adelio selalu menyayangkan pandangan orang-orang yang menganggap emosi sedih dan pengekspresiannya adalah sesuatu yang memalukan. coba, bukankah hampir semua orang selalu merasa malu apabila menangis di tempat umum atau sekedar menunjukkan mata sembab mereka ke khalayak? silakan koreksi adelio, tapi bukankah sedih dan tangis sama-sama emosi yang dirasa manusia, seperti halnya bahagia dan senyuman?
maka dari itu, meski adelio sempat beku ditempat, melihat ashel tiba-tiba menangis di depanya, bukan pertanyaan kenapa yang muncul, melainkan pemahaman bahwa gadis itu memang tengah mengalami situasi yang sulit.
kendati begitu, ada ketidakberdayaan yang tumbuh pada benak adelio sebab lelaki itu tidak mempunyai kuasa untuk melakukan apa pun. setidaknya, untuk membuat ashel merasa bahwa gadis itu tidak sendiri. konyol, bukan? padahal adelio sekedar mengenalnya sebagai pelanggan setia.
bro, kafe rame nggak?
ujan deres banget
mager kali orang-orang keluaroke sepi ya berarti
yaudah tutup ajalah del
hemat listrikmasih ada satu orang
masa gua usir?ya kaga lah bego
begitu orangnya pergi langsung tutup aja
ujannya gak bakal abis kayaknyapercakpan itu terjalin dua jam yang lalu. sekarang deretan angka di ponsel adelio menunjukkan 20.00. kafe 'kalau' biasanya tutup jam sembilan malam dan itu berarti tersisa satu jam lagi.
adelio mengintip ashel yang kini tengah berjibaku dengan laptop seperti biasanya, cuma kali ini dengan mata nanar dan memerah, sisa tangis yang cukup lama sebelumnya. sumpah, sebenarnya hari ini terlalu mengejutkan bagi adelio dan tentu saja gadis itu pemeran utamanya.
satu jam pun tidak terasa. gerimis masih betah berkunjung diluar.
ashel untungnya sadar akan waktu; ia membereskan laptop nya dan bersiap untuk pergi.
adelio menelan ludah, lelaki itu melirik paperbag cokelat yang tergeletak di sebelah kakinya. sejujurnya, sedari tadi kepalanya memikirkan sesuatu karena adelio tak tahan bersikap tidak acuh. hatinya tidak mampu.
membulatkan tekad, adelio menelan ludah lagi. sebelum tangan gadis itu menggapai gagang pintu, adelio mencegahnya.
"eh, tunggu."
mata mereka pun bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take it Away (Delshel) [End]✓
Fanfiction[Completed] Kau singkirkan semua bebanku, beban yang menyesakkan dadaku-kenapa kau tidak mengambil hatiku juga? Disclaimer! Typo Fiksi Genderswitch ©kapikdnzr, 2023