Iya, kita teman!" Ia balas berteriak.
Hari itu, hari pertama pertemuan mereka. Hari dimana awal pertemanan mereka, hari dimana anak perempuan itu merasa dirinya cukup berarti. Ia sangat bahagia. Baginya, anak laki-laki itu teman terbaik selamanya untuknya.
***
Gimana kesan pertama kalian setelah baca chap pertama?
Bosan?
Gemes?
Or
Seru?
Jangan lupa buat inget rulesnya yaa!😻
So, enjoy reading guys😽
Emoji kucing itu kesukaan aku, jadi jangan bosen kalau setiap akhir chapter selalu ada emoji kucing yaaa😺😼
KAMU SEDANG MEMBACA
When Everything Changes
Novela JuvenilSemuanya bermula ketika dua orang dipertemukan namun berakhir dengan kata persahabatan. Si gadis penyuka hujan dan laki-laki pemilik senyuman teduh. Takdir seolah mempermainkan sang gadis, ketika dia sadar bahwasanya dia memiliki sebuah rasa dan den...